Kenali Tanda Pneumonia pada Bayi Baru Lahir dan Cara Mengobatinya

13 hours ago 6

Pneumonia adalah infeksi paru-paru. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Kuman-kuman ini membuat kantung udara di paru-paru terisi cairan (dahak atau lendir). Hal ini membuat anak sulit bernapas dan batuk, Bunda.

Pneumonia disebarkan oleh orang yang terinfeksi dengan membawa kuman dalam bentuk tetesan cairan di tenggorokan, hidung, atau mulut mereka. Orang yang terinfeksi batuk dan menyebarkan kuman ke udara.

Bayi dapat menghirup kuman atau bersentuhan langsung dengan air liur atau lendir orang yang terinfeksi dengan menyentuh sesuatu. Pneumonia bahkan dapat tertular dari seseorang yang tidak tahu bahwa dirinya sakit.

Anak-anak di bawah usia dua tahun memiliki risiko tertinggi terkena pneumonia. Dilansir Baby Center, bayi baru lahir yang terkena pneumonia mungkin tertular dari infeksi sebelum lahir (melalui plasenta atau cairan ketuban), saat melahirkan, atau segera setelah lahir. Bayi baru lahir di rumah sakit mungkin tertular infeksi dari pengasuh atau anggota keluarga.

Streptococcus grup B dan E. coli adalah bakteri yang paling sering menyebabkan pneumonia bakteri pada bayi baru lahir. Sedangkan untuk virus di antaranya termasuk, virus pernapasan syncytial (RSV), enterovirus, virus influenza, dan COVID-19.

Pada beberapa kasus, pneumonia juga dapat disebabkan oleh jamur seperti candida. Bayi dengan berat badan lahir sangat rendah sangat rentan terhadap infeksi jamur invasif selama minggu-minggu pertama kehidupan.

Selain itu, bayi paling sering terkena pneumonia dari virus, seperti:

Virus pernapasan syncytial (RSV). Ini adalah penyebab paling umum dari pneumonia virus pada bayi:

  • Adenovirus
  • Virus parainfluenza
  • Enterovirus
  • Virus influenza
  • COVID-19
  • Human metapneumovirus (HMPV, infeksi saluran pernapasan bawah)
  • Rhinovirus

Bayi baru lahir juga dapat terkena pneumonia dari bakteri, seperti:

  • Streptococcus pneumoniae
  • Staphylococcus aureus
  • Streptococcus pyogenes
  • Mycoplasma pneumoniae (Bakteri ini biasanya menyebabkan bentuk pneumonia ringan, yang sering disebut pneumonia berjalan.)

Gejala pneumonia pada bayi baru lahir

Mengenali tanda-tanda pneumonia sejak dini sangatlah penting. Bayi tidak dapat mengomunikasikan ketidaknyamanan mereka, jadi mengamati perubahan perilaku, pola pernapasan, pola makan, dan penampilan dapat mengingatkan orang tua akan potensi masalah kesehatan. Mengutip laman resmi Kailash Healthcare, gejala utamanya meliputi:

  • Pernapasan cepat: Jika pernapasan bayi terasa cepat atau sesak, ini bisa menjadi tanda pneumonia. Bayi biasanya bernapas lebih cepat daripada orang dewasa, tetapi peningkatan lebih dari 60 napas per menit harus diperiksa.
  • Suara mendengus atau mengi: Mendengus setiap kali bernapas atau mengi yang terus-menerus dapat mengindikasikan gangguan pernapasan yang terkait dengan pneumonia atau bronkiolitis pada bayi.
  • Retraksi dada: Ketika otot-otot di sekitar tulang rusuk tampak mengerut saat bernapas, ini dikenal sebagai retraksi dada dan merupakan tanda kesulitan bernapas.
  • Demam atau suhu tubuh rendah: Lonjakan suhu yang tiba-tiba dapat mengindikasikan infeksi. Beberapa bayi baru lahir atau bayi mungkin mengalami suhu yang lebih rendah dari biasanya jika mereka masih sangat muda atau prematur.
  • Menolak menyusu dan lesu: Jika bayi sangat lelah, tidur lebih lama dari biasanya, atau menolak menyusu, hal ini mungkin menandakan adanya penyakit yang mendasarinya, termasuk pneumonia.
  • Kulit kebiruan (Sianosis): Warna kebiruan pada kulit, bibir, atau ujung jari menunjukkan kekurangan oksigen, yang dapat terjadi jika paru-paru tidak berfungsi dengan baik.

