Kenali Perbedaan antara Ovum, Ovulasi, dan Oviduk Beserta Fungsi dan Penyakit yang Bisa Terjadi

11 hours ago 3

Jakarta -

Bunda mungkin sering mendengar kata ovum, ovulasi, hingga oviduk. Namun, tahukah Bunda perbedaan antara ovum, ovulasi, dan oviduk? Yuk ketahui pengertiannya beserta fungsi dan penyakit yang bisa terjadi.

Melansir laman Cleveland Clinic, sistem reproduksi perempuan memiliki beberapa fungsi. Selain memungkinkan seseorang melakukan hubungan seksual, sistem ini juga membantu seseorang bereproduksi. Lantas apa itu ovarium, ovum, maupun oviduk. Yuk, simak penjelasannya Bunda.

Apa itu ovum?

Bunda mungkin pernah bertanya-tanya, 'apa itu ovum?' Ovum atau yang dikenal dengan sel telur perempuan merupakan sel reproduksi perempuan yang berperan penting dalam proses pembuahan. 

Ovum dihasilkan ovarium, yang merupakan bagian dari sistem reproduksi perempuan. Ovarium adalah tempat di mana ovum mengalami pematangan sebelum dilepaskan dalam proses ovulasi.

Proses pembentukan ovum dikenal sebagai oogenesis, yang dimulai sejak perempuan lahir dan berlangsung selama masa reproduksi.

Fungsi ovum

Fungsi ovum adalah menjadi bahan pembangun reproduksi bersama sperma. Ovum membawa set kromosom dari perempuan, menciptakan lingkungan yang tepat untuk pembuahan. 

Ovum juga membantu perkembangan janin dengan memberi nutrisi pada blastokista sehingga dapat berkembang menjadi embrio. Setelah dilepaskan dalam ovulasi, ovum siap dibuahi oleh sel sperma dalam proses pembuahan yang terjadi di oviduk atau tuba fallopi.

Struktur ovum

Struktur ovum terdiri dari beberapa bagian penting untuk proses pembuahan. Struktur ovum ini tidak seaktif gerakan sel sperma, namun ukurannya jauh lebih besar dari sel sperma.

Ovum merupakan salah satu sel terbesar yang berdiameter sekitar 120 µm. Ovum memiliki nukleus besar yang terletak di bagian tengah yang ditutupi sitoplasma.  

Berikut struktur ovum dan bagiannya:

1. Nukleus

Nukleus adalah jantung sel telur yang mengandung sebagian besar materi genetik dalam bentuk kromosom.  Sel telur, seperti sperma, mengandung separuh jumlah kromosom sel normal, yaitu masing-masing 23. Setelah sel telur dan sperma bersatu selama pembuahan, embrio yang dihasilkan memiliki total 46 kromosom normal.

2. Sitoplasma (plasma sel atau kuning telur)

Sitoplasma adalah zat seperti jeli yang mengelilingi nukleus. Zat ini menyediakan nutrisi yang diperlukan untuk perkembangan sel telur dan pertumbuhan embrio awal.

3. Zona pellusida

Zona pellusida adalah membran kuat dan transparan yang mengelilingi sel telur. Membran ini berfungsi sebagai penghalang pelindung, yang memungkinkan hanya satu sel sperma untuk masuk selama pembuahan.

4. Corona radiata

Corona radiata adalah lapisan terluar yang terdiri dari sel-sel yang memberi nutrisi pada sel telur dan membantunya berinteraksi dengan lingkungannya.

Proses pembentukan ovum

Proses pembentukan ovum atau oogenesis ada berbagai tahap. Sel telur diproduksi di ovarium, yang biasanya terletak di bagian belakang perut perempuan di bawah ginjal. 

