Sering Pakai Pembalut Bikin Susah Hamil, Mitos atau Fakta?

3 months ago 56

Jakarta -

Pembalut perempuan merupakan salah satu produk kebersihan menstruasi selain tampon dan menstrual cup. Pembalut termasuk yang paling banyak digunakan dan sangat dibutuhkan oleh banyak perempuan di seluruh dunia. Akan tetapi, sering kali, pembalut ini menjadi bahan sorotan, Bunda.

Mulai dari kandungan yang konon beracun hingga sampah bekas pembalut. Sehingga, orang-orang mungkin termasuk Bunda bertanya-tanya, "Apakah pembalut bikin susah hamil?"

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembalut dapat menimbulkan risiko potensial terhadap kesehatan kesuburan kita. Meski demikian, Bunda tidak perlu panik dulu. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mengenal kandungan di dalam pembalut

Fungsi pembalut perempuan adalah untuk menyerap dan menahan cairan menstruasi, dan mengisolasi cairan menstruasi dari tubuh. Mengutip Science Direct, pembalut perempuan rata-rata terdiri dari:

  • 48 persen bubur kertas halus
  • 36 persen PE, PP, dan PET
  • 7 persen perekat
  • 6 persen superabsorben
  • 3 persen kertas pelepas

Bagaimana dengan kandungan kimianya? Ada sejumlah kandungan kimia di dalam pembalut namun kandungan tiap pembalut itu berbeda-beda tergantung merek. Dikutip Women Voice, di antaranya Busa Poliakrilat, Polipropilena, Polietilena, Kalsium Klorida, 
Kopolimer Etilen/propilena, dan lainnya.

Apakah memakai pembalut bikin susah hamil?

Benarkah pembalut bikin susah hamil? Jadi, sebuah penelitian di India, yang dilakukan oleh organisasi nirlaba yang berbasis di New Delhi, Toxic Link, menemukan bahwa pembalut yang dibuat oleh beberapa merek paling populer di India mengandung bahan kimia yang berpotensi meningkatkan risiko kanker dan infertilitas.

Untuk penelitian tersebut, para peneliti memeriksa 10 jenis pembalut (organik dan anorganik) yang dibuat di India. Mereka menemukan bahwa ftalat dan senyawa organik volatil (VOC) adalah dua bahan kimia yang paling umum digunakan dalam pembalut ini.

Dr Surabhi Siddhartha, Konsultan Obstetri & Ginekologi, Rumah Sakit Motherhood, Kharghar, Mumbai, mengatakan kepada Health Shots, “Ini adalah pengungkapan yang mengejutkan bagi kami karena banyak gadis dan perempuan menggunakan pembalut, dan ini akan membuat mereka panik."

Menurut penelitian, jejak ftalat dan senyawa organik volatil (VOC) yang ditemukan di semua sampel memiliki kemampuan untuk membentuk sel kanker. Pembalut tersebut diketahui menyebabkan infertilitas. Jika bahan kimia tersebut diserap oleh tubuh, perempuan mungkin mengalami masalah.”

Banyak bahan kimia berbahaya lainnya yang umum terdapat dalam produk sanitasi, termasuk bahan kimia beracun seperti karsinogen, racun reproduksi, pengganggu endokrin, dan alergen, ditemukan dalam pembalut, jelas Dr. Siddhartha. "Keberadaan bahan kimia berbahaya, termasuk karsinogen, merupakan pengungkapan yang menghancurkan."

Sementara di Amerika Serikat, selama tiga tahun terakhir, produk kebersihan keperempuanan seperti pembalut telah terkontaminasi oleh PFAS, kependekan dari zat perfluoroalkyl. Juga dikenal sebagai 'bahan kimia abadi', bahan kimia manufaktur yang ada di mana-mana dan terus-menerus ini telah dikaitkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) dengan berbagai penyakit kesehatan.

Penyakit kesehatan menurut EPA itu termasuk penurunan kesuburan, tekanan darah tinggi pada ibu hamil, peningkatan risiko kanker tertentu, keterlambatan perkembangan dan berat badan lahir rendah pada anak-anak, gangguan hormonal, kolesterol tinggi, penurunan efektivitas sistem kekebalan tubuh dan banyak lagi. Demikian dilansir CNN.

Jadi, apakah pembalut membuat mandul? Perlu diingat bahwa penggunaan pembalut tidak menjamin kemandulan. Yang terpenting adalah memahami potensi risiko dan membuat keputusan yang tepat, Bunda.

Efek negatif penggunaan pembalut yang tidak Tepat

Terkesan sepele, tapi cara menggunakan pembalut pun harus tepat karena ternyata ada efek negatifnya, Bunda. Kesalahan paling umum adalah memakai satu pembalut terlalu lama.

Banyak dari kita yang melakukan hal ini dan ini adalah salah satu hal terburuk yang bisa dilakukan. Jika Bunda tidak sering mengganti pembalut (setidaknya setiap 6-8 jam), Bunda akan lebih rentan mengalami ruam dan infeksi jamur vagina dengan efek samping bau tak sedap.

Pembalut yang lembap dan gesekan juga dapat menyebabkan iritasi atau ruam pembalut yang menakutkan dan membuat lebih rentan terhadap infeksi.

Tips agar terhindar dari efek buruk pemakaian pembalut

Mengutip Times of India ada beberapa tips agar Bunda terhindari dari efek buruk pemakaian pembalut:

  • Sering mengganti pembalut
  • Pilih pembalut organik
  • Jangan pilih pembalut yang beraroma
  • Jaga kebersihan dan jaga kebersihan area genital
  • Waspadai gatal atau ruam di dekat vagina
  • Selalu disarankan untuk mengunjungi dokter kandungan untuk pemeriksaan rutin.

Cara menjaga kebersihan vagina saat haid

Penting untuk Bunda ketahui dahulu bahwa haid bukan darah kotor. Ini adalah proses normal di mana lapisan rahim (rahim) terlepas saat kehamilan belum terjadi selama siklus sekitar 28 hari.

Untuk menjaga kebersihan vagina, maka:

  • Bersihkan vulva dengan air biasa. Jika merasa perlu sedikit pembersihan ekstra, Bunda dapat menggunakan sabun lembut tanpa pewangi.
  • Lebarkan bibir luar (labia) dan bersihkan dengan lembut di sekitar lipatan, menggunakan tangan atau waslap bersih.
  • Hindari air masuk ke dalam liang vagina.
  • Tepuk-tepuk hingga kering dengan lembut menggunakan kain bersih atau tisu toilet tanpa pewangi.
  • Hindari penggunaan produk beraroma (termasuk semprotan, pembersih, atau losion pembersih keperempuanan) yang dapat mengiritasi vulva dan menyebabkan gatal, kekeringan, atau peradangan (vulvitis).

Jika darah menstruasi mengenai seprai, pakaian dalam, atau pakaian, Bunda harus segera mencucinya. Berikut ini adalah cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan noda darah:

  • Letakkan handuk lama di bawah seprai atau pakaian untuk menampung air yang meresap.
  • Tepuk-tepuk noda darah dengan lembut menggunakan hidrogen peroksida. Noda akan segera menggelembung.
  • Setelah beberapa menit, masukkan pakaian ke dalam mesin cuci dengan siklus dingin.
  • Jangan gunakan siklus hangat karena dapat membuat noda menempel (bukannya hilang).
  • Periksa setelah dicuci untuk melihat apakah noda telah hilang. Jika tidak, coba gunakan hidrogen peroksida lagi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online