Bouncer menjadi salah satu perlengkapan Si Kecil yang umum digunakan. Di usia berapa bayi aman menggunakan bouncer, ya?
Hal ini penting dipahami orang tua guna menghindari risiko-risiko berbahaya seperti jatuh dan cedera. Termasuk untuk menghindari penggunaan bouncer saat bayi tidur atau menyusu, karena berisiko menyebabkan SIDS.
SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) adalah kematian bayi yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak diketahui penyebabnya, terutama pada bayi di bawah usia 1 tahun.
Dikutip dari Web MD, bouncer bayi juga dikenal sebagai jumper atau exercise jumper. Ini adalah perlengkapan bayi yang memiliki tempat duduk dengan pegas atau karet elastis. Cara penggunaannya yakni dengan memposisikan bayi duduk, kemudian biarkan mereka bermain.
Penggunaan bouncer mendorong bayi untuk mengenali lingkungan sekitar, lebih bebas menggerakkan kaki, dan berlatih menyeimbangkan diri dengan memantul.
Sebagai salah satu contoh, ada salah satu jenis bouncer yang dilengkapi dengan rangka eksternal dan dudukan gendongan. Tempat duduk ini memungkinkan bayi untuk diayun sambil mendorong kaki mereka dari lantai.
Manfaat bouncer bayi
Manfaat bouncer salah satunya dapat menarik dan menstimulasi bayi. Kursi ini memberi bayi tempat yang nyaman dan aman untuk bermain dan bersenang-senang.
Selain itu, saat Si Kecil bermain di bouncer, Bunda bisa memiliki sedikit waktu luang untuk istirahat sejenak atau melakukan hal-hal lain, sambil tetap mengawasinya.
Manfaat lainnya yakni penggunaan bouncer juga memberi bayi stimulasi, termasuk membantu mereka menggerakkan kaki dan mengayunkan tubuh. Hal ini dapat membantu menstimulasi telinga bagian dalam bayi, yang memberi tubuh rasa arah dan keseimbangan.
Kendati demikian, perlu dipahami bahwa bouncer tidak serta-merta meningkatkan fungsi otot atau membantu berjalan ya, Bunda.
Batas usia bayi menggunakan bouncer
Rekomendasi umum batas bayi menggunakan bouncer adalah saat tubuh bayi sudah tidak muat lagi, biasanya setelah mencapai berat sekitar 9 kg atau saat ia sudah dapat duduk sendiri dengan nyaman. Pada titik ini, ada risiko bayi dapat menjatuhkan bouncer saat mereka duduk atau berguling sendiri.
Bunda dapat mengurangi risiko ini dengan memasang tali pengaman bouncer pada bayi, tanpa memandang usia. Namun saat anak bertumbuh semakin kuat secara fisik, mereka mungkin akan mulai senang mencoba untuk melepaskan dirinya sendiri dari kursi.
Jadi, patokan utamanya bukan melulu dari berat badan bayi ya, Bunda. Jangan lupa untuk selalu memeriksa rekomendasi khusus dari produsen yang tertera dalam kemasan bouncer, karena ambang batas berat maksimal bisa bervariasi.
Kapan bayi gunakan bouncer atau jumper?
Dikutip dari Healthline, bouncer memiliki kursi miring yang biasanya dirancang dengan rangka stasioner dan dilengkapi penahan untuk memastikan bayi tetap aman.
Baik melalui gerakan bayi atau daya, yang biasanya dari baterai, bouncer dapat mengayunkan Si Kecil dengan lembut dan berfungsi sebagai mekanisme yang menenangkan.
Tempat duduk bouncer secara umum memanjang melewati kepala dengan menyangga leher penuh. Maka dari itu, penggunaan pada bayi baru lahir bisa dilakukan untuk waktu yang singkat di bawah pengawasan penuh orang tua.
Namun supaya lebih aman, sebaiknya penggunaan bouncer dilakukan sampai usia 6 bulan saja. Pastikan Bunda juga memeriksa batas usia kursi bouncer bayi saat membeli bouncer.
Setelah bayi dapat duduk sendiri, mereka mungkin sudah tidak lagi memerlukan jumper atau bouncer. Kursi bouncer juga mungkin sudah tidak aman setelah bayi semakin tumbuh pesat dan bertambah berat badan.
Tips memilih bouncer yang tepat untuk bayi
Ilustrasi Baby Bouncer/Foto: iStock
Selain memastikan bahwa bayi sudah siap secara perkembangan atau memiliki berat yang tepat untuk bouncer atau jumper, Bunda juga harus mempertimbangkan tips memilih bouncer yang tepat untuk bayi.
Bunda dapat membeli bouncer bayi dari toko perlengkapan bayi, yang saat ini sudah tersedia berbagai jenis model. Ada yang dilengkapi dengan mainan dan berwarna-warni menarik juga.
Pastikan Bunda melakukan riset dan membeli bouncer yang sesuai dengan kebutuhan, cocok untuk bayi dan rumah, serta mematuhi standar keselamatan yang tepat. Berikut beberapa tips memilih bouncer yang tepat untuk bayi:
1. Pengaman
Bouncer untuk bayi harus memiliki kunci atau mekanisme pengereman yang tepat. Pastikan juga untuk memeriksa kursi untuk mengetahui apakah ada tepi yang tajam atau kerusakan sebelum membelinya.
Kemananan menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan orang tua. Ingat, dokter anak tidak menganjurkan penggunaan kursi goyang sebagai tempat tidur utama bayi, karena posisi miring dapat menyebabkan SIDS.
2. Kenyamanan
Utamakan memilih bouncer yang tepat secara ergonomis dapat menopang tubuh bayi. Carilah produk bouncer yang memiliki topangan lembut untuk kaki bayi.
3. Mudah dirakit dan dipindahkan
Seberapa mudahkah memindahkan bouncer dari satu ruangan ke ruangan lain? Hal ini juga penting mengingat sering kali ada kebutuhan lain saat bayi perlu berpindah, misalnya dari kamar tidur ke tempat bermain, guna menyesuaikan dengan aktivitas Bunda.
4. Kebersihan
Perhatikan kain penutup bouncer, apakah dapat dilepas dan dicuci? Lalu apakah pencuciannya bisa dengan atau wajib dengan tangan saja? Ini juga termasuk sebagai faktor-faktor yang memudahkan Bunda saat memakaikan pada Si Kecil nanti.
5. Mainan tambahan
Beberapa bouncer dan jumper memiliki ekstra mainan dan hiburan, seperti ada suara dan gerakan. Meski terkesan biasa, hal ini bisa membantu memberikan stimulasi tambahan dan menghibur bayi saat sedang bosan.
Namun, perlu diingat, tetap ksombinasikan waktu bermain bayi di bouncer dengan banyak bermain di lantai dan tummy time.
Demikian ulasan tentang usia berapa bayi aman menggunakan bouncer. Jika Bunda masih ragu untuk memberikan bouncer pada Si Kecil, konsultasikan terlebih dahulu dengan lebih detail ke dokter, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)