Sel telur berkembang dari sel-sel kecil di dalam ovarium, melalui berbagai tahap perkembangan hingga dilepaskan sebulan sekali selama ovulasi. Biasanya setiap ovarium melepaskan sel telur secara bergantian setiap bulan; namun, jika satu ovarium tidak ada atau tidak berfungsi maka ovarium lainnya terus menyediakan sel telur untuk dilepaskan.

Berikut tahap-tahap dalam proses pembentukan ovum :

  1. Fase proliferasi: pada tahap ini, sel lapisan generative ovarium membelah untuk menghasilkan folikel. Kemudian sel folikel membesar menghasilkan oogonium.
  2. Fase pertumbuhan: pada fase pertumbuhan, oogonium akan membesar dan membentuk oosit primer.
  3. Fase Pematangan: Oosit primer yang terbentuk akan membelah secara semiotika untuk menghasilkan satu sel telur dan tiga sel kutub

Proses pembuahan sel telur oleh sel sperma

Pada masa ovulasi, ovum yang dilepaskan dari ovarium bergerak menuju oviduk dan diam disana selama kurang lebih 24 jam. Sel telur pada waktu itu akan menunggu satu sel sperma untuk melakukan proses pembuahan.

Apabila terjadi hubungan intim maka sel sperma dapat membuahi ovum di oviduk. Proses pembuahan sel telur terjadi jika sel sperma berhasil masuk ke tuba fallopi dan masuk ke dalam sel telur.  Kemudian sel telur akan berubah supaya tidak ada sel sperma lain yang bisa masuk.

Sel telur yang berhasil dibuahi akan berada di tuba fallopi sekitar 3 hingga 4 hari. Selanjutnya sel telur akan menempel di lapisan rahim dan perempuan biasanya akan mengalami flek sebagai tanda telah terjadinya kehamilan.

Perbedaan antara ovum, ovulasi, dan oviduk

Ovum, ovulasi, dan oviduk merupakan bagian dari reproduksi perempuan. Apa perbedaan ketiganya?

Ovum

Ovum adalah sel telur perempuan yang dihasilkan ovarium.

Ovulasi 

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang matang dari ovarium ke oviduk. Ini biasanya terjadi di pertengahan siklus menstruasi.

Oviduk

Oviduk atau tuba fallopi adalah saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Ovum melewati oviduk untuk mencapai ovarium. Dan di oviduk menjadi tempat terjadinya pembuahan. 

Masalah yang terjadi pada sel telur dan efeknya pada kehamilan

Ada berbagai masalah yang dapat terjadi pada sel telur. Ini juga dapat berdampak pada kehamilan.

1. Penurunan kualitas sel telur

Tak hanya kuantitas, kualitas sel telur juga bisa menurun. Penurunan kualitas sel telur dapat mempengaruhi pembuahan serta meningkatkan risiko keguguran.

2. Gangguan ovulasi

Gangguan ovulasi seperti anovulasi dapat menyebabkan ketidaksuburan. Anovulasi merupakan penyebab dari sekitar 25 persen kasus infertilitas.

3. Endometriosis

Endometriosis paling banyak ditemukan di ovarium. Kondisi ini tentu dapat memengaruhi ovarium dan kualitas ovum yang dihasilkan

4. Kista ovarium

Kista ovarium dapat memengaruhi tingkat kesuburan dan peluang perempuan untuk hamil.

5. Kerusakan sel telur

Sel telur dapat mengalami kerusakan akibat faktor usia atau paparan zat berbahaya. Kondisi tersebut dapat menurunkan peluang kehamilan.

6. Masalah genetik

Kelainan genetik pada ovum dapat menyebabkan cacat lahir atau keguguran.

Cara menjaga kesehatan ovarium

Menjaga kesehatan ovarium juga penting dilakukan untuk mendukung kesuburan. Berikut beberapa cara menjaga kesehatan ovarium:

  1. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. 
  2. Menghindari konsumsi alkohol dan rokok.
  3. Rutin berolahraga.
  4. Istirahat yang cukup.
  5. Menghindari stres.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online