Risiko freezer burn menjadi kewaspadaan tersendiri bagi makanan yang dibekukan di freezer. Termasuk, saat membekukan ASI perah. Ketahui cara mencegah yuk, Bunda.
Membekukan makanan atau minuman di freezer menjadi salah satu cara aman untuk membuatnya tetap awet dan bertahan lama. Tetapi, kenapa ya, adakalanya penampakan makanan atau minuman yang dibekukan tersebut tampilannya sudah tidak sesuai.
Ya, ketika makanan dari freezer tampak keras, layu, ataupun berubah warna di beberapa titik, bahkan tertutup kristal es, kemungkinan besar makanan tersebut sudah mengalami freezer burn ya, Bunda.
Penyebab freezer burn
Freezer burn merupakan sebuah kondisi yang terjadi diakibatkan dari hilangnya kelembapan. Kondisi tersebut dapat terjadi pada semua makanan yang telah dibekukan dalam waktu yang cukup lama.
Seperti diketahui, makanan yang disimpan tersebut mengandung air di dalamnya ya, Bunda. Hal itulah yang kemudian membentuk ribuan kristal es saat dibekukan. Kristal-kristal tersebut lalu bermigrasi ke permukaan makanan dan akhirnya ke bagian freezer melalui proses yang disebut sublimasi.
Kondisi sublimasi ini mirip seperti penguapan, Bun. Bedanya, sublimasi tidak melibatkan cairan di dalamnya. Sebaliknya, suatu zat berubah langsung dari padat menjadi gas. Itulah sebabnya mengapa es batu jadi lebih kecil jika tidak digunakan dalam waktu lama, seperti dikutip dari laman Healthline.
Saat Bunda melihat penampakan makanan beku jadi layu, kering, dan keras, itu merupakan imbas dari hilangnya molekul air tersebut. Selain itu, hilangnya air dari makanan yang dibekukan memungkinkan oksigen masuk dan menyebabkan adanya perubahan rasa dan warna terutama pada daging, unggas, dan ikan yang tidak dikemas dengan baik saat dibekukan.
Dan, semakin lama Bunda menyimpan makanan di freezer maka semakin tinggi pula kemungkinan makanan tersebut mengalami freezer burn dan membuat kualitasnya ikut menurun.
Memengaruhi kualitas tapi tetap aman
Makanan yang dibekukan mungkin tampak tidak menggugah selera karena tekstur yang berubah serta rasa yang tidak enak. Namun, makanan tersebut tetap aman untuk dikonsumsi kok, Bunda.
Jika suhu freezer diatur pada suhu (-18°C), bakteri dan patogen berbahaya lainnya tidak dapat tumbuh di dalamnya. Makanan yang Bunda bekukan juga tetap aman untuk dimakan dengan syarat makanan tersebut masih segar saat Bunda menyimpannya di freezer serta Bunda mencairkannya dengan benar.
Meski demikian, Bunda juga perlu memahami bahwa metode pengawetan makanan termasuk pengalengan, pengeringan, dan pembekuan makanan turut memengaruhi kualitas dari makanan itu sendiri.
Karenanya, jika Bunda ingin memakan makanan yang sudah dibekukan, Bunda dapat memotong bagian yang terkena imbas dari freezer burn dan menggunakan sisanya. Tetepi perlu diingat juga bahwa kualitas keseluruhannya tidak akan sama dengan makanan yang tidak dibekukan atau makanan segar ya, Bun.
Apakah ASI bisa mengalami freezer burn?
Mendengar fenomena freezer burn berpengaruh pada makanan, para pejuang ASI pun jadi penasaran apakah freezer burn berlaku juga pada ASI perah yang dibekukan.
Apalagi, pembekuan ASI tersebut bisa berlangsung lama ketika stok ASI perah memang sedang banyak. Sehingga, para Bunda yang menyusui jadi khawatir apakah pembekuan tersebut memengaruhi kualitas ASI yang dibekukan tersebut.
Menurut Danielle Downs Spradlin, IBCLC, CLC Owner dari Oasis Lactation Services bahwa ASI juga bagian dari makanan ya, Bunda. Dan, makanan jenis apa pun dapat mengalami risiko freezer burn.
Berdasarkan laporan dari The Kitchn bahwa freezer burn terjadi ketika uap air meninggalkan makanan yang beku dan berubah menjadi krsital es di bagian luar makanan. Sehingga, makanan tersebut menjadi kering dan teroksidasi.
"Freezer burn dapat terjadi pada makanan apa pun, akibat pengeringan dan oksidasi,"ujar Lynette Hafken, MS, IBCLC dari Rockville Lactation.
Oksidasi sendiri, sambung Hafken, merupakan alasan kimiawi yang bertanggung jawab untuk mengubah irisan apel dan alpukat menjadi cokelat. Hal ini tentunya dapat terjadi pada ASI yang sama mudahnya dengan makanan lain yang disimpan di frezer mengingat ASI dapat disimpan hingga enam bulan dengan penyimpanan yang benar, seperti direkomendasikan CDC.
Mengenai apa yang menyebabkan ASI dapat mengalami freezer burn yakni karena semua udara tidak dikeluarkan dari kantong penyimpanan. Itulah mengapa akhirnya freezer burn menghampiri, termasuk pada ASI perah yang disimpan di freezer, Bun.
Cara mencegah ASI freezer burn
Risiko freezer burn memang dapat terjadi kapan saja, Bun. Tidak saja pada makanan yang Bunda simpan di freezer tetapi juga pada ASI perah. Nah, mengingat risiko freezer burn cukup potensial dialami pada ASI yang dibekukan, ada baiknya Bunda memperhatikan prosedur penyimpanan ASI perah dengan baik.
"Ini hanyalah masalah penyimpanan yang tepat. Udara merupakan komponen freezer burn, jadi mengeluarkan udara sebanyak mungkin saat menutup kantong penyimpanan dapat membantu,"kata Kristin Gourley, IBCLC, dari Lactation Link LLC.
Selain itu, pastikan juga Bunda menutup kantong penyimpanan ASI sehingga udara tambahan yang terkumpul di bagian atas kantong dapat memberi ruang bagi air untuk menguap dari ASI, yang menyebabkan terjadinya freezer burn.
"Jika menggunakan baki es batu, gunakan tutup untuk mencegah benda jatuh ke dalam ASI dan mengurangi aliran udara di atasnya,"kata Spradlin.
Agar tetap aman, sangat direkomendasikan metode penyimpanan alternatif saat Bunda ingin menyimpan ASI dalam jangka panjang. Jika Bunda menyimpan ASI selama lebih dari beberapa minggu, gunakan kantong ganda agar lebih aman dan terhindari risiko freezer burn.
Bisakah ASI yang terkena freezer burn diberikan pada bayi?
Freezer burn memang dapat memengaruhi ASI yang dibekukan ya, Bunda. Rasanya memang sedih ketika melihat ASI yang dikumpulkan dengan susah payah jadi kurang berkualitas. Padahal, stok ASI perah di freezer cukup banyak ya, Bunda.
Nah, Bunda jangan bersedih ya, ketika mengalami hal tersebut. Menurut pedoman keamanan pangan USDA, freezer burn tidak membuat makanan menjadi tidak aman untuk dikonsumsi, seperti juga ASI. Dalam hal ini, ASI yang terdampak freezer burn tetap dapat diberikan pada bayi.
"Bunda masih bisa menggunakannya, tetapi seperti halnya daging, mungkin saja rasanya sedikit tidak enak. Jika ASI sangat kering atau mengering, mungkin kandungan airnya tidak cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidrasi bayi secara penuh,"kata Hafken.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
(pri/pri)