Mengajarkan tentang cara mengendalikan emosi pada anak dapat disesuaikan dengan nilai dalam keluarga. Termasuk salah satunya menurut Islam sesuai ajaran Rasulullah, Bunda.
Dikutip dari buku Dinamika Psikologi Pendidikan Islam oleh Dr. Suparman, M.Pd.I, Dr Andi Sri Sultinah, M.Pd.I, dkk, peran orang tua dalam mendidik anak sangat besar pengaruhnya dalam proses perkembangan anak. Termasuk dari segi perkembangan mental dan emosional.
Kecerdasan emosional (emotional quotient) menggambarkan bagaimana perkembangan tentang kecerdasan hati, keuletan, kesabaran, optimisme, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, serta kemampuan mendengarkan pendapat orang lain meski berbeda.
Pentingnya mengajarkan tentang kecerdasan emosi pada anak
Setiap anak pada dasarnya dilahirkan dengan kecerdasan spiritual yang tinggi, tetapi perlakuan orang tua dan lingkungan bisa menurunkan potensi tersebut.
Menurut Imas Kurniasih, S.Pd.I, dalam bukunya yang berjudul Mendidik SQ Anak Menurut Nabi Muhammad SAW, pembentukan akhlak terkait erat dengan kecerdasan emosi.
Prasekolah atau usia balita menjadi waktu tepat untuk mulai menanamkan nilai-nilai kepada anak.
Ada beberapa konsep mendidik anak yang sesuai dengan ajaran Islam, termasuk salah satunya disebutkan dalam Al-Qur'an surat Al-Furqan ayat 74:
Walladzîna yaqûlûna rabbanâ hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyyâtinâ qurrata a‘yuniw waj‘alnâ lil-muttaqîna imâmâ
Artinya:
Dan orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Ayat ini menggambarkan bahwa keluarga mempunyai peran penting dalam pendidikan anak, termasuk dalam membentuk karakter dan kecerdasan emosionalnya.
Berikut cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan emosi pada anak menurut Islam:
1. Menyediakan lingkungan yang efektif
Lingkungan memiliki peran penting bagi anak. Orang tua pun perlu menyediakan lingkungan yang efektif dan kesempatan intelejensi, kecerdasan emosional, tingkah laku dan sosial masyarakat.
Keluarga juga perlu memberikan ketenangan dan kenyamanan, serta memperhatikan kebutuhan anak. Hal ini dapat membuat anak merasa lebih aman dan mampu mengendalikan emosinya sejak dini.
2. Menanamkan dalam hati untuk tidak marah kecuali karena Allah SWT
Dalam sebuah hadis dari Aisyah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW tidak pernah sama sekali memukul sesuatu dengan tangannya, juga tidak pernah memukul wanita (istri), dan tidak pernah memukul seorang pembantu. Beliau memukul jika berjihad di jalan Allah. Dan tidaklah beliau disakiti dengan sesuatu sama sekali, lalu beliau membalas terhadap pelakunya.
Kecuali jika ada sesuatu di antara beliau membalas terhadap pelakunya. Kecuali jika ada sesuatu di antara perkara-perkara yang diharamkan Allah dilanggar, maka beliau akan membalas dengan hukuman karena Allah 'Azza wa jalla." (HR Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Demikian dikutip dalam buku La Tahzan, Hadapi Masalah dengan Berserah yang ditulis oleh Ipnu R Noegroho.
3. Membaca taawudz
Salah satu cara lain mengendalikan emosi pada anak menurut Islam yang dicontohkan Rasulullah SAW adalah dengan membaca taawudz. Bacaan ini berfungsi sebagai perlindungan dari godaan setan yang terkutuk.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, "Jika seseorang yang marah mengucapkan: 'A'uudzu billah (aku berlindung kepada Allah SWT)' niscaya akan reda kemarahannya." (HR Abu 'Adi dalam Kitab Al-Kaamil).
4. Mengambil air wudhu
Saat sedang marah atau emosi meledak-ledak, tanamkan kebiasaan pada anak untuk mengambil air wudhu. Cara ini juga sangat ampuh dalam mengendalikan dan meredakan amarah.
Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW, "Sesungguhnya marah itu dari setan dan terbuat dari api, dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, apabila seorang di antara kamu marah, maka berwudhulah!" (HR Abu Daud).
5. Duduk atau mengambil posisi tidur
Ketika sedang marah, seseorang umumnya akan merasa paling benar dan 'tinggi'. Sebisa mungkin jika memungkinkan cobalah untuk segera mengambil posisi duduk, diharapkan cara ini bisa membuat perasaan menjadi lebih tenang.
6. Tetap diam
Emosi meledak-ledak kerap membuat otak tidak mampu memikirkan kalimat yang baik. Sebaiknya tidak dulu banyak berbicara atau membuat keputusan di waktu ini, karena dikhawatirkan dapat semakin mengacaukan keadaan.
7. Memberi contoh yang baik
Orang tua memegang peranan penting sebagai contoh nyata bagi kehidupan anak, terutama di rumah. Jika ingin kelak anak mampu mengendalikan emosinya, maka orang tua perlu memberikan contoh yang baik terlebih dahulu saat sedang dilanda kemarahan.
Seperti diungkapkan dalam firman Allah di Surat Al-Baqarah ayat 155:
Dan perjalanan kehidupan, kita akan diuji dengan cobaan yang beragam, seperti rasa takut, kelaparan, kekurangan materi, ketegangan emosional, dan tantangan lainnya. Namun, kabar gembira disampaikan kepada mereka yang memiliki kesabaran.
Kesabaran adalah hasil dari kemampuan mengelola dan mengendalikan emosi yang ada dalam diri seseorang, terutama anak-anak.
Jadi, saat sedang marah atau emosi, cobalah sebisa mungkin untuk tetap tenang dan menjadi teladan yang baik bagi anak ya, Bunda.
Demikian cara-cara mengendalikan emosi pada anak menurut Islam sesuai ajaran Rasulullah SAW. Semoga ulasan ini dapat bermanfaat bagi Bunda dan juga Si Kecil dalam belajar menghadapi amarah.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)