Jakarta -
Perlekatan yang salah saat menyusui tidak saja membuat ketidaknyamanan, tetapi juga berbagai hal lain yang perlu diwaspadai. Cari tahu apa saja beragam risiko bila perlekatan menyusui salah yuk, Bunda.
Banyak ibu baru bermasalah dengan perlekatan menyusui sehingga mengalami luka pada payudara. Karenanya, penting sekali menerapkan perlekatan yang baik ketika menyusui agar Bunda dan Si Kecil merasa nyaman.
Mengenal perlekatan menyusui
Belajar menyusui memang tidaklah mudah dan menguasainya dalam sekali praktik. Dibutuhkan waktu, latihan berulang, dan juga kesabaran dari para ibu. Dengan menemukan teknik keterikatan yang cocok untuk Bunda dan Si Kecil dapat membuat perbedaan besar nantinya.
Sebagai ibu baru, wajar saja ketika Bunda kurang menguasai perlekatan saat menyusui. Bahkan, ibu yang memiliki lebih dari satu anak pun sering kali mengeluhkan proses menyusui yang dilewatinya.
Banyak orang berasumsi bahwa menyusui terjadi begitu saja secara alami. Padahal, momen ini adalah proses pembelajaran bagi banyak ibu dan juga bayi. Sama halnya saat mempraktikkan perlekatan saat menyusui, mungkin Bunda akan mengalami trial error hingga pada akhirnya menemukan posisi yang pas untuk perlekatan maksimal.
Dengan posisi dan perlekatan saat menyusui yang baik pada payudara maka proses menyusui dapat berjalan efektif. Hal ini juga memungkinkan terjadinya kenyamanan ibu saat menyusui, perkembangan dan pemeliharaan pasokan ASI, pemindahan ASI yang efektif dan pertumbuhan bayi yang optimal, dan lainnya seperti dikutip dari laman Gpifn.
Jika terjadi masalah payudara, kesulitan menyusui, atau pertumbuhan yang terhambat, prinsip pertama menyusui ialah meninjau posisi dan perlekatan sebagai bagian dari proses diagnostik.
Rujuk ibu dan bayi untuk penilaian menyusui oleh praktisi yang memiliki keterampilan yang sesuai, dengan observasi pemberian ASI yang lengkap.
Mengingat menyusui merupakan perilaku yang dipelajari oleh masing-masing ibu dan bayi, perhatian pada posisi dan perlekatan yang benar sangat penting pada hari-hari dan minggu-minggu awal.
Hal ini dapat membantu untuk segera mencapai kenyamanan ibu saat menyusui, memfasilitasi perkembangan suplai ASI yang optimal dan dengan demikian meningkatkan potensi untuk menyusui dalam jangka panjang.
Prinsip-prinsip berikut dapat dipraktikkan guna membantu posisi dan perlekatan bayi yang baik saat menyusui:
- Temukan posisi yang nyaman untuk menyusui.
- Peluk bayi dengan erat, menghadap payudara dengan bahu dan tubuhnya dalam garis lurus serta lehernya ditopang tetapi kepalanya bebas untuk bergerak.
- Peluk bayi dengan hidungnya berlawanan dengan puting susu.
- Puting susu dapat diusap ke bibir bayi untuk mendorong mulut bayi agar terbuka.
- Tunggu bayi menjulurkan lehernya dan membuka mulutnya lebar-lebar.
- Saat mulut terbuka lebar, dekatkan bayi ke payudara dengan dagu menyentuh payudara terlebih dahulu, diikuti oleh bibir bawah dan lidah di dekat tepi luar areola.
- Bibir atas harus menempel di atas puting susu sejauh mungkin.
- Areola yang terlihat di bawah dagu harus lebih sedikit daripada di atas puting susu.
Penting untuk dicatat bahwa bayi menyusu dari payudara, bukan dari puting susu. Jika bayi hanya mengisap puting susu, hal ini akan menyebabkan rasa sakit, retakan, dan perdarahan. Jika perlekatan pada payudara baik, puting susu akan bersentuhan dengan langit-langit lunak bayi di dalam mulut, dan menyusui akan terasa nyaman bagi ibu.
Beragam risiko bila perlekatan menyusui salah
Perlekatan menyusui yang salah sedianya bisa menimbulkan beberapa masalah pada Bunda. Di antaranya yakni dapat menimbulkan nyeri dan kerusakan pada puting susu ibu. Atau, bayi mungkin tidak mengeluarkan ASI secara efektif, yang dapat menyebabkan pembengkakan payudara.
Bayi mungkin tidak puas setelah menyusu dan ingin menyusu terlalu sering atau dalam waktu yang sangat lama. Bayi mungkin mendapat terlalu sedikit ASI dan tidak bertambah berat badan, atau ASI mungkin mengering. Semua masalah ini dapat diperbaiki jika perlekatan dapat ditingkatkan.
1. Bunda akan merasa nyeri karena puting payudara retak bahkan mungkin berdarah.
2. Bunda bisa merasa trauma karena takut menyusui. Merasa itu pengalaman yang tidak menyenangkan.
3. Bayi tidak mendapat cukup ASI. Bunda merasa ASI-nya tidak cukup sehingga rentan stres.
4. Karena payudara tidak dikosongkan secara efisien, kurangnya rangsangan menyebabkan berkurangnya produksi ASI.
Tanda bayi sudah menyusu secara efektif
Bayi menyusu secara efektif jika ia menyusu dengan isapan yang lambat dan dalam dan terkadang berhenti. Bunda mungkin melihat atau mendengar bayi menelan.
Jika Bunda dapat mengamati bagaimana menyusui berakhir, cari tanda-tanda bahwa bayi merasa puas. Jika merasa puas, bayi melepaskan payudara secara spontan (artinya, ibu tidak menyebabkan bayi berhenti menyusu dengan cara apa pun). Bayi tampak rileks, mengantuk, dan kehilangan minat pada payudara.
Bayi tidak menyusu secara efektif jika ia hanya menyusu dengan cepat dan dangkal. Bunda mungkin juga melihat gerakan ke dalam pada pipi. Bunda tidak melihat atau mendengar suara menelan. Bayi tidak merasa puas di akhir pemberian ASI, dan mungkin gelisah. Ia mungkin menangis atau mencoba menyusu lagi, atau terus menyusu dalam waktu lama seperti dikutip dari laman Open.edu.
Bayi yang tidak menyusu sama sekali tidak dapat menyedot ASI ke dalam mulutnya dan menelannya. Oleh karena itu, ia tidak dapat menyusu sama sekali. Jika hidung tersumbat tampaknya mengganggu proses menyusui, Bunda harus membersihkan hidung bayi. Kemudian periksa kembali apakah bayi dapat menyusu dengan lebih efektif.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)