Jakarta -
Breast pad menjadi salah satu perintilan penting ibu menyusui agar payudara tetap kering. Menariknya, ada inovasi terbaru nih, Bunda, yakni breast pad yang bisa pantau kandungan ASI di payudara.
Biasanya, breast pad yang tersedia di pasaran itu hanya menawarkan manfaat untuk melapisi payudara agar ASI tidak merembes dan membasahi baju saat terjadi kebocoran ASI. Sehingga, kondisi payudara tetap kering ya, Bunda.
Seiring dengan kebutuhan dan kemajuan teknologi, inovasi pada breast pad pun menghadirkan manfaat yang lebih luas. Terbaru, breast pad yang muncul di pasaran menawarkan pemantauan kandungan ASI di payudara ibu.
Para ilmuwan dari The University of Southern California (USC) adalah sosok yang menggagas teknologi tersebut, Bunda. Mereka mengembangkan breast pad yang dilengkapi dengan teknologi pemantauan yang memungkinkan orang tua untuk memantau ASI secara langsung.
Penelitian tersebut diterbitkan dalam The Cell Press Nournal Device dan yang mengagumkan karya tersebut menunjukkan perangkat yang memastikan bahwa ASI mengandung obat penghilang rasa sakit atau asetaminofen dalam kadar yang aman. Obat tersebut biasanya diresepkan setelah melahirkan dan dapat ditularkan ke bayi yang disusui.
"Perangkat kami merupakan inovasi besar," kata penulis pertama Maral Mousavi, asisten profesor teknik biomedis di USC.
Ini adalah alat yang dapat dikenakan pertama untuk analisis biokimia langsung dalam ASI dan breast pad yang dilengkapi dengan real time sensing technology.
Teknologi ini sendiri berpotensi untuk membantu ibu menyusui dengan wawasan kesehatan yang lebih luas, serta mendukung kesehatan ibu dan bayi dengan cara yang belum pernah mungkin sebelumnya.
Untuk membuat perangkat tersebut, para peneliti memasang elektroda dan saluran kecil ke dalam breast pad, yakni alat yang sering dikenakan oleh ibu menyusui sepanjang hari guna melindungi pakaian mereka dari kebocoran ASI.
Breast pad pintar ini berfungsi dengan mengukur sampel ASI untuk mengetahui kadar asetaminofen saat orang tua yang menyusui menjalani rutinitas mereka tanpa memerlukan upaya tambahan dari orang tua.
Pada praktiknya, breast pad ini terus memantau kadar asetaminofen dalam ASI sepanjang hari. Selain itu, breast pad ini juga menawarkan alat bagi para ilmuwan untuk lebih memahami bagaimana obat-obatan ditransfer ke dalam ASI, sambung Mousavi, seperti dikutip dari laman Eurekalert.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa walau sebenarnya aman pada dosis yang dianjurkan, paparan asetaminofen yang berlebihan bisa menjadi penyebab utama gagal hati akut pada anak-anak, Bunda. Itulah mengapa pemakaiannya perlu dipantau karena menjadi alasan paling umum untuk transplantasi hati yang terkait dengan toksisitas obat.
Inovasi tersebut memang cukup membanggakan dan memenuhi kebutuhan para pejuang ASI. Para peneliti sendiri dalam mengeluarkan inovasi tersebut terinspirasi setelah seorang mahasiswa pascasarjana dalam kelompok penelitian mereka melahirkan dan diberi resep asetaminofen untuk mengelola nyeri pascapersalinannya.
Memang, ASI sangatlah penting sebagai sumber nutrisi bagi bayi serta membantu sistem kekebalan tubuh mereka yang sedang berkembang. Dan, para tim menemukan bahwa hanya ada sedikit teknologi untuk memantau keamanannya secara langsung.
Sementara beberapa perusahaan menawarkan layanan melalui pos. Layanan tersebut melibatkan pengumpulan sampel dalam kit khusus yang cukup mahal dan perlu menunggu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya.
"Mengingat risiko dan pengambilan keputusan penting yang dihadapi orang tua seputar pemberian ASI dan penggunaan obat, kami ingin membuat alat yang memberdayakan mereka dengan informasi yang dipersonalisasi secara langsung daripada membiarkan mereka bergantung pada bagan keamanan obat umum atau pengujian laboratorium yang tertunda," kata Mousavi.
Tim berharap bahwa breast pada tersebut dapat membantu para ibu menyusui membuat keputusan yang lebih tepat tentang pemberian ASI setelah mengonsumsi obat, seperti mengoptimalkan strategi pemompaan ASI dan kemudian membuangnya atau membuang ASI saat kadar obat berada pada tingkat tertinggi.
Selain obat pereda nyeri, penulis mencatat juga bahwa para ibu yang mengonsumsi obat kerap diresepkan antibiotik dan antijamur. Meskipun obat-obatan tersebut umumnya dianggap aman untuk dikonsumsi saat menyusui, tetapi obat-obatan tersebut tidak selalu aman ya, Bunda.
Menyambung manfaat terkait dengan breast pad pintar yang diinovasikan para peneliti, alat ini memang didesain untuk mengukur kadar asetaminofen, seperti dikatakan Mousavi. Selain membantu mengukur produksi ASI dan kandungan ASI, breast pad ini diadaptasi untuk mendeteksi obat-obatan dan biomarker lain untuk menilai kesehatan.
Misalnya, Mousavi dan rekan-rekannya baru-baru ini mendemonstrasikan breast pad lain dengan sensor tertanam yang dirancang untuk memantau kadar glukosa dalam ASI yakni sebuah fungsi yang menurutnya dapat membantu para ibu mengelola nutrisi mereka dan mengatasi kondisi seperti diabetes gestasional.
Saat ini, perangkat tersebut hanya dapat mengukur ASI yang diproduksi dari kebocoran alami. Artinya, aplikasinya mungkin masih sangat terbatas jika kebocorannya kecil. Selain itu, breast pad tersebut juga bersifat sekali pakai sehingga breast pad baru diperlukan kembali untuk setiap pengujian baru.
Untuk ke depannya, para peneliti terus berupaya mengembangkan versi perangkat yang menganalisis ASI perah untuk menawarkan opsi pengujian yang lebih mudah diakses dan nyaman bagi orang tua.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)