Tips Cegah Karies Gigi pada Bayi yang Minum ASI dengan Botol

1 month ago 50

Jakarta -

Gigi bayi yang menyusu dengan botol mungkin tampak baik-baik saja padahal mereka juga rentan rusak lho, Bunda. Simak tips cegah karies gigi pada bayi yang minum ASI dengan botol, Bun.

Risiko karies gigi pada anak ternyata juga bisa menghampiri bayi. Terutama pada bayi yang minum ASI dengan botol bisa berpotensi dengan risiko tersebut. Kondisi ini disebabkan oleh paparan cairan yang mengandung gula pada gigi bayi yang sering dan lama.

Mengenal karies gigi pada bayi

Baby bottle tooth decay (BBTD) atau juga dikenal dengan early childhood caries (ECC) adalah penyakit yang menyebabkan kerusakan gigi bayi yang parah dan cepat.

Cairan-cairan tersebut antara lain susu (termasuk ASI), susu formula, jus buah, dan minuman manis lainnya. Menidurkan bayi saat tidur siang atau di malam hari dengan botol susu selain air dapat menyebabkan kerusakan gigi yang serius dan cepat. Cairan manis menggenang di sekitar gigi anak sehingga bakteri plak dapat menghasilkan asam yang menyerang email gigi. 

Jika Bunda harus memberikan botol susu sebagai penghibur pada waktu tidur, botol susu tersebut sebaiknya hanya berisi air saja. Jika anak tidak dapat tertidur tanpa botol susu dan minumannya yang biasa, encerkan isi botol susu secara bertahap dengan air selama dua hingga tiga minggu.

Biasanya gigi depan atas bayi dan balita akan terkena efek dari sebotol susu, susu formula, jus buah, atau cairan manis apa pun. Sementara, gigi depan bawah umumnya kurang terpengaruh karena tertutup oleh lidah, seperti dikutip dari laman Healthysmileskids.

Semakin lama terpapar, risiko gigi rusak pun semakin tinggi dan terjadi pembusukan. Proses pembusukan gigi adalah akibat gigi yang terpapar cairan yang mengandung gula dalam jangka waktu lama. Gigi berlubang pertama kali muncul di garis gusi sebagai garis-garis putih halus yang mengalami dekalsifikasi. 

Prosesnya kemudian mulai bertambah cepat. Dalam kasus lanjut, mahkota dari empat gigi seri atas hancur total, meninggalkan tunggul hitam kecokelatan yang membusuk. Pada saat ini, gigi susu mungkin memerlukan mahkota, terapi saluran akar, atau bahkan pencabutan.

Menyusui malam hari yang lama dan tidak dibatasi juga merupakan penyebab pembusukan gigi saat menyusui. Namun, menyusui dikaitkan dengan risiko rendah terjadinya pembusukan gigi, dibandingkan dengan pemberian susu botol. Meskipun demikian, ASI mengandung gula, dan beberapa bayi yang menyusu dalam jangka waktu lama sepanjang siang atau malam dapat mengalami pembusukan gigi. 

Meskipun pemberian ASI memang dianjurkan, tetapi guna meminimalisir kemungkinan gigi berlubang akibat menyusui, bayi harus dilepaskan dari payudara setelah selesai menyusu dan gigi depannya harus dibersihkan dengan kain lembap.

Selain itu, kini diketahui bahwa ibu merupakan sumber penularan bakteri penyebab gigi berlubang yang paling umum kepada bayinya. Sebab, realitasnya bayi tidak dilahirkan dengan bakteri penyebab gigi berlubang. Sebaliknya, mulut mereka menjadi 'terinfeksi' dari air liur ibu mereka melalui pengecapan makanan, pembersihan dot, dan ciuman.

Karena beberapa obat mengandung lebih dari 50 persen gula, obat tersebut juga dapat menyebabkan gigi berlubang. Pastikan anak selalu berkumur atau menyikat gigi setelah minum obat.

Menghindari karies gigi pada bayi yang minum ASI

Karies saat menyusui, atau karies pada anak usia dini dapat memengaruhi bayi karena susu yang menggenang di gigi selama menyusui. Pencegahannya meliputi pembersihan permukaan gigi setelah setiap menyusui, menggunakan kain lembap, sikat jari, dan sikat gigi anak dengan pasta gigi berfluorida seiring pertumbuhan anak. Selain itu, lakukan juga pemeriksaan gigi secara teratur ke dokter gigi ya, Bunda.

Kondisi karies saat menyusui juga dikenal sebagai karies pada anak usia dini. Hal ini merupakan bentuk kerusakan gigi yang memengaruhi bayi dan balita. Penyebabnya, susu yang menggenang di permukaan gigi untuk waktu yang lama dan sering kali dikarenakan pemberian susu botol atau ASI.

Perkembangan karies pada bayi menyusui biasanya bermanifestasi sebagai bercak putih seperti kapur pada gigi, yang kemudian berubah menjadi cokelat dan sering kali muncul di sekitar leher gigi, dekat garis gusi. Jenis kerusakan ini umumnya ditemukan di permukaan luar gigi yakni di bawah bibir. 

Saat kerusakan berlanjut, kerusakan dapat memengaruhi lapisan gigi yang lebih dalam, yang menyebabkan rasa sakit. Dalam kasus yang parah, kerusakan dapat mengakibatkan rusaknya mahkota gigi di garis gusi, yang hanya menyisakan akar gigi.

Untuk mencegah kerusakan gigi dini, penting untuk membersihkan permukaan gigi setelah setiap kali menyusui. Pembersihan dapat dilakukan dengan kain lembap atau tisu bersih. Bantalan gusi juga harus dibersihkan dengan cara yang sama ya, Bunda.

Oh iya, Bunda, setelah beberapa gigi muncul di mulut, sikat jari dapat digunakan untuk membersihkan permukaan gigi. Dan, seiring pertumbuhan anak, sikat gigi junior dengan bulu lembut dan pasta gigi berfluorida dapat digunakan untuk menjaga kebersihan mulut yang baik seperti dikutip dari laman Times of India.

Hindari juga menambahkan gula ke dalam susu selama pemberian susu botol karena dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi dini. Disarankan juga untuk menghentikan pemberian susu botol setelah anak dapat minum dari cangkir ya, Bunda.

Serta, pemberian makan sebelum tidur harus diikuti dengan pembersihan gigi sebelum anak tidur. Dan, jadwalkan pemeriksaan rutin dengan dokter gigi anak setiap enam bulan untuk mendeteksi tanda-tanda awal kerusakan gigi dan memastikan kesehatan mulut yang baik untuk anak-anak mereka.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online