Perut sering keram dan sakit bisa dialami ketika perempuan mengalami sindrom pramenstruasi (PMS). Namun, gejala ini mirip dengan gejala awal kehamilan. Simak cara membedakan PMS dan hamil, Bunda.
Mia Armstrong, Dokter Spesialis Anak, mengatakan bahwa kram implantasi bisa menjadi tanda awal kehamilan. Namun, perempuan dapat terbantu mengenalinya jika memahami perbedaan kram pada awal kehamilan dan haid.
Mengenal PMS dan tanda awal kehamilan
PMS menyebabkan beberapa gejala yang menyerupai awal kehamilan, seperti kram dan nyeri tekan. Namun, ada kemungkinan untuk membedakan gejala PMS dan kehamilan.
Gejala PMS dan kehamilan dapat bervariasi pada setiap orang, tetapi sering kali meliputi nyeri tekan pada payudara, kram, dan perubahan suasana hati.
Mengutip dari laman Very Well Health, kram karena PMS sering dirasakan pada satu sisi perut bagian bawah saat salah satu indung telur melepaskan sel telur. Kemudian menyebar ke punggung bawah hingga paha atas.
Kontraksi uterus menjadi penyebab kram ini, Bunda. Kontraksi membantu melepaskan lapisan dalam rahim (endometrium) saat kehamilan tidak terjadi.
Bagaimana dengan tanda awal kehamilan? Gejala awal ini umumnya muncul akibat perubahan hormon, namun bisa berlangsung lebih lama.
Memahami perbedaan gejala PMS dan hamil sangat penting untuk bisa mencegah keparahan gejala. Selain itu, Bunda juga jangan sampai salah memastikan tanda hamil karena mirip dengan gejala PMS.
Cara membedakan Kram perut karena PMS dan hamil
Gejala kram perut pada PMS dan hamil ini memiliki kesamaan. Namun, Bunda perlu mengetahui perbedaannya. Karena sangat mudah mengira kram perut karena menstruasi sebagai gejala implantasi.
"Tingkat keparahan kram bisa dalam bentuk nyeri ringan hingga ekstrem yang membuat wanita tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya," kata seorang pendidik perawat, Dr. Deborah Weatherspoon, dikutip dari Healthline.
1. Gejala kram perut karena kehamilan
Kram pada awal kehamilan mirip dengan kram menstruasi, namun dapat terjadi di seluruh perut bagian bawah, area panggul, atau punggung bawah.
Armstrong menjelaskan bahwa pada kram karena kehamilan, nyeri yang dialami Bunda terjadi saat sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim. Proses ini yang dikenal dengan implantasi.
Bunda mungkin mengalami kram saat ini terjadi, namun tidak semua orang mengalami kram saat implantasi. Atau ada yang mengalami kram yang ringan atau sedang.
"Siapa pun yang mengalami kram implantasi harus menghindari penggunaan obat antiinflamasi, seperti aspirin," kata Armstrong dilansir Medical News Today.
Berdasarkan penelitian tahun 2003, mengonsumsi obat anti inflamasi sekitar waktu pembuahan dapat meningkatkan risiko keguguran.
Pada kram karena kehamilan, Bunda mungkin akan merasakan beberapa hal di bawah ini:
- Sensasi tertusuk
- Perasaan ditarik
- Perasaan kesemutan
Selain itu, Bunda mungkin mengalami perdarahan ringan atau bercak. Ini disebut perdarahan implantasi dan lebih ringan dibandingkan menstruasi biasa.
Jika Bunda curiga hamil, sebaiknya melakukan tes kehamilan di rumah. Waktu yang tepat untuk melakukan hal ini adalah 1-2 minggu setelah memperhatikan tanda-tanda awal kehamilan.
Apabila hasil tes kehamilan positif, segeralah membuat janji dengan dokter. Dokter dapat memastikan apakah tes di rumah itu benar.
2. Kram karena PMS
Kram perut termasuk gejala awal kehamilan yang dialami sebagian besar perempuan. Kondisi ini disebut juga dismenore primer, Bunda.
Kram perut biasanya dimulai pada hari-hari menjelang haid. Bunda dapat merasa tidak nyaman di perut selama beberapa hari atau lebih lama setelah haid dimulai.
"Tingkat keparahan kram mulai dari nyeri yang ringan hingga rasa sakit yang luar biasa sampai mengganggu aktivitas," kata spesialis obstetri dan ginekologi, Carolyn Kay, M.D,.
Kram perut ini disebabkan kontraksi rahim, yang membantu meluruhkan lapisan dinding rahim saat kehamilan tidak terjadi. Produksi hormon prostaglandin dapat memicu kontraksi ini.
Selain itu, kram PMS mungkin terasa lebih intens, nyata, parah, atau menyakitkan. Pada kram gejala PMS, biasanya tidak menyebabkan bercak meskipun menstruasinya bisa sangat ringan pada hari pertama.
Menurut penelitian, tanda-tanda PMS terjadi pada sekitar 90 persen wanita usia subur. Gejala PMS ini umumnya hilang begitu menstruasi dimulai. Dan jika Bunda terlambat menstruasi, ini mungkin menandakan kehamilan.
Demikian perbedaan tanda kram nyeri menstruasi dan nyeri di awal kehamilan. Semoga dengan mengenali ciri-ciri keduanya, membantu Bunda menentukan langkah yang tepat dalam memeriksakan kesehatan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)