Mengenal Pemeriksaan Kesehatan Balita seperti Posyandu ala Jepang

12 hours ago 5

Memantau kondisi kesehatan dan tumbuh kembang anak secara rutin itu sangat penting, Bunda. Di Indonesia, kita punya Posyandu yang menjadi tempat pelayanan kesehatan untuk pemantauan tumbuh kembang balita. Nah, di Jepang juga ada sistem serupa yang tidak kalah tertib dan lengkap, bahkan sudah jadi bagian dari pelayanan wajib bagi setiap anak di sana.

Pemeriksaan ini dilakukan rutin oleh pemerintah kota di Jepang, dan setiap keluarga akan menerima pemberitahuan resmi saat waktu pemeriksaan tiba. Pemeriksaan ini tidak hanya fokus pada kesehatan fisik, tapi juga memantau kesehatan mental anak dan kesejahteraan ibu, lho.

Bunda, Yuk, simak informasi selengkapnya seputar pelayanan kesehatan di Jepang. Siapa tahu bisa jadi inspirasi untuk pengembangan layanan Posyandu di sekitar kita.

Layanan kesehatan di Jepang

Melansir Expatica, Jepang memiliki tingkat kematian anak balita terendah ketujuh di dunia. Bahkan UNICEF menempatkannya sebagai negara terbaik untuk kesehatan fisik anak, dengan alasan rendahnya tingkat kematian anak dan obesitas.

Berbeda dengan banyak negara lain yang punya sistem dokter umum, Jepang tidak memiliki sistem tersebut. Di Jepang, anak-anak yang ingin memeriksakan kesehatannya dapat langsung datang ke dokter pediatrik, yaitu dokter yang melayani anak (小児科クリニック, shoni-ka kurinikku).

Nah, jika anak sakit ringan dan butuh perawatan yang rutin, orang tua di Jepang tidak membawanya langsung ke rumah sakit besar melainkan membawanya ke klinik dokter anak, Bunda. Dokter anak di Jepang melakukan pemeriksaan yang menangani semua keluhan kesehatan anak seperti demam, batuk, imunisasi, atau masalah tumbuh kembang hingga mereka berusia 16 tahun, lho.

Jadwal pemeriksaan kesehatan anak

Melansir dari City of Yokohama, pemeriksaan kesehatan anak di Jepang dilakukan secara berkala pada usia empat bulan, 18 bulan (1,6 tahun), dan tiga tahun. Pemeriksaan ini dilakukan di pusat kesehatan masyarakat (hoken jo) dan biasanya bersifat kelompok, di mana orang tua datang bersama bayi atau balitanya sesuai jadwal yang ditentukan.

Nah, Bunda disarankan untuk mengikuti anjuran pemeriksaan ini sesuai dengan umur Si Kecil. Hal ini dikarenakan dapat memberikan Bunda kesempatan untuk mengetahui tumbuh kembang anak dan dapat berkonsultasi terkait pengasuhan anak. 

Selama melakukan pemeriksaan, Bunda akan ditanyai bagaimana keseharian Si Kecil. Oleh karena itu, penting untuk Bunda sebagai orang terdekat atau keluarga lain yang mengetahui keseharian Si Kecil mendampingi saat pemeriksaan.

Buku catatan kesehatan anak (Boshi Kenko Techo)

Sejak masa kehamilan, setiap ibu di Jepang akan menerima Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Boshi Kenko Techo) . Buku ini jadi catatan penting tumbuh kembang Si Kecil mulai dari kehamilan, kelahiran, imunisasi, hingga hasil pemeriksaan kesehatan.

Setiap kali anak memeriksakan diri ke dokter atau ikut imunisasi, buku ini harus dibawa, karena memudahkan dokter dan orang tua menggabungkan perkembangan anak dari waktu ke waktu.

Melansir laman City of Yokohama, Khusus di Kotanya, anak juga bisa mendapat tiga kali pemeriksaan kesehatan gratis hingga usia 12 bulan di fasilitas medis yang ditunjuk. Tiket pemeriksaannya Bunda bisa temukan langsung di dalam buku tersebut. Pemeriksaannya gratis, tapi kalau Si Kecil butuh perawatan lebih lanjut, biayanya ditanggung sendiri, ya.

Dukungan finansial dan aksesnya

Anak-anak dapat mengakses sistem layanan kesehatan publik Jepang melalui asuransi kesehatan orang tua mereka, Bunda. Sebanyak 70 persen biaya kesehatan ditanggung oleh asuransi. Tapi khusus bagi anak yang berusia di bawah enam tahun, akan ditanggung sebanyak 80 persen, lho.

Salah satu kekuatan sistem ini adalah adanya sertifikat subsidi medis anak (kodomo iryo-hi josei) yang diberikan oleh pemerintah. Sertifikat ini membebaskan orang tua dari pembayaran biaya kesehatan untuk anak hingga usia 18 tahun (hingga 31 Maret setelah ulang tahun ke-18). Jadi, layanan kesehatan anak di Jepang hampir sepenuhnya gratis.

Untuk layanan kesehatan vaksinasi tentunya akan dikenakan biaya. Namun, pusat kesehatan setempat (保健所, hoken jo ) akan mengirimi Bunda voucher vaksinasi (予防接種券, yobo sesshu ken). Seperti halnya sertifikat perawatan kesehatan gratis, sertifikat ini menanggung biaya pengobatannya, Bunda.