Cara menghitung napas anak tanda mengidap pneumonia

Untuk mengetahui cepat atau tidak pernapasan bayi, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Bunda bisa menghitung napasnya di rumah saat mereka tidur. Cara menghitung napas anak dapat dilakukan dengan meletakkan tangan orangtua atau pengasuh pada dada anak dan menghitung gerak napas anak dalam satu menit.

Napas anak dikatakan cepat apabila frekuensi napas anak lebih atau sama dengan 60 kali per menit pada anak berusia

Pengobatan untuk pneumonia

Pengobatan pneumonia tergantung dari penyebabnya. Dikutip dari laman resmi The Royal Childrens' Hospital Melbourne, berikut pengobatan pneumonia:

Pneumonia bakteri

Jika pneumonia anak disebabkan oleh bakteri, mereka akan diberi resep antibiotik. Dalam kasus pneumonia bakteri ringan, obat ini dapat diminum di rumah. Bayi dengan pneumonia bakteri biasanya membaik dalam waktu 48 jam setelah mulai mengonsumsi antibiotik.

Sangat penting untuk menghabiskan seluruh antibiotik, bahkan jika anak  tampak jauh lebih baik. Pengobatan akan berlanjut selama 3 hingga 7 hari. Bayi mungkin terus batuk hingga tiga minggu setelah pengobatan, tetapi ini tidak perlu dikhawatirkan jika mereka membaik.

Bayi yang sangat tidak sehat dengan pneumonia bakteri dapat dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan antibiotik yang diberikan langsung ke pembuluh darah melalui infus (terapi intravena atau IV). Beberapa anak mungkin juga memerlukan oksigen atau cairan tambahan.

Pneumonia virus

Pneumonia virus biasanya tidak separah pneumonia bakteri. Namun, pemulihannya bisa lebih lambat, memakan waktu hingga empat minggu. Antibiotik tidak menyembuhkan virus dan tidak diberikan untuk pneumonia virus.

Perawatan di rumah

Setelah dokter mendiagnosis anak dengan pneumonia ringan,  biasanya dapat merawatnya di rumah.

  • Bayi akan membutuhkan banyak istirahat.
  • Penting untuk memberikan cairan kepada anak secara berkala untuk mencegah dehidrasi. Berikan air putih sedikit demi sedikit, dan berikan ASI atau susu formula lebih sering kepada bayi.
  • Kebanyakan anak menolak makan saat mereka menderita pneumonia. Ini tidak menjadi masalah, selama mereka minum cairan.
  • Patuhi petunjuk dokter untuk memberikan antibiotik, jika diresepkan.
  • Anak yang lebih besar mungkin akan merasa lebih nyaman tidur dengan disangga beberapa bantal, daripada berbaring telentang.
  • Jika anak  mengalami nyeri dada atau demam dan merasa tidak enak badan, mereka mungkin memerlukan pereda nyeri, seperti parasetamol. Jangan berikan ibuprofen kepada anak di bawah tiga bulan atau anak yang mengalami dehidrasi. 
  • Jangan berikan obat batuk. Obat tersebut tidak membantu anak-anak yang menderita pneumonia.
  • Jangan biarkan siapa pun merokok di rumah atau di sekitar anak .
  • Dokter akan memberi tahu  jika perlu kembali untuk meninjau pemulihan anak.

Demikian ulasan pneumonia pada anak, mulai dari tanda-tanda, faktor risiko hingga penanganan yang tepat. Beri pengobatan yang tepat sesuai saran dokter agar gangguan pernapasan pada anak ini tidak mengakibatkan gangguan kesehatan yang serius pada Si Kecil.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online