Bolehkah Ibu Menyusui Suntik Vaksin HPV untuk Cegah Kanker?

1 month ago 25

Jakarta -

Saat menyusui, para ibu paling protektif banget sama halnya saat kehamilan. Termasuk untuk urusan vaksinasi ya, Bunda. Lantas, bolehkah ibu menyusui vaksin HPV untuk cegah kanker?

Vaksin HPV diketahui dapat membantu melindungi dari human papillomavirus (HPV). Vaksin ini direkomendasikan untuk anak-anak berusia 12 hingga 13 tahun dan orang-orang yang berisiko tinggi terkena HPV.

Manfaat vaksin HPV

HPV (juga disebut human papillomavirus) adalah infeksi virus yang ditularkan secara seksual. Virus ini dapat menyebabkan kanker dan kutil kelamin. Vaksinasi adalah cara yang aman dan efektif untuk melindungi seseorang dari HPV.

Manfaat  vaksin HPV paling besar jika diberikan sebelum terpapar virus. Inilah sebabnya kami memberikan vaksin kepada kaum muda di sekolah menengah atas sebelum mereka aktif secara seksual.

Pemberian vaksin HPV sendiri dapat mengurangi kemungkinan seseorang terkena human papillomavirus (HPV), virus umum yang menyebar melalui kontak kulit (biasanya saat berhubungan seks),  seperti dikutip dari laman Nhs.

Sebagian besar jenis HPV tidak berbahaya. Namun, beberapa jenis dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker jenis tertentu, termasuk:

1. Kanker serviks
2. Kanker mulut
3. Kanker anus
4. Kanker penis
5. Kanker vulva
6. Kanker vagina

Bolehkah ibu menyusui suntik vaksin HPV untuk cegah kanker?

Siapa pun yang ingin melindungi  diri dari HPV dapat berdiskusi dengan dokter  tentang vaksinasi tersebut. The Australian Immunisation Handbook merekomendasikan vaksinasi HPV ditujukan untuk kelompok tertentu termasuk:

  • Orang muda berusia 9 hingga 25 tahun
  • Orang dengan kondisi imunodefisiensi yang signifikan

Vaksinasi HPV gratis berdasarkan Program Imunisasi Nasional untuk orang muda berusia sekitar 12 hingga 13 tahun. Vaksin ini terutama diberikan melalui program imunisasi sekolah. Remaja yang tidak mendapatkan vaksinasi HPV pada usia 12 hingga 13 tahun dapat mengejar ketertinggalan secara gratis hingga usia 26 tahun seperti dikutip dari laman Health.gov.

Vaksin HPV direkomendasikan untuk anak-anak berusia 12 hingga 13 tahun dan orang-orang yang berisiko tinggi terkena HPV. Bunda hanya tidak dapat menerima vaksin jika Bunda pernah mengalami reaksi alergi serius (anafilaksis) terhadap dosis vaksin sebelumnya, atau terhadap bahan dalam vaksin.

Tidak ada bukti bahwa vaksin tersebut berbahaya bagi Bunda yang sedang hamil, tetapi terkadang Bunda mungkin disarankan untuk menunggu hingga Bunda tidak lagi hamil sebelum menerima vaksin. Bagi para perempuan menyusui dapat menerima vaksin HPV.

Daftar vaksinasi yang aman untuk ibu menyusui

Mendapatkan vaksinasi merupakan salah satu bentuk proteksi seseorang untuk terhindari dari penyakit tertentu. Tetapi, saat menyusui memang kerap membuat galau untuk tetap memenuhi daftar imunisasi yang dibutuhkan.

Secara umum, beberapa vaksinasi yang aman untuk ibu menyusui di antaranya sebagai berikut ya, Bunda:

1. Influenza

Ibu menyusui dapat menerima vaksinasi influenza saat ia sedang menyusui ya, Bunda.

2. Hepatitis B

Vaksinasi secara rutin ditawarkan kepada profesional perawatan kesehatan yang mungkin bersentuhan dengan cairan tubuh. Tidak ada kontraindikasi untuk mendapatkan vaksinasi dan terus menyusui.

3. Pneumonia

Ibu yang sedang menyusui dapat menerima vaksinasi Pneumokokus saat sedang menyusui seperti dikutip dari laman Breastfeeding Network.

4. Polio

Vaksin polio yang disuntikkan bersifat inaktif dan tidak menimbulkan risiko jika diberikan kepada ibu yang sedang menyusui. Vaksin oral dapat mengurangi produksi antibodi oleh bayi dan imunisasi ibu sebelum bayi mencapai usia 6 minggu tidak direkomendasikan.

5. Tifoid

Vaksinasi tifoid direkomendasikan bagi siapa saja yang bepergian ke daerah-daerah di dunia yang berisiko terkena tifoid. Vaksin ini tersedia sebagai vaksin suntik yang tidak aktif (baik sendiri maupun dikombinasikan dengan vaksin hepatitis A), atau sebagai vaksin hidup yang diminum dalam bentuk tablet.

Bunda dapat mengonsumsi keduanya jika Bunda sedang menyusui. Dokter akan membantu Bunda memilih vaksin yang terbaik untuk Bunda.

Mengenai vaksin lainnya yang mungkin ingin didapatkan, ada baiknya mendiskusikannya lebih lanjut dengan dokter ya, Bunda. Sehingga, Bunda mendapatkan pemenuhan vaksinasi secara maksimal sesuai kebutuhan.

Kapan vaksinasi perlu dihindari ibu menyusui?

Sebagian vaksinasi mungkin aman dilakukan saat menyusui ya, Bunda. Tetapi, perhatikan juga karena masa menyusui juga bisa menimbulkan kontradiksi pada vaksinasi tertentu.

Melansir CDC, pada saat menyusui sebaiknya para ibu menghindari untuk mendapatkan vaksinasi cacar dan vaksin yellow fever jika memungkinkan ya, Bunda. Vaksin lain tidak boleh memengaruhi keamanan menyusui dan dapat diberikan kepada ibu menyusui jika diindikasikan sebaliknya. 

Menyusui merupakan kontraindikasi untuk vaksinasi cacar pada ibu karena risiko penularan kontak dari ibu ke bayi secara teoritis. Serta, vaksin yellow fever juga harus dihindari pada ibu menyusui. Namun, jika ibu menyusui tidak dapat menghindari atau menunda perjalanan ke daerah endemis yang berisiko tinggi tertular yellow fever maka ibu tersebut harus divaksinasi.

Baik vaksin virus yang tidak aktif maupun yang hidup yang diberikan kepada ibu menyusui tidak memengaruhi keamanan menyusui bagi perempuan atau bayinya. 

Meskipun virus hidup dalam vaksin dapat bereplikasi pada penerima vaksin (yaitu ibu), sebagian besar virus hidup dalam vaksin telah terbukti tidak dikeluarkan dalam ASI. Virus vaksin varicella tidak ditemukan dalam ASI. Meskipun virus vaksin rubella dapat dikeluarkan dalam ASI, virus tersebut biasanya tidak menginfeksi bayi. 

Jika infeksi terjadi, infeksi tersebut dapat ditoleransi dengan baik karena virus tersebut dilemahkan. Vaksin yang tidak aktif, rekombinan, subunit, polisakarida, dan konjugat, serta toksoid, tidak menimbulkan risiko bagi ibu yang sedang menyusui atau bayinya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online