Selain itu, untuk keluarga asing atau penduduk baru, sistem ini tetap ramah. Beberapa kota menyediakan layanan penerjemah atau konselor berbahasa asing agar semua keluarga bisa memahami hak dan kewajibannya dalam memanfaatkan fasilitas ini.

Asuransi swasta juga menjadi bantuan finansial worth it di Jepang

Selain memiliki asuransi kesehatan nasional (NHI), banyak orang tua di Jepang juga mendaftarkan anak ke asuransi swasta untuk perlindungan tambahan. Asuransi ini membantu menutup biaya yang tidak dijamin oleh sistem nasional, seperti perawatan lanjutan, biaya rawat inap kelas khusus, tunjangan harian saat anak dirawat, dan penyakit serius atau prosedur mahal.

Meskipun premi bulanan dapat bervariasi, asuransi swasta dianggap bermanfaat terutama dalam keadaan darurat atau anak yang mengalami penyakit tertentu, Bunda.

Fokus pada kesehatan mental anak

Jepang juga sangat memperhatikan kesehatan mental anak, Bunda. Melansir Expatica, UNICEF mengatakan bahwa Jepang sebagai negara terburuk kedua dalam hal kesejahteraan mental anak di antara 38 negara yang disurvei. Salah satu isu yang menonjol di sana adalah peningkatan jumlah gangguan makan di kalangan remaja.

Dalam merespon kondisi ini, pemerintah Jepang mulai menerapkan program uji coba di sekolah-sekolah, sebagai langkah awal untuk memperbaiki layanan dan pemantauan kesehatan mental anak secara menyeluruh di masa depan.

Di Jepang sendiri ada dua jalur layanan kesehatan mental yang bisa Bunda pilih. Layanan itu adalah psikologi (shinri gaku) yang berfokus pada terapi dan konseling namun tidak ditanggung oleh asuransi nasional dan psikiatri yang ditangani oleh dokter spesialis dan ditanggung oleh asuransi kesehatan nasional.

Untuk memulai akses kedua layanan tersebut, langkah pertama yang disarankan adalah berkonsultasi ke dokter anak, yang nantinya mereka akan memberikan rujukan ke psikolog atau psikiater tergantung kebutuhan anak.

Selain layanan publik tadi, di Jepang Bunda bisa juga menggunakan layanan Yorisoi Hotline yang merupakan layanan konsultasi gratis melalui telepon dalam Bahasa Inggris, untuk individu yang mengalami tekanan emosional atau pikiran untuk bunuh diri. Ada juga Nippon Anorexia and Bulimia Association (NABA) sebuah Organisasi pendukung bagi remaja atau keluarga yang mengalami gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.

Layanan vaksinasi dan klinik gigi anak

Melansir Expatica, anak-anak di Jepang juga akan mendapatkan vaksinasi wajib seperti BCG, DTP-IPV, campak, rubella, dan hepatitis B. Semua diberikan secara gratis melalui kupon dari pemerintah daerah. Jika Bunda ingin memberikan vaksin tambahan seperti flu musiman atau rotavirus, layanan tersebut tetap tersedia namun dengan biaya tersendiri.

Untuk perawatan gigi, anak-anak bisa mengakses layanan umum secara gratis dengan membawa kartu asuransi. Namun, jika anak membutuhkan perawatan ortodontik seperti kawat gigi, biasanya harus dilakukan di klinik spesialis dan tidak ditanggung oleh asuransi nasional.

Program perawatan kesehatan preventif untuk anak-anak di Jepang

Jepang juga dikenal memiliki berbagai program pencegahan (preventif) untuk menjaga kesehatan anak sejak dini, Bunda. Pemerintah daerah biasanya mengelola pusat kegiatan anak, tempat Bunda dan Si Kecil bisa ikut berbagai aktivitas seru seperti tari bayi dan kelas berenang, kegiatan seni dan kerajinan, dan sesi bermain.

Untuk anak-anak usia sekolah, pusat ini juga terbuka sebagai tempat bersosialisasi, beristirahat, dan menyalurkan energi sepulang sekolah. Fungsinya hampir seperti posyandu dan taman bermain yang terorganisir.

Meski Jepang belum punya program nasional khusus untuk masalah seperti obesitas anak, pola makan sehat dan menu makan siang sekolah yang bergizi dipercaya jadi rahasia anak-anak Jepang tetap sehat dan aktif.

Selain itu, ada juga Kodomo Shokudo yaitu kantin anak yang dikelola relawan. Di sini, anak-anak dari keluarga kurang mampu bisa makan gratis atau murah, sambil ikut belajar dan bermain bersama dengan teman-teman yang lain. Dengan adanya program ini berarti merupakan bentuk nyata dari kepedulian masyarakat terhadap generasi baru di sana.

Bunda, demikianlah artikel terkait pelayanan kesehatan anak yang ada di Jepang. Yuk, kita belajar dari sistem Jepang dan terus dukung posyandu di sekitar kita jadi lebih maju dalam memberikan pelayanan untuk semua keluarga tanpa terkecuali.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online