Sejumlah bayi yang baru lahir akan mengalami kulit dan mata yang menguning dalam beberapa hari pertama kehidupannya. Namun, apakah kondisi ini normal terjadi pada bayi baru lahir?
Tentunya, Bunda tak perlu khawatir dengan kondisi Si Kecil. Menguningnya kulit dan mata pada bayi yang baru lahir merupakan hal yang umum dan biasanya tidak berbahaya bagi kesehatannya. Kondisi ini ditandai dengan perubahan warna kulit dan bagian putih mata yang menguning, seperti dikutip dari NHS.
Pada sebagian besar kasus, penyakit kuning akan hilang dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam 2 hingga 3 minggu. Namun, jika berlangsung lebih dari 3 minggu, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang mendasari dan sebaiknya segera diperiksakan ke dokter.
Pada umumnya, penyakit kuning pada bayi baru lahir terjadi karena organ hati bayi belum bekerja secara sempurna untuk memproses bilirubin dalam tubuh. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi, fungsi hati akan semakin membaik sehingga kadar bilirubin pun menurun secara alami.
Sering kali, kondisi ini tidak memerlukan penanganan khusus. Meski begitu, Bunda tetap disarankan untuk rutin memantau kesehatan Si Kecil jika menimbulkan tanda atau gejala yang tidak normal.
Apa itu bayi kuning (Jaundice)?
Bayi kuning atau jaundice merupakan kondisi yang sering dialami bayi baru lahir, ditandai dengan menguningnya kulit dan bagian putih mata dalam beberapa minggu pertama kehidupannya. Dikutip dari Mayo Clinic, penyakit kuning pada bayi umumnya disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah, yaitu pigmen berwarna kuning yang terbentuk dari pemecahan sel darah merah.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 38 minggu (bayi prematur) dan pada beberapa bayi yang disusui. Hal ini disebabkan oleh fungsi hati bayi yang belum sepenuhnya matang, sehingga belum mampu membuang bilirubin secara efektif dari aliran darah, yang kemudian menyebabkan warna kuning pada kulit dan mata.
Apakah kondisi bayi kuning berbahaya?
Bayi kuning merupakan kondisi yang normal pada minggu-minggu pertama kehidupan. Sebagian besar kasus biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 2–3 minggu, dikutip dari NHS.
Namun, pada kasus yang jarang terjadi, Bunda perlu waspada karena kadar bilirubin yang sangat tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko kerusakan otak pada bayi baru lahir, terutama jika terdapat faktor risiko tertentu untuk penyakit kuning yang parah, dikutip dari Mayo Clinic.
Faktor penyebab Bayi Kuning
Menguningnya bayi baru lahir biasanya disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah, kondisi ini dikenal sebagai hiperbilirubinemia. Dikutip dari NHS, bilirubin merupakan zat berwarna kuning yang terbentuk dari proses pemecahan sel darah merah, yaitu sel yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Setelah terbentuk, bilirubin dibawa melalui aliran darah menuju hati. Di dalam hati, bilirubin diproses menjadi bentuk yang dapat dikeluarkan dari tubuh melalui tinja. Namun, jika kadar bilirubin dalam darah terlalu tinggi atau fungsi hati belum optimal dalam memprosesnya, maka bilirubin akan menumpuk dan menyebabkan penyakit kuning.
Perbedaan tanda bayi kuning normal dan tidak normal
Simak ulasan di bawah ini:
1. Tanda bayi kuning yang normal
Dikutip dari Cleveland Clinic, penyakit kuning yang normal pada bayi baru lahir biasanya muncul pada hari kedua atau ketiga setelah kelahiran. Kondisi ini umumnya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu satu hingga dua minggu tanpa pengobatan, untuk bayi yang diberi susu tambahan. Sementara itu, bayi yang diberi ASI dapat mengalami penyakit kuning lebih lama, bahkan hingga satu bulan atau lebih.
2. Tanda bayi kuning yang tidak normal
Tanda-tanda tidak normal yang perlu Bunda waspadai dan segera menghubungi dokter terkait penyakit kuning pada bayi, seperti yang dikutip dari Cleveland Clinic. Berikut deretannya.
- Kulit bayi mulai menunjukkan warna kuning atau jingga yang terang
- Bayi terlihat sangat mengantuk, bahkan sulit dibangunkan untuk diberi ASI
- Rewel setiap waktu
- Kesulitan menyusu dengan baik, atau tidak dapat menyusu dengan baik dari botol
- Jarang basah atau kotor popoknya
- Bayi mengalami demam
- Kulit mulai menguning 24 jam setelah dilahirkan
Bunda juga tetap perlu memantau kadar bilirubin pada bayi. Jika kadar bilirubin terlalu tinggi dan tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, seperti cerebral palsy, gangguan pendengaran (tuli), hingga kernikterus, yaitu kerusakan otak akibat penumpukan bilirubin yang parah.
Komplikasi yang mungkin terjadi pada bayi kuning
Bayi kuning terjadi akibat penumpukan bilirubin karena fungsi hati bayi yang belum berkembang secara sempurna. Meski begitu, Bunda tetap perlu memantau kadar bilirubin dalam tubuh Si Kecil untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan seperti berikut ini. Simak selengkapnya.
Ensefalopati akut
Ensefalopati akut merupakan gangguan otak yang berkembang dengan cepat, ditandai oleh perubahan fungsi kognitif seperti delirium atau koma. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, paparan racun, atau ketidakseimbangan metabolisme.
Biasanya, ensefalopati akut menyerang anak-anak yang sebelumnya sehat dan sering kali menyebabkan kematian atau menimbulkan gejala neurologis yang berat. Komplikasi ini mencakup sekelompok sindrom dengan berbagai manifestasi klinis, seperti penurunan kesadaran, gangguan motorik dan sensorik, serta kejang status epileptikus, dikutip dari National Library of Medicine.
Ensefalopati akut dikenal sebagai penyakit yang berdampak besar, baik dari segi medis maupun sosial. Dalam beberapa kasus, kondisi ini sulit untuk ditangani sehingga peluang untuk pulih sepenuhnya menjadi sangat kecil.
Kernikterus
Sebanyak 60 persen bayi mengalami kulit dan mata yang menguning selama beberapa minggu pertama kehidupannya. Namun, beberapa bayi bisa mengalami kernikterus jika kadar bilirubin tidak dipantau secara intensif. Kernikterus merupakan komplikasi serius dari penyakit kuning yang parah. Kondisi ini terjadi ketika produk limbah menumpuk dalam darah dan jaringan otak bayi. Meski kasusnya jarang, komplikasi ini dapat mengancam jiwa, dikutip dari Cleveland Clinic.
Cara mengatasi bayi kuning
Penyakit bayi kuning dapat diatasi dengan langkah-langkah berikut ini yang dikutip dari Mayo Clinic. Simak selengkapnya untuk antisipasi kesehatan Si Kecil, Bunda.
1. Meningkatkan nutrisi
Sebagai upaya untuk mencegah penurunan berat badan pada bayi, dokter biasanya menyarankan pemberian makanan atau suplemen lebih sering agar kebutuhan nutrisinya tetap terpenuhi.
2. Terapi cahaya (fototerapi)
Dengan fototerapi, bayi akan menjalani terapi cahaya biru-hijau untuk membantu mengubah bilirubin agar dapat dikeluarkan melalui urine dan tinja. Selama terapi, bayi hanya mengenakan popok dan penutup mata, dan perawatan ini bisa dilengkapi dengan pembalut atau kasur bercahaya.
3. Transfusi Imunoglobulin intravena (IVIg)
Penyakit kuning bisa terjadi karena perbedaan golongan darah antara Bunda dan Si Kecil. Akibatnya, tubuh Bunda membentuk antibodi yang masuk ke tubuh bayi dan menyerang sel darah merahnya, sehingga sel-sel darah merah bayi cepat rusak dan menghasilkan bilirubin dalam jumlah berlebih.
Transfusi imunoglobulin intravena membantu untuk menurunkan kadar antibodi dan mengurangi penyakit kuning, meskipun efektivitasnya belum pasti. Jika kondisi parah tidak membaik, bayi akan memerlukan transfusi tukar, yaitu penggantian darah secara bertahap dengan darah donor untuk menurunkan kadar bilirubin dan antibodi ibu. Prosedur ini dilakukan di ruang NICU.
Cara mencegah bayi kuning
Menurut ulasan Healthline, penyakit kuning tidak bisa dicegah, tetapi risikonya dapat dikurangi dengan sering menyusui agar bilirubin lebih cepat keluar dari tubuh bayi. Jika diduga ada penyebab lain, dokter dapat melakukan tes untuk memastikan dan memberikan perawatan pencegahan.
Salah satunya adalah tes golongan darah saat hamil untuk mendeteksi ketidakcocokan Rh. Jika Bunda Rh-negatif, imunoglobulin intravena bisa diberikan selama kehamilan.
Dengan begitu, pemantauan yang intensif terhadap kondisi Bunda dan bayi sejak masa kehamilan hingga kelahiran sangatlah penting. Langkah ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit kuning yang dapat berdampak pada kondisi kesehatan bayi, bahkan berisiko menimbulkan komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat.
Demikian ulasan tentang bayi kuning yang normal dan tidak normal. Semoga bermanfaat untuk antisipasi kesehatan Si Kecil, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)