Jakarta -
Stres tak hanya dapat dialami oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Seperti apa tanda anak mengalami stres dan kapan harus periksa ke dokter?
Ya, meskipun anak-anak secara umum memiliki ketahanan dan kemampuan untuk beradaptasi, tetapi bukan berarti mereka tidak bisa stres.
Tanda-tanda stres juga perlu diperhatikan oleh orang tua, terutama jika sampai memengaruhi aktivitas sehari-hari anak. Jika demikian, mungkin sudah waktunya Bunda mengajak anak berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.
Tanda-tanda anak mengalami stres
Lalu seperti apa saja tanda anak mengalami stres yang perlu menjadi perhatian orang tua? Berikut ulasannya seperti dikutip dari laman Motherly:
1. Anak jadi lebih mudah tersinggung
Wajar jika anak marah, tetapi jika tantrum yang terjadi menjadi sangat intens maka mungkin sudah waktunya untuk mencari bantuan profesional. Misalnya jika tantrum berlangsung lebih dari 20 hingga 30 menit atau terjadi berkali-kali setiap hari.
Begitu juga jika tantrum pada anak sampai membuatnya menyakiti orang lain atau diri sendiri. Setiap anak bisa memiliki hari yang buruk saat mereka tidak dapat melewatinya sesuai harapan, tapi jika ini terjadi setiap hari, mungkin sudah waktunya untuk mendapatkan bantuan.
2. Anak sering membicarakan kecemasannya
Saat anak-anak mampu menceritakan ketakutan mereka, itu pertanda baik, Bunda. Artinya, anak dapat mengidentifikasi apa yang membuat mereka kesal dan tahu cara mencari bantuan.
Namun jika percakapan ini terlalu sering terjadi, itu mungkin pertanda bahwa anak memiliki lebih banyak ketakutan atau kecemasan daripada biasanya.
Jika mereka mengalami kesulitan melakukan aktivitas harian (termasuk tidur atau makan) karena kekhawatiran berlebihan, ini bisa menjadi pertanda bahwa mereka mungkin membutuhkan dukungan ekstra.
3. Anak sering sakit kepala atau sakit perut
Jika anak terus-menerus mengeluhkan gejala fisik, sebaiknya ajak untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan tidak ada penyebab medis.
Lalu apabila gejalanya tetap ada setelah dokter memastikan tidak ada masalah medis, pertimbangkan bahwa itu bisa jadi kecemasan atau pemicu emosional lain yang perlu ditangani.
4. Anak sangat aktif dan sulit duduk tenang
Anak yang aktif memang bisa menjadi salah satu pertanda sehat. Tapi jika anak tidak dapat berhenti saat waktunya berhenti, itu bisa jadi pertanda ada sesuatu yang lebih terjadi.
Anak-anak seharusnya dapat memperhatikan selama beberapa waktu tertentu, misalnya 5 menit untuk anak prasekolah dan 15 menit untuk anak yang lebih tua, sebelum mereka menjadi gelisah.
Jika anak kesulitan untuk duduk, menunggu, atau mendengarkan, mungkin ada baiknya untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
5. Pola tidur anak tiba-tiba berubah
Tidur merupakan salah satu tolak ukur yang bagus untuk mengetahui apa yang terjadi pada anak. Anak-anak dengan pola tidur yang tidak biasa sering kali disebabkan karena ada masalah lain.
Depresi misalnya, dapat muncul dengan tanda anak tidur terlalu banyak atau justru tidak bisa tidur sama sekali. Stres yang dialami anak juga bisa membuat mereka mudah mengalami mimpi buruk.
Apabila anak mengalami kesulitan tidur lebih dari beberapa malam, mungkin sudah waktunya untuk mencari bantuan.
6. Anak sulit bersosialisasi dengan teman sebaya
Semua anak berbeda, ada yang sangat supel dan ada yang sedikit pemalu. Meskipun perbedaan kepribadian adalah hal yang normal, tapi jika anak tiba-tiba tampak sangat sulit bersosialisasi dengan teman sebayanya, maka ini perlu menjadi perhatian orang tua.
Termasuk jika anak kesulitan untuk mengikuti aturan, bermain game yang sesuai usianya, berteman dengan teman seusianya, atau berbicara dengan orang lain.
Anak-anak dengan kesulitan ini biasanya mengalami kesulitan bersosialisasi yang berlangsung lama, jadi jangan panik jika hanya beberapa hari saja.
