Cara Membedakan Anak Aktif dan Hiperaktif Menurut Dokter

3 months ago 53

Bahagia rasanya melihat anak aktif bermain dan menjelajah dunia sekitar mereka. Sebagai orang tua, kita hanya bisa mendukung dan memfasilitasinya. Namun, ada kalanya, orang tua juga manusia biasa, yang diuji kesabarannya melalui perilaku anak-anak yang aktif di usianya bertumbuh dan berkembang.

Ada kalanya juga, di balik rasa lelah kita merasa khawatir dan bertanya-tanya, "Apakah anak saya sekadar aktif atau hiperaktif ya? Kok energinya enggak habis-habis dari pagi sampai malam?"

Sebelum membahas cara mengetahui anak aktif dan hiperaktif, perlu Bunda ketahui dahulu penyebab anak-anak (terutama balita) aktif di usianya. Pertama, anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tulus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Saat masih balita, anak-anak menganggap dunia adalah miliknya. Segala sesuatunya baru, berkilau, menarik, dan ada dalam genggaman mereka. Ada juga banyak suara, rasa, sentuhan, pemandangan, dan bau yang tidak dikenal; dan ya, anak-anak ingin mengenal lingkungan mereka sekaligus.

"Dunia sangat menstimulasi bagi anak-anak berusia 2 dan 3 tahun dan mereka senang menjelajah," kata Kyle D. Pruett, M.D., profesor klinis psikiatri anak di Sekolah Kedokteran Yale, dikutip dari Parents.

Menjadi begitu terstimulasi dapat menyebabkan anak-anak "bertindak." Namun, anak-anak pada usia ini hanya ingin tahu dan menjelajahi lingkungan mereka. Mereka berusaha untuk memahami semua hal, Bunda.

Kedua, mereka menjelajahi 'dunia' mereka. "Balita dan anak usia prasekolah tidak memiliki pengendalian diri atau kemampuan kognitif untuk berhenti melakukan hal-hal yang mereka sukai," kata Susan J. Schwartz, direktur klinis Institute for Learning and Academic Achievement di New York University Child Study Center.

Ini berarti bahwa tidak peduli seberapa sering kita bermain dengan mereka hari ini, mereka akan selalu siap untuk bermain lagi tanpa merasa lelah.

Cara membedakan anak aktif dan hiperaktif

Lalu, apa yang membedakan anak aktif dan hiperaktif? Menurut dr. Rita Andriyani, Sp.A(K) umumnya, gangguan pada anak akan disertai dengan gangguan lainnya. Ketika anak terlihat hiperaktif, biasanya akan ada gangguan lain seperti speech delay karena mereka tidak fokus. Hal ini biasanya disebut sebagai komorbid.

"Sementara itu, anak yang aktif akan melakukan eksplorasi. Tidak hanya itu, perkembangan bahasa serta kognitif anak pun akan terlihat baik," ungkap dr.Rita.

Kondisi ini juga berbeda dengan anak yang mengidap autisme. Anak yang autisme akan aktif tanpa tujuan. Mereka tidak memiliki kontak mata dan interaksi, Bunda.

Lalu, apakah anak yang hiperaktif pasti mengalami ADHD? Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial di RS Hermina Bekasi ini, kondisi hiperaktif biasanya terjadi pada anak sejak berusia 1,5 tahun sampai 2 tahun, Bunda. Di umur ini, mereka sedang berada pada masa eksplorasi dan sangat aktif.

"Sementara itu, anak yang ADHD bisa terlihat mulai usia empat tahun. Mereka umumnya sangat hiperaktif, mengganggu teman, impulsif, tidak bisa diam, tidak bisa menyelesaikan tugas, tantrum, perasaan berubah-ubah, dan masih banyak lagi," ujar dr.Rita

Ketika anak berusia empat tahun, harusnya mental serta emosi anak sudah memasuki masa yang stabil. Sehingga ketika anak mengalami gejala tersebut, ada kemungkinan mereka mengalami suatu gangguan, Bunda.

Penyebab anak hiperaktif

Ada juga alasan lain mengapa anak mungkin mengalami hiperaktif. Dilansir Verywell Mind, beberapa penyebab potensial lainnya meliputi:

  • Kondisi kesehatan mental: Beberapa kondisi kesehatan mental dapat memengaruhi aktivitas dan tingkat energi, termasuk kecemasan dan gangguan bipolar.
  • Kondisi medis: Kondisi medis tertentu juga dapat memengaruhi tingkat energi, termasuk hipertiroidisme dan gangguan sistem saraf.
  • Kurangnya aktivitas: Aktivitas fisik yang tidak memadai juga dapat menyebabkan perasaan gelisah dan energi yang tinggi.
  • Stres: Anak-anak juga dapat mengalami hiperaktivitas sebagai respons terhadap stres.
  • Kelelahan: Terkadang, anak-anak dapat mengalami hiperaktivitas saat lelah.

Cara mengatasi anak hiperaktif

Baik anak mengalami hiperaktivitas yang berasal dari ADHD atau memiliki tingkat energi yang sangat tinggi, ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk membantu mereka mengatasinya:

  1. Bantu anak mengetahui apa yang diharapkan dari mereka. Memberi anak rasa struktur dapat membantu mereka lebih memahami ekspektasi dan apa yang perlu mereka lakukan pada waktu-waktu tertentu sepanjang hari.
  2. Kurangi distraksi. Anak-anak yang hiperaktif atau berenergi tinggi memiliki waktu yang lebih menantang untuk tetap mengerjakan tugas, jadi mengurangi peluang untuk terganggu dapat membantu meningkatkan fokus mereka.
  3. Biarkan mereka bermain. Pastikan anak memiliki banyak kesempatan untuk terlibat dalam permainan yang aktif secara fisik. Ini dapat mencakup waktu di luar ruangan, tetapi Bunda juga dapat mempertimbangkan untuk mendaftarkan mereka dalam kegiatan lain, termasuk tim olahraga.
  4. Batasi gula dan kafein. Gula dan kafein yang berlebihan dapat memperburuk tingkat energi yang tinggi, tetapi juga dapat mengganggu tidur. Membatasi zat-zat ini dapat membantu anak Anda mengelola perilaku mereka dengan lebih baik.
  5. Berikan penguatan. Puji anak ketika mereka tetap fokus, bekerja untuk mencapai tujuan, atau menyelesaikan tugas. 

Demikian informasi mengenai tanda anak aktif dan hiperaktif yang perlu diperhatikan orang tua. Semoga informasinya membantu!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online