5 Contoh Aksi Kesetaraan Gender untuk Diajarkan ke Anak

5 hours ago 2

Jakarta -

Kesetaraan gender bukanlah permasalahan yang hanya perlu diketahui oleh orang dewasa, Bunda. Justru, nilai-nilai kesetaraan gender ini perlu ditanamkan pada anak sejak mereka usia dini.

Kesetaraan gender sendiri masih menjadi isu yang terus diperbincangkan di Indonesia, Bunda. Menurut Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan, pihaknya akan terus mengupayakan dan mendorong kebijakan akses untuk perempuan di berbagai sektor, perlindungan bagi korban kekerasan, hingga regulasi yang mendukung hak-hak untuk perempuan.

"Kesetaraan gender bukan hanya hak asasi manusia, tetapi juga fondasi bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, kolaborasi dari semua pihak, baik pemerintah, sektor swasta, organisasi masyarakat, dan media sangat penting untuk mempercepat aksi menuju Indonesia yang lebih inklusif dan berkeadilan," tegasnya dikutip dari laman resmi kemenpppa.go.id.

Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang juga perlu menjunjung tinggi kesetaraan gender. Oleh karena itu, mengenalkan aksi-aksi kesetaraan gender sejak usia dini pun bisa menjadi langkah penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil di masa depan.

Contoh aksi kesetaraan gender untuk diajarkan pada anak

Menilik dari laman Educational Foundation For Children's Care, ada beberapa aksi kesetaraan gender yang bisa Bunda dan Ayah ajarkan pada anak sejak usia dini. Berikut ini deretannya:

1. Terbuka tentang kesetaraan gender

Menciptakan lingkungan di mana anak-anak merasa aman untuk mengekspresikan diri adalah kunci untuk mempromosikan kesetaraan gender. Dorong percakapan terbuka tentang peran gender, stereotip, dan ekspektasi, Bunda.

Ketika anak-anak bisa berbicara dengan bebas tentang topik-topik ini, mereka akan mulai mempertanyakan tentang berbagai hal dan mengungkapkan perasaannya. Sangat penting untuk mendengarkan pikiran anak dan pertanyaan mereka tanpa menghakimi.

Cara ini membantu anak memahami bahwa tidak apa-apa untuk berpikir secara berbeda dan bahwa pendapat setiap orang penting. Dengan membahas contoh ketidaksetaraan gender dalam kehidupan nyata, anak bisa memahami mengapa kesetaraan itu penting dan bagaimana mereka bisa berkontribusi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi pekerjaan rumah tangga dengan setara

Salah satu praktik yang paling mudah dilakukan di rumah untuk mengajarkan anak kesetaraan gender adalah dengan membagi pekerjaan rumah tangga secara merata di antara semua anggota keluarga. Hal ini berarti baik anak laki-laki maupun perempuan akan berpartisipasi dalam tugas memasak, mencuci piring, serta membersihkan rumah.

Dengan melakukan hal ini, anak-anak belajar bahwa tugas-tugas ini bukan hanya 'pekerjaan perempuan', tetapi merupakan bagian normal dari kehidupan sehari-hari bagi semua orang.

Hal tersebut juga bisa membantu mematahkan stereotip bahwa pekerjaan tertentu hanya ditujukan untuk satu gender. Ketika anak-anak melihat orang tua dan saudara kandung mereka berbagi tanggung jawab, ini akan menjadi bagian alami dari rutinitas mereka dan memperkuat gagasan bahwa setiap orang bisa berkontribusi secara setara di rumah.

3. Perhatikan konten dalam buku anak

Media dan buku yang dikonsumsi anak memainkan peran penting dalam membentuk pandangan mereka tentang gender. Orang tua dan guru harus memerhatikan konten yang diekspos oleh anak-anak.

Carilah buku-buku serta media yang menampilkan karakter wanita ang kuat dan karakter pria yang sensitif. Diskusikan hal ini dengan anak-anak. Dorong mereka untuk berpikir kritis tentang pesan yang mereka terima dari media.

Ketika secara aktif memilihkan konten untuk anak, Bunda dan Ayah membantu mereka untuk mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang apa artinya menjadi laki-laki maupun perempuan.

4. Dorong rasa hormat dan empati

Mengajari anak-anak untuk menghormati orang lain, apa pun jenis kelaminnya, merupakan hal mendasar untuk mempromosikan kesetaraan. Dorong anak-anak untuk melihat satu sama lain sebagai individu dengan kekuatan dan kelemahan yang unik, bukan berdasarkan gender-nya.

Kegiatan yang mendorong empati ini bisa dengan bermain peran atau diskusi kelompok, bisa membuat anak-anak memahami pentingnya memperlakukan semua orang dengan adil. Ketika rasa empati tumbuh, anak cenderung menentang diskriminasi berbasis gender dan mendukung teman sebayanya dalam melakukan hal yang sama.

Saat anak-anak belajar untuk menghormati dan berempati dengan orang lain sejak usia dini, mereka akan membawa nilai-nilai ini hingga dewasa, Bunda.

5. Dukung minat anak

Mendukung anak-anak dalam mengeksplorasi berbagai minat, apa pun jenis kelaminnya, adalah cara lain untuk mempromosikan kesetaraan. Dorong anak laki-laki dan perempuan untuk mencoba hobi yang berbeda, mulai dari olahraga hingga seni, tanpa dibatasi oleh norma gender.

Jika anak laki-laki ingin bermain dengan boneka atau anak perempuan ingin bermain sepak bola, penting untuk mendukung pilihan mereka. Hal ini tidak hanya untuk mereka mengembangkan berbagai keterampilan, tetapi juga untuk meruntuhkan hambatan yang sering diberlakukan masyarakat terhadap gender.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online