Namun jika anak selalu kesulitan bergaul dengan teman-temannya, atau tiba-tiba kehilangan minat terhadap teman-temannya selama beberapa minggu, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.
7. Anak mengalami kesulitan akademik di sekolah
Sering kali anak-anak saat stres menunjukkan kesulitan juga di sekolah. Selain itu, jika anak tiba-tiba mulai kesulitan, itu bisa berarti ada sesuatu yang baru yang memengaruhi mereka.
Perubahan ini mungkin berarti karena kesulitan bergaul dengan teman-temannya, dengan pemicu stres emosional yang baru, atau sekadar dengan materi akademis yang lebih sulit. Satu-satunya cara untuk mengetahui dengan pasti adalah dengan mencari bantuan profesional.
Cara membantu mengatasi stres pada anak
Ilustrasi Ciri Anak Stres/Foto: iStock
Dikutip dari Medical News Today, ada beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu mengatasi stres pada anak. Di antaranya seperti:
Mendorong kebiasaan hidup sehat
Bantu anak untuk tetap menjalankan kebiasaan sehat, seperti jadwal makan dan tidur yang teratur. Anak-anak berusia 6–10 tahun membutuhkan 9–12 jam tidur, dan remaja membutuhkan 8–10 jam tidur setiap malam.
Biarkan anak istirahat dan bersenang-senang
Aktivitas yang menyenangkan dapat membantu anak-anak mengatasi stres dengan lebih baik. Misalnya dapat mencakup bermain, berolahraga, berada di luar ruangan, dan menghabiskan waktu bersama teman-teman. Istirahat yang cukup juga penting.
Waspadai pemicu stres
Cari tahu kapan waktu anak merasa stres dan apakah ada pola tertentu. Informasi ini dapat membantu anak-anak dan pengasuh merasa lebih mampu untuk mencegah dan mengatasi stres bersama-sama.
Berikan dukungan emosional
Berikan anak waktu, perhatian, dan cinta ekstra. Tanyakan bagaimana perasaan mereka dan dengarkan mereka, tanggapi dengan kebaikan, dan tawarkan kepastian.
Pantau tanda anak alami stres
Perhatikan bagaimana stres memengaruhi anak secara emosional, mental, dan fisik. Selalu pantau tanda anak alami stres secara berkelanjutan ya, Bunda.
Menguatkan pemikiran positif
Anak-anak mungkin mulai berpikir negatif tentang diri mereka sendiri jika sedang mengalami stres. Ingatkan anak tentang kemampuan dan kualitas positif mereka dan dorong mereka untuk mengganti pikiran negatif dengan lebih banyak afirmasi positif.
Jadilah contoh yang baik
Orang tua dapat berbagi pengalaman pribadi tentang stres dan bagaimana mengatasinya dengan cara yang positif.
Teknik relaksasi
Aktivitas yang penuh perhatian, meditasi, dan pernapasan dapat membantu meredakan stres. Termasuk bagi anak-anak.
Kapan harus ke dokter?
Jika Bunda mengenali ada beberapa tanda stres pada anak, terutama saat berlangsung dalam jangka panjang atau semakin memburuk, sebaiknya segera ajak mereka berkonsultasi.
Konsultasi bisa dilakukan dengan dokter atau profesional kesehatan mental lainnya, seperti psikolog anak.
Berikut adalah beberapa kondisi yang memerlukan perhatian medis:
- Gejala fisik yang terus berlanjut tanpa penjelasan medis yang jelas, seperti sakit kepala atau sakit perut yang sering
- Perubahan perilaku yang drastis yang mengganggu keseharian anak
- Tanda-tanda kecemasan atau depresi yang mengarah pada penarikan diri sosial atau perasaan putus asa
- Perubahan pola makan yang menyebabkan penurunan berat badan atau gangguan pertumbuhan
Dokter dapat membantu menilai penyebab stres anak, apakah itu terkait dengan faktor lingkungan, sosial, atau mungkin masalah lain seperti gangguan kecemasan.
Mereka juga dapat memberikan rekomendasi terapi atau dukungan emosional yang diperlukan untuk membantu anak mengatasi stres.
Demikian ulasan tentang tanda anak alami stres dan kapan harus ke dokter. Ingat, dengan mengenali tanda-tanda stres sejak dini dan memberikan dukungan yang tepat, Bunda turut membantu anak mengelola stres dengan cara yang sehat dan mencegah dampak jangka panjang lainnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)