Bunda atau pasangan sudah lama menjadi pengangguran? Ternyata lama menganggur bisa berdampak pada kesehatan.
Menganggur bukan sekadar persoalan kehilangan pendapatan. Jadi pengangguran ternyata bisa berdampak serius terhadap kesehatan fisik dan mental seseorang, terutama jika pemutusan kerja terjadi secara tiba-tiba dan tanpa persiapan.
Tubuh bisa menunjukkan tanda-tanda stres yang tersembunyi dan tak disadari. Menurut psikolog Lisa Orbe-Austin, kehilangan pekerjaan tidak hanya kehilangan gaji tapi juga rutinitas, komunitas rekan kerja, dan makna dalam hidup.
“Sering kali, orang berpikir, ‘Bagaimana mereka bisa merasa begitu sedih, tertekan, berduka karena pekerjaan?' Tapi kita kehilangan banyak hal yang tidak kita sadari, kehilangan yang cukup signifikan. Orang merasa patah hati, terutama jika kehilangan pekerjaan terjadi secara mendadak," papar Lisa dilansir dari Huffpost.
Hal inilah yang sering membuat seseorang merasa hancur secara emosional. Dampaknya bisa begitu nyata, mulai dari gangguan tidur, perubahan suasana hati, hingga nyeri fisik.
Bahkan para ahli menyebut bahwa tubuh bisa mengirimkan sinyal kalau kehilangan pekerjaan memengaruhi kondisi lebih dalam dari yang Bunda sadari. Mari pahami dampak kesehatan yang bisa saja terjadi pada tubuh akibat menganggur.
Dampak kesehatan jika jadi pengangguran
Berikut dampak kesehatan jika menjadi pengangguran.
1. Sulit tidur atau malah berlebihan
Salah satu dampak awal yang sering dirasakan setelah kehilangan pekerjaan adalah gangguan tidur. Menurut psikolog Kristin Bianchi, seseorang bisa saja mengalami insomnia atau sulit tidur, sering terbangun malam hari, atau bangun terlalu pagi.
Meski sesekali insomnia mungkin normal, namun jika berlangsung terus-menerus maka bisa menjadi tanda gangguan serius akibat stres berkepanjangan.
"Itu mulai mengkhawatirkan, jika itu terjadi dalam jangka waktu yang lama," kata Bianchi yang merupakan psikolog berlisensi di Center for Anxiety and Behavior Change, Maryland.
Penelitian dari University of Arizona menunjukkan bahwa stres pekerjaan seperti politik kantor atau ketidakamanan posisi dapat menimbulkan efek jangka panjang bahkan setelah seseorang kehilangan pekerjaannya. Gangguan tidur seperti insomnia pun masih menghantui, seakan stres itu tidak benar-benar hilang.
"Kami menemukan bahwa jenis stres tersebut dikaitkan dengan kemungkinan peningkatan insomnia yang berkelanjutan bahkan setelah pekerjaan tersebut berakhir," kata Patricia Haynes, seorang profesor di University of Arizona’s Department of Health Promotion Sciences.
2. Kesehatan mental memburuk
Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar kemungkinan mengalami depresi. Berdasarkan survei Gallup terhadap 356 ribu warga Amerika, satu dari lima orang yang menganggur selama setahun lebih dilaporkan mengalami atau tengah menjalani pengobatan untuk depresi.
Gejala depresi ini bisa berupa hilangnya minat terhadap aktivitas yang dulu disukai, perasaan sedih terus-menerus, bahkan munculnya kemarahan dan mudah tersinggung. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa mengurangi motivasi dan menghambat upaya untuk kembali produktif.
"Itu mungkin tampak seperti kesedihan, merasa terpuruk," kata Bianchi.
3. Perubahan kepribadian
Penelitian yang dimuat dalam Journal of Applied Psychology menemukan bahwa pengangguran jangka panjang dapat mengubah kepribadian seseorang. Dari studi terhadap lebih dari 6 ribu orang dewasa di Jerman selama empat tahun, ditemukan bahwa mereka yang kehilangan pekerjaan cenderung menjadi kurang ramah atau tidak lagi menyenangkan dalam interaksi sosial.
Perubahan ini bisa terjadi karena motivasi untuk tampil baik di awal masa pengangguran perlahan memudar seiring waktu. Saat harapan untuk kembali bekerja menurun, sikap positif pun ikut menghilang.
4. Sering nyeri, migrain, dan mengalami masalah pencernaan
Tubuh yang terus-menerus dalam kondisi stres akan merespon dengan cara fisik. Ketegangan otot akibat stres bisa menyebabkan nyeri kronis, termasuk sakit punggung, migrain, hingga gangguan lambung.
American Psychological Association mencatat bahwa stres akibat pekerjaan berkaitan erat dengan rasa sakit di tubuh bagian bawah dan ekstremitas atas. Hubungan antara otak dan usus juga membuat gangguan kecemasan bisa memicu keluhan pencernaan, seperti sakit perut, mual, atau diare.
Gejala tersebut sering diabaikan padahal bisa menjadi sinyal bahwa tubuh sedang berada dalam tekanan berat.
"Dengan kecemasan, gejala (gastrointestinal) muncul bukanlah hal yang aneh. Orang mungkin melaporkan sakit perut yang sering atau gangguan lainnya. Kita cenderung melihat sakit kepala dan nyeri otot saat kita cemas," ujar Bianchi.
5. Nafsu makan tidak stabil
Stres akibat kehilangan pekerjaan juga dapat memengaruhi pola makan. Sebagian orang menjadi sangat rakus, sementara yang lain justru kehilangan selera makan sepenuhnya.
Menurut Bianchi, perubahan drastis ini mungkin disertai perubahan berat badan yang signifikan, bisa naik atau turun. Rutinitas makan yang tidak teratur atau konsumsi makanan tak sehat dapat memperburuk kondisi kesehatan secara umum. Untuk itu, penting menjaga pola makan tetap stabil selama masa pengangguran.
Hal yang bisa dilakukan saat menganggur
Meski dampaknya berat, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental selama masa tidak bekerja:
1. Buat rutinitas baru
Kehilangan struktur harian dari pekerjaan bisa diatasi dengan membuat jadwal baru. Bangun pada waktu yang sama, makan teratur, dan sisihkan waktu untuk olahraga ringan, mencari kerja, atau bersosialisasi secara virtual.
“Ketika Anda merasa tidak dapat mengandalkan banyak hal, seperti ‘Saya tidak punya gaji, saya tidak punya pekerjaan’, memiliki rutinitas menciptakan sesuatu yang dapat Anda andalkan,” saran Lisa.
2. Kuasai aktivitas baru
Cobalah mempelajari keterampilan baru, entah itu memasak, menulis, atau desain grafis. Aktivitas ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan memberi makna baru dalam hari-hari tanpa pekerjaan.
“Itu juga menanamkan dalam diri kita rasa kemampuan dan kapasitas seseorang untuk terus hidup bahkan jika kita sedang tidak bekerja saat ini. Itu membantu kita menjadi lebih tangguh," kata Bianchi.
3. Waspadai pola pikir negatif
Jangan terjebak dalam pemikiran 'semuanya buruk' atau 'tidak ada harapan'. Salah satu cara mengatasi hal ini dengan membuat daftar hal-hal kecil yang berhasil dilakukan setiap hari, seperti menyelesaikan tugas rumah atau mendapat pujian dari teman.
"Itu bisa berupa tindakan yang Anda pilih atau Anda juga dapat menyertakan umpan balik positif dalam hal itu," ujar Bianchi.
Menganggur memang sulit, namun bukan berarti akhir dari segalanya. Dengan menjaga rutinitas, kesehatan mental, dan tetap aktif secara sosial, Bunda bisa bangkit kembali dan menemukan versi diri yang lebih kuat dari sebelumnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)