Jakarta -
Bunda pasti pernah mendengar, katanya kalau pas hamil wajah kita jadi kusam dan berjerawat, itu tandanya anak perempuan. Tapi kalau wajah tetap glowing, katanya Si Kecil di dalam perut laki-laki. Wah, seru ya tebak-tebakannya! Tapi, benarkah demikian? Apakah ini fakta atau hanya sekadar mitos?
Dikutip dari Medicinenet, meskipun ada banyak mitos dan cerita yang diwariskan dari masa ke masa. Sains belum membuktikan kebenaran mitos tentang penentuan jenis kelamin bayi, dan tentu saja penting untuk diingat bahwa metode prediksi apa pun akan benar sekitar 50 persen dari waktu.
Mitos jenis kelamin bayi
Berikut ini beberapa mitos yang tidak umum tentang prediksi jenis kelamin bayi yang telah beredar luas di masa lalu:
1. Mitos: Bila perut ibu hamil tampak lebih tinggi di bagian dada, itu menandakan bayi perempuan. Sedangkan bila perutnya tampak lebih turun ke bawah, dekat panggul berarti bayi laki-laki.
Fakta: Kenyataannya, penampilan ibu hamil sangat bervariasi, tergantung pada tipe tubuh dan tahap kehamilannya. Tidak mungkin menentukan jenis kelamin bayi dari penampilan perut ibu.
2. Mitos: Janin laki-laki akan menyebabkan rambut di kaki ibu tumbuh lebih cepat, sedangkan janin perempuan tidak.
Fakta: Kenyataannya, janin tidak menghasilkan cukup hormon untuk memengaruhi pertumbuhan rambut ibu dengan cara ini.
3. Mitos: Air seni berwarna kusam berarti ibu mengandung anak perempuan, air seni berwarna cerah berarti anak laki-laki.
Fakta: Jenis kelamin bayi sama sekali tidak memengaruhi warna air seni. Warna air seni bergantung pada tingkat hidrasi ibu dan terkadang pada konsumsi makanan tertentu.
4. Mitos: Janin laki-laki memiliki denyut jantung yang lebih cepat daripada janin perempuan.
Fakta: Denyut jantung janin bervariasi menurut usia dan tingkat gerakannya, penelitian gagal menunjukkan bukti konklusif yang memungkinkan denyut jantung memprediksi jenis kelamin.
5. Mitos: Mengidam makanan asam atau asin berarti Ibu mengandung anak laki-laki; mengidam makanan manis berarti anak perempuan.
Fakta: Ibu hamil mungkin mengidam jenis makanan apa pun, dan tidak ada bukti yang menghubungkan keinginan tertentu dengan jenis kelamin bayi.
Asal-usul mitos jenis kelamin bayi
Sebelum adanya tulisan atau cetakan, orang-orang berbagi cerita dalam apa yang disebut tradisi lisan. Kisah-kisah tentang apa pun mulai dari kehamilan hingga membesarkan anak hingga penyakit dan seterusnya dibagikan sebagai cara bagi orang-orang untuk menyampaikan sesuatu.
Kisah-kisah ini pun membuat orang merasa yakin akan suatu situasi yang membuat mereka merasa tidak berdaya.
Mitos kehamilan berasal dari seluruh dunia dan telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dan Bunda mungkin telah mendengar banyak mitos sepanjang hidup Bunda baik secara sadar atau tidak.
Mitos tentang wajah bumil dan jenis kelamin janin kemungkinan berasal dari pengamatan turun-temurun yang tidak didukung sains. Dalam budaya masyarakat, tebakan soal jenis kelamin sering menjadi bagian dari tradisi untuk membuat kehamilan terasa lebih seru. Meski begitu, tentu saja mitos ini sebaiknya disikapi dengan santai dan tidak dijadikan patokan utama.
Bukti ilmiah tentang jenis kelamin bayi dan wajah ibu
Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa kondisi wajah ibu hamil berkaitan dengan jenis kelamin janin.
Menurut Studi tentang hormon kehamilan dan perubahan kulit yang dipublikasikan oleh jurnal American Academy of Dermatology (AAD), perubahan kulit selama kehamilan, termasuk jerawat dan hiperpigmentasi (flek hitam), disebabkan oleh perubahan hormon estrogen dan progesteron, serta peningkatan produksi minyak (sebum) di kulit.
Selain itu, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Birth membahas bahwa tidak ada hubungan ilmiah antara gejala kehamilan (termasuk perubahan pada kulit atau wajah) dengan jenis kelamin bayi. Artinya, perubahan fisik yang dialami ibu hamil tidak bisa digunakan untuk menebak jenis kelamin janin.
Artinya, perubahan wajah seperti jerawat, kulit kusam, atau bercak hitam lebih disebabkan oleh hormon kehamilan, bukan oleh apakah bayi Bunda laki-laki atau perempuan.
Cara akurat mengetahui jenis kelamin bayi
Menurut studi dalam American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), penentuan jenis kelamin secara akurat hanya bisa dilakukan melalui:
- Ultrasound (USG) pada trimester kedua kehamilan (18–22 minggu). Bisa sampai 95–99 persen akurat, tergantung posisi bayi saat diperiksa.
- NIPT (Non-Invasive Prenatal Testing) yang mendeteksi kromosom bayi lewat darah ibu. Untuk mengetahui jenis kelamin, akurasinya bisa lebih dari 99 persen.
- Amniosentesis, pemeriksaan cairan ketuban, tapi ini biasanya dilakukan kalau ada indikasi kelainan genetik. 100 persen akurat dalam menentukan jenis kelamin.
- Chorionic Villus Sampling (CVS), mengambil sampel jaringan dari plasenta untuk pemeriksaan genetik. Nyaris 100 persen akurat menentukan jenis kelamin bