Mengenal Redshirting Ketika Anak Laki-laki Ditunda Masuk TK dari Usia Sebenarnya, Apa Dampaknya?

1 month ago 23

Jika sesuai dengan yang seharusnya, anak mulai masuk TK rata-rata di usia 5 tahun. Namun sebenarnya batas usia tersebut tidak selalu terjadi demikian. Terkadang bisa dilakukan redshirting, yakni waktu anak mulai masuk sekolah setahun lamanya.

Bergantung pada penetapan batas usia untuk pendaftaran masuk sekolah, anak juga bisa mulai masuk TK pada usia 4, 5, atau bahkan 6 tahun.

Sebagian orang tua terkadang berasumsi bahwa anak belum siap atau belum 'matang' untuk bisa masuk TK. Oleh sebab itu, kemudian diputuskan ditunda dulu satu tahun lagi sebelum mendaftar.

Apa itu redshirting?

Istilah 'redshirting' awalnya digunakan untuk kalangan mahasiswa yang tidak mengikuti kompetisi universitas selama satu tahun untuk mematangkan diri.

Nah, saat ini istilah redshirting juga mengacu pada keputusan untuk menunda satu tahun sebelum anak masuk TK.

Orang tua mungkin memiliki alasan valid berbeda-beda saat ingin menunda waktu pendaftaran sekolah anak. Biasanya karena anak dianggap belum siap secara sosial-emosional untuk sekolah,atau mungkin telah didiagnosis dengan keterlambatan perkembangan tertentu.

Ada juga orang tua yang ingin anak masuk sekolah pada usia yang sedikit lebih tua agar lebih kompetitif dalam bidang akademik atau atletik.

"Akan selalu ada yang tertua dan akan selalu ada yang termuda di kelas. Ada variabilitas besar dalam kesiapan anak-anak untuk bersekolah, dengan pertimbangan paling banyak pada anak yang usianya masih muda," ungkap Tovah Klein, penulis Raising Resilience, dikutip dari Today.

Bagaimana cara menentukan untuk redshirting?

TK tak melulu tentang belajar mengenal huruf dan angka. Menurut Klein, hal yang lebih sulit dan perlu diasah pada anak usia TK adalah mengenali keterampilan kesiapan sosial-emosional, seperti bermain dengan anak-anak lain.

Jika Bunda memiliki anak yang mungkin merupakan termuda di kelas atau jika Bunda khawatir anak belum mampu mengikuti arahan atau mengikuti pelajaran di kelas, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah berdiskusi dengan guru untuk mendapatkan arahan.

"Sangat penting untuk memahami bahwa keputusan ini sepatutnya merupakan hasil diskusi bersama antara orang tua, guru, dan pendidik lain dalam kehidupan anak," kata Molly McMahon, praktisi pendidikan dari Roche Center, Boston College.

Ingatlah bahwa jika Bunda menduga bahwa Si Kecil memiliki masalah kesulitan belajar, mungkin ada baiknya untuk memulai TK tepat waktu untuk menerima evaluasi lebih dini.

Benarkah redshirting lebih perlu untuk anak laki-laki?

10 Kegiatan Kreatif untuk Anak TK agar Cerdas, dari Kreasi Origami dan Barang BekasIlustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/artplus

Tak sedikit diskusi yang membicarakan tentang pentingnya redshirting bagi anak laki-laki. Salah satunya disebutkan oleh peneliti senior Brookings Institute, Richard V. Reeves, bahwa redshirting diperlukan oleh anak laki-laki.

Dalam bukunya yang terbit tahun 2022, Of Boys and Men, Reeves berpendapat bahwa orang tua anak laki-laki perlu lebih matang memikirkan kapan waktu tepat anak masuk TK. Menurut Reeves, anak laki-laki cenderung tumbuh lebih lambat, butuh waktu lebih lama untuk menguasai pengendalian impuls.

"Berikan anak laki-laki satu tahun tambahan untuk perkembangan sosial-emosional dan perkembangan otaknya. Hal ini berpotensi membuat risiko masalah perilaku berkurang," ungkap Reeves, seperti dikutip dari Romper.

Hal serupa juga disebutkan dalam studi jurnal Center on Children and Families, The Brookings Institutional bahwa anak laki-laki memang lebih mungkin mendapatkan manfaat dari redshirting dibandingkan anak perempuan.

Penelitian tersebut menemukan bahwa anak perempuan berpotensi lebih siap masuk TK sesuai usia daripada anak laki-laki. Sebagian besar ini dipengaruhi oleh perbedaan periode kematangan dalam perkembangan sosial-emosional. 

Studi lain juga menunjukkan bahwa anak laki-laki tampaknya menunjukkan peningkatan yang lebih besar dari redshirting.

Kapan redshirting sebaiknya justru dihindari?

Dikutip dari Psychology Today, jika anak memiliki disabilitas yang teridentifikasi, diduga disabilitas, atau bahkan jika Bunda hanya khawatir bahwa anak memerlukan bantuan tambahan di sekolah, Bunda mungkin sebaiknya menghindari redshirting. 

Mengapa demikian? Dalam kasus ini, menunda masuk sekolah justru dapat dikaitkan dengan kinerja akademis yang lebih buruk.

Penundaan singkat ini dapat berdampak besar karena penelitian menemukan bahwa stimulasi sebelum usia 5 tahun lebih efektif dalam meningkatkan hasil jangka panjang daripada setelah usia 5 tahun. 

Penelitian lain dalam jurnal Early Childhood Research Quarterly juga telah membandingkan dampak redshirting pada anak-anak penyandang disabilitas (seperti autisme, keterlambatan perkembangan, disabilitas belajar, atau gangguan kesehatan lain) versus anak-anak tanpa disabilitas. 

Peneliti menemukan bahwa anak-anak penyandang disabilitas yang redshirting mendapat nilai yang jauh lebih rendah dalam matematika di kelas 3 SD, jika dibandingkan dengan anak-anak penyandang disabilitas yang tidak redshirting.

Ambil keputusan terbaik yang sesuai kebutuhan anak

Pada akhirnya, orang tua menjadi pengambil keputusan bagi kebutuhan akademik anak. Lakukan pengamatan, buat daftar pro dan kontranya, serta lakukan diskusi dengan pihak sekolah atau terapis jika ada. 

Memutuskan kapan anak mulai masuk TK sering kali terasa sulit, tetapi secara umum sebagian besar anak akan baik-baik saja jika mematuhi batas usia yang ditetapkan oleh sekolah. Semoga ulasan ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online