TEMPO.CO, Jakarta -
Kurang dari sepekan lagi, Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan lengser dari jabatannya dan digantikan oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Belakangan ini, kinerja Jokowi selama menjabat menjadi kepala negara menjadi perhatian dan menuai banyak kritikan. Kendati demikian, survei terbaru menunjukkan kepuasan masyarakat terhadapnya masih tinggi.
Belakangan ini, citra Presiden Jokowi mengalami penurunan dengan penilaian yang cenderung negatif dari publik, pasalnya ia dinilai melakukan berbagai cara untuk meloloskan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Tak hanya itu, kedua anaknya yakni Gibran dan Kaesang juga menjadi sorotan karena masalah yang kontroversial. Gibran dengan Akun Fufufafa dan Kaesang dengan permasalahan penggunaan jet pribadi ke Amerika Serikat.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengklaim kritik-kritik terhadap dinasti politik tidak terlalu berdampak terhadap hasil survei kepuasan publik. Adi mensinyalir masyarakat, khususnya di kelas menengah ke bawah, masih merasa puas terhadap Jokowi.
“Secara umum, masyarakat kelas menengah ke bawah adalah yang mendominasi,” kata Adi saat ditemui usai menghadiri seminar nasional Korps Alumni Mahasiswa Islam Indonesia (KAHMI) di Wisma Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Sebagaimana diketahui, dalam survei terbaru yang dirilis Indikator Politik Indonesia tercatat bahwa masih ada sebanyak 75 persen masyarakat Indonesia yang mengaku puas terhadap kinerja Jokowi menjelang masa jabatannya berakhir. Menurut Adi, kepuasan ini disebabkan oleh pembagunan infrastruktur dan penyaluran bantuan sosial (bansos) yang kerap dilakukan Presiden Jokowi.
Hasil Survei Kepuasan Terhadap Jokowi
Survei Indikator Politik Indonesia ini melibatkan 3.540 responden di seluruh Indonesia. Adapun jumlah sampel basis sebanyak 1200 orang, dengan over sampel di 11 Provinsi terbesar, yaitu Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Periode survei ini mulai dilakukan pada 22 sampai 29 September 2024 dengan penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error sekitar 2,3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Iklan
Dalam rilis yang diterima Tempo, Jumat 4 Oktober 2024, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin dalam ‘Rilis Temuan Survei Nasional: Evaluasi Publik Terhadap 10 Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo’ mengatakan, ada penurunan dari survei Indikator Politik terhadap kinerja Jokowi. Pada bulan Juli 2024, Jokowi mendapatkan angka 82 persen. Lalu September 2024 di angka 75 persen.
Sementara dalam survei terbaru itu, Burhanuddin merinci, sebanyak 15,04 persen masyarakat merasa sangat puas dan 59,92 persen masyarakat cukup puas terhadap Jokowi. Lalu, sebanyak 20,21 persen yang merasa kurang puas dan 4,23 persen tidak puas sama sekali.
Survei itu juga menunjukkan bahwa berdasarkan usia, ada kecenderungan tingkat kepuasan semakin rendah pada kelompok yang semakin muda. Begitu pula berdasarkan pendidikan, ada kecenderungan tingkat kepuasan semakin rendah pada kelompok yang semakin terdidik. Dan menurut kelompok pendapatan, tingkat kepuasan ada kecenderungan semakin rendah pada kelompok yang lebih kaya.
Survei tersebut menanyakan kepada publik tentang kepuasan mereka terhadap Presiden Jokowi, kepuasan kinerja di berbagai bidang, awareness terhadap perkembangan politik dan sikap mereka tentangnya, dan kepercayaan pada institusi. Survei juga menanyakan tentang permasalahan mendesak yang harus diselesaikan pemerintah, serta keyakinan publik kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Sejumlah orang dekat Jokowi, seperti ditulis Majalah Tempo edisi 7 September 2024, mengatakan Jokowi masih berupaya menjaga simpati dua kelompok masyarakat bawah. Menerima laporan rutin dari sejumlah konsultan, Jokowi memperhatikan sentimen masyarakat terhadapnya lewat percakapan-percakapan di media sosial.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi juga tak membantah soal Jokowi yang memperhatikan monitoring media dari laporan berbagai pihak. Untuk menjaga sentimen di lapis masyarakat bawah, Jokowi blusukan ke berbagai daerah.
Ketika datang ke Mandalika, Nusa Tenggara Barat, 29 September lalu, Jokowi menyebar kaus bergambar wajahnya. Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyatakan Jokowi melakukan kunjungan kerja untuk memastikan program-program prioritas nasional berjalan meski mendekati pensiun. “Menjelang masa akhir pemerintahannya, Presiden tetap bekerja,” kata Ari, Sabtu, 5 Oktober 2024.
NI MADE SUKMASARI | ANASTASYA LAVENIA Y | HENDRIK YAPUTRA | DANIEL A. FAJRI
Pilihan editor: