TEMPO.CO, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (Unair) menyelenggarakan Adu Gagas Pemilihan Gubernur Jawa Timur atau Pilgub Jatim 2024. Ketiga pasangan calon tidak hadir lengkap.
Adu Gagas itu diselenggarakan di Aula Fakultas Hukum Unair, Sabtu 26 Oktober 2024. Perwakilan tiga paslon datang dalam waktu yang berbeda.
Paslon nomor urut 1 diwakili oleh Calon Gubernur Luluk Nur Hamidah. Luluk mengutarakan bahwa dirinya dan Lukmanul Khakim mengagas pembangunan berkeadilan di Jatim karena melihat ketimpangan yang terjadi.
Luluk mengambil contoh pembangunan kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan atau Gerbang Kertasusila. “Seharusnya Bangkalan masuk. Realitanya, Bangkalan menjadi salah satu kabupaten termiskin di Jawa Timur,” kata dia.
Emil Dardak. Foto: dokumen Tim Khofifah-Emil
Paslon nomor urut 2 diwakili Calon Wakil Gubernur Emil Dardak yang mengutarakan keberhasilan selama memimpin Jatim bersama Khofifah Indar Parawansa pada periode pertama. Salah satunya, Pemprov Jatim yang dinilai berhasil menjaga stabilitas inflasi melalui pengelolaan logistik.
“Jatim adalah produsen terbesar di Indonesia seperi telur, susu, dan daging. Keberhasilan dalam menjaga inflasi tetap stabil adalah kunci,” kata Emil.
Cawagub nomor urut 3, Gus Hans saat memaparkan gagasannya di FH Unair, Sabtu 26 Oktober 2024. TEMPO/Hanaa Septiana
Iklan
Paslon nomor urut 3 diwakili oleh Calon Wakil Gubernur Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans. Dia menyebut tagline Resik-Resik Jawa Timur yang diusungnya bersama Tri Rismaharini memiliki makna soal gagasan mereka ke depan. Yakni menciptakan kepemimpinan yang bersih.
“Kami ingin pengelolaan pemerintah ini bersih agar tercapai kesejahteraan masyarakat,” kata Gus Hans.
Sementara itu, Ketua BEM Unair, Aulia Thaariq Akbar mengatakan bahwa agenda ini diselenggarakan untuk memberikan ruang kepada para mahasiswa agar bisa memberikan pertanyaan kritis kepada setiap paslon. Formatnya pun sengaja dibuat beda dengan Debat Pilgub yang dibuat KPU.
“Kalau Debat KPU kan pertanyaan panelis cenderung biasa, kalau mahasiswa biasanya nanya kritis. Maka kami beri waktu per paslon, tidak barengan menjawab seperti Debat KPU,” kata mahasiswa yang dipanggil Ata itu.
Ata juga mengatakan bahwa dirinya telah mengundang ketiga paslon sejak awal September. Pihaknya juga berharap ketiganya bisa hadir bersamaan. Namun, setiap paslon hanya bisa diwakili satu kandidat.
“Sempat akan diselenggarakan awal Oktober, tapi menyamakan jadwal per paslon memang susah. Hari ini tidak bisa barengan hadir juga karena ada agenda lain,” kata Ata.
Pilihan Editor: Debat Pilkada Jatim 2024: Apa Kata Khofifah, Risma, Luluk Nur Hamidah tentang Isu Kemiskinan dan Birokrasi Bersih