Ibu Menyusui yang Obesitas Bisa Pengaruhi Nutrisi ASI

15 hours ago 6

Jakarta -

Berat badan berlebihan atau obesitas memang bisa menimbulkan risiko dan masalah ya, Bunda. Salah satunya, ibu menyusui yang obesitas bisa pengaruhi nutrisi ASI lho.

Dalam sebuah penelitian terbaru ditemukan bahwa komposisi ASI pada ibu dengan berat badan normal berbeda dengan ibu yang memiliki berat badan berlebih. Dan, bahwa adanya variasi metabolit molekul kecil yang ditemukan dalam ASI merupakan faktor risiko yang mungkin untuk membuat obesitas pada anak.

Diketahui bahwa obesitas ibu merupakan salah satu prediktor terkuat terjadinya obesitas anak seperti dikutip dari laman Harvard.edu.

"Obesitas anak meningkatkan risiko diabetes tipe 2, dan sejumlah komplikasi kesehatan lainnya. Tujuan kami adalah mengidentifikasi faktor risiko paling awal yang memprediksi obesitas pada anak," kata penulis utama studi Elvira Isganaitis, seorang profesor kedokteran di Harvard Medical School dan seorang ahli endokrinologi pediatrik di Joslin Diabetes Center.

"Kami tahu bahwa salah satu faktor tersebut adalah paparan nutrisi pada periode pascanatal." Penelitian baru ini dipublikasikan secara daring di The American Journal of Clinical Nutrition.

Bekerja sama dengan rekan-rekan dari University of Oklahoma Health Sciences Center dan University of Minnesota, para peneliti menganalisis kandungan ASI dan ukuran tubuh bayi (lemak dan otot) pada usia satu bulan dan enam bulan pada 35 pasangan ibu-bayi.

Para ibu diklasifikasikan berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) sebelum hamil yang kurang dari 25 (normal) atau lebih dari 25 (kelebihan berat badan atau obesitas).

Sebelum tahun 2010, tidak banyak yang diketahui tentang komposisi ASI manusia di luar zat gizi makro dasar, kata penulis senior studi David Fields, seorang profesor madya di University of Oklahoma Health Sciences Center dan seorang ahli diabetes pediatrik. "Penelitian kami menggali lebih dalam komposisi ASI, di luar karbohidrat sederhana, protein, dan lemak."

Menggunakan kemajuan teknologi analisis metabolomik (teknik untuk studi skala besar molekul kecil yang terlibat dalam metabolisme), Isganaitis dan kolaborator menganalisis konsentrasi 275 metabolit molekul kecil individual dalam ASI.

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi ciri-ciri molekuler ASI menurut status berat badan ibu (normal versus kelebihan berat badan atau obesitas) dan kemudian untuk menentukan apakah ada perbedaan yang memprediksi kelebihan berat badan pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi.

Dari hasil penelitian tersebut, pada usia satu bulan, ditemukan 10 metabolit yang membedakan ibu menyusui yang obesitas dari ibu yang kurus. Dari jumlah tersebut, empat diidentifikasi sebagai turunan nukleotida dan tiga diidentifikasi sebagai karbohidrat kompleks yang disebut oligosakarida, yang dapat mengubah mikrobiota usus.

Pada usia enam bulan, analisis tersebut mengungkapkan bahwa 20 metabolit berbeda pada perempuan yang kelebihan berat badan versus perempuan kurus. Selain itu, adenina susu pada ibu yang obesitas dikaitkan dengan pertambahan berat badan yang lebih besar pada bayi.

Meskipun hanya ditemukan sedikit perbedaan dalam komposisi susu antara ibu menyusui yang obesitas dan ibu kurus (10 pada usia satu bulan dan 20 pada usia enam bulan, dari 275), ini adalah studi mendalam pertama yang dapat melihat zat mana dalam ASI yang lebih banyak pada perempuan yang kelebihan berat badan dan mana yang lebih sedikit, kata Isganaitis.

“Temuan kami menunjukkan bahwa campuran faktor tertentu - turunan nukleotida dan karbohidrat kompleks - dapat menjadi target terapi untuk meningkatkan profil ASI dan mungkin melindungi anak-anak dari obesitas,” katanya.

Penelitian ini merupakan langkah maju dalam memahami bahwa status berat badan dan kesehatan ibu dapat memengaruhi ASI, dan, pada gilirannya, berdampak pada kesehatan bayi.

Fields, yang memulai proyek penelitian klinis di University of Oklahoma Health Sciences Center, menjelaskan bahwa dengan mengidentifikasi dan membuat profil molekul yang berbeda antara ibu normal dan ibu yang kelebihan berat badan, para peneliti meletakkan dasar untuk intervensi diet, farmakologis atau olahraga yang akan meningkatkan kualitas ASI pada ibu menyusui yang obesitas.

Menyusui adalah perilaku yang sangat bermanfaat bagi ibu dan anak-anak mereka, kata Isganaitis.

“Pemberian ASI harus dipromosikan dan didukung. Pada akhirnya, kami ingin mengidentifikasi jalur metabolisme yang memungkinkan ASI bermanfaat dalam hal penambahan berat badan bayi, dan hasil kesehatan anak lainnya. Harapannya adalah bahwa data ini juga dapat menginformasikan cara-cara untuk membuat susu formula bayi lebih protektif dalam hal risiko obesitas anak di masa mendatang,” kata Isganaitis.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online