Apakah ASI Bening Aman dan Bagus Dikonsumsi Bayi?

3 months ago 55

Jakarta -

Warna ASI yang dihasilkan setiap ibu memang berubah-ubah ya, Bunda. Tak jarang, ASI mereka terlihat encer dan bening. Sebenarnya, apakah ASI bening aman dan bagus dikonsumsi bayi ya, Bunda?

ASI memang tersedia dalam berbagai warna. Jika Bunda memompa ASI, Bunda mungkin melihat banyak variasi warna, sementara susu formula selalu terlihat sama, yakni komposisi dan tampilan ASI berubah sepanjang hari, dan bahkan selama sesi pemompaan atau pemberian ASI.

Penyebab ASI berwarna bening

Kelebihan laktosa dikaitkan dengan keluarnya susu yang mengandung lebih sedikit lemak dan protein, yang sering kali menyebabkan ASI tampak bening atau biru bening.  Hal ini dapat terjadi jika payudara tidak dikuras selama periode yang lebih lama dari biasanya, berdasarkan aturan untuk Bunda dan bayi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Jika ASI Bunda keluar dengan warna bening, cobalah pijat payudara yang lembut tetapi dinamis, dan kompres hangat sedang untuk meningkatkan sirkulasi. Ini akan membantu meningkatkan kandungan lemak dalam ASI yang Bunda perah dan menyeimbangkan kelebihan laktosa. Cobalah pijat payudara sebelum menyusui atau memompa dan lihat apakah ada perbedaan seperti dikutip dari laman Aeroflowbreastpumps.

Apakah ASI bening aman dan bagus dikonsumsi bayi?

ASI sebenarnya sangat luar biasa ya, Bunda. Susu ini bersifat dinamis dan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Susu ini tidak hanya  berubah dari kolostrum menjadi susu matang selama beberapa hari pertama setelah melahirkan, tetapi komposisi susu ibu juga berubah sedikit selama setiap sesi menyusui atau memompa.

Susu yang diterima bayi di awal menyusui dikenal sebagai foremilk. Saat mereka terus menyusu, susu tersebut secara bertahap berubah menjadi apa yang dikenal sebagai hindmilk.

Foremilk sendiri memang penampakannya lebih encer dan bisa tampak bening, putih, atau bahkan kebiruan. Foremilk mengandung ebih banyak laktosa (gula susu alami) dan lebih sedikit lemak dan kalori. Foremilk sangat menghidrasi dan laktosa ekstra memberi bayi dorongan energi yang cepat di awal menyusui seperti dikutip dari laman Parents.

Bayi yang disusui membutuhkan foremilk dan hindmilk untuk nutrisi yang optimal, tetapi ada kalanya bayi yang disusui mendapatkan terlalu banyak foremilk dan tidak cukup hindmilk.

Hal ini dikenal sebagai ketidakseimbangan foremilk-hindmilk. Karenanya, ada baiknya dalam setiap sesi menyusui, Bunda senantiasa memenuhi kebutuhan tersebut secara seimbang mengingat keduanya sangat baik untuk menunjang pemenuhan nutrisi Si Kecil.

Bagaimana cara agar bayi mendapatkan ASI secara seimbang?

Bayi memang membutuhkan pemenuhan ASI secara seimbang setiap harinya. Penting bagi Bunda untuk melakukan beberapa hal berikut untuk membantu pemenuhan tersebut dengan hal berikut:

1. Usahakan untuk menyusui sesering mungkin, saat bayi tenang dan rileks.
2. Peluk bayi dengan kontak kulit ke kulit selama menyusui, jika memungkinkan karena hal ini mendorong tubuh untuk memproduksi ASI dan bayi untuk menyusu.
3. Mulai setiap menyusui dengan payudara yang tidak disusui sebelumnya atau hanya disusui sedikit.
4. Kurangi jumlah botol secara bertahap seiring dengan peningkatan produksi ASI.
5. Hindari memperkenalkan makanan padat apa pun hingga bayi berusia sekitar 6 bulan.
6. Perah ASI secara teratur di antara waktu menyusui untuk mendorong produksi ASI yang stabil.
7. Jika Bunda telah melakukan semua hal ini tetapi masih khawatir produksi ASI rendah, mintalah bidan untuk merujuk Bunda ke spesialis menyusui.

Ciri-ciri ASI berkualitas dan warna ASI yang bagus

ASI berkualitas tinggi merupakan hal terbaik yang dapat diberikan seorang ibu kepada buah hatinya. Namun, apa saja tanda-tanda ASI berkualitas tinggi? Berikut ini beberapa cirinya ya, Bunda?

1. Perubahan warna ASI seiring waktu

ASI yang sehat dan berkualitas tinggi akan berubah warna seiring waktu. ASI awalnya berwarna kuning keemasan, yang juga dikenal sebagai kolostrum, yang diproduksi sejak trimester kedua awal kehamilan dan berlanjut hingga hari kedua hingga kelima setelah bayi lahir.

Saat bayi berusia sekitar tiga atau empat minggu, Bunda akan mulai memproduksi ASI matang atau mature milk. Warna ASI matang dapat bervariasi tergantung pada kandungan lemaknya.

Saat pertama kali keluar, ASI matang tampak bening atau sedikit kebiruan dengan tekstur encer, yang dikenal sebagai foremilk. ASI matang juga terus berubah seiring pertumbuhan bayi, dan ASI matang yang diproduksi pada bulan pertama mungkin berbeda dengan ASI yang diproduksi pada bulan kelima menyusui.

Selain warna-warna tersebut, ASI juga dapat memiliki rona kehijauan, kemerahan, atau merah muda pada kondisi tertentu. Hal ini dapat terjadi karena apa yang dimakan atau diminum ibu dapat memengaruhi warna ASI.

2. Tekstur ASI

ASI berkualitas tinggi memiliki tekstur yang mirip dengan air atau sedikit lebih kental. Namun, tekstur ASI juga dapat menjadi lebih encer atau bahkan lebih kental. Perbedaan tekstur tersebut dapat terjadi tergantung pada waktu dan pola makan ibu. Selain itu, ASI yang sehat seharusnya tidak mengandung gumpalan atau partikel yang mencurigakan.

3. Bau seperti susu segar

ASI yang sehat memiliki bau seperti susu sapi, tetapi lebih lembut dan manis. Namun, ASI juga dapat memiliki bau seperti sabun yang disebabkan oleh tingginya kadar enzim lipase, yang membantu memecah lemak.

Di sisi lain, ASI yang sudah dicairkan dan dicairkan mungkin memiliki sedikit bau asam, tetapi dianggap normal. Namun, jika ASI berbau asam, yang dihasilkan dari ASI perah yang tidak disimpan dengan benar,  maka akan memiliki bau yang tidak sedap, mirip dengan susu sapi asam.

4. Rasa manis ASI

ASI seharusnya memiliki rasa yang sedikit manis dan lembut. Namun, rasa ASI dapat berubah karena makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Misalnya, jika ibu mengonsumsi rempah-rempah yang kuat atau bawang putih, ASI-nya mungkin memiliki aroma dan rasa yang sedikit pedas atau seperti bawang putih.

5. Mengandung nutrisi lengkap

ASI yang sehat menyediakan semua nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. ASI yang baik harus mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, serta antibodi dan faktor imun lainnya yang membantu melindungi bayi dari infeksi.

6. Mengandung antibodi dan faktor imun

ASI yang sehat mengandung antibodi, enzim, dan faktor imun lainnya yang membantu melindungi bayi dari infeksi dan penyakit. Selain itu, ASI juga mengandung faktor imunologi yang sangat penting untuk meningkatkan sistem imun bayi yang rentan seperti dikutip dari laman Morlactan.

7. Mudah dicerna

ASI yang sehat biasanya lebih mudah dicerna bayi dibandingkan dengan susu formula atau makanan lainnya. ASI secara alami disesuaikan dengan kebutuhan pencernaan bayi dan mudah dicerna oleh sistem pencernaannya.

8. Perubahan komposisi

ASI memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan bayi dari waktu ke waktu. Komposisi ASI dapat berubah sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi, memberikan nutrisi yang tepat pada setiap tahap perkembangan.

9. Kuantitas produksi yang memadai

ASI yang sehat diproduksi dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Produksi ASI yang cukup dapat dipertahankan melalui pemberian ASI yang sering dan pemberian makanan yang sesuai dengan kebutuhan bayi.

10. Perkembangan bayi yang baik

Selain cara di atas, cara mudah untuk menilai kualitas ASI adalah dengan mengamati pertumbuhan dan pola makan bayi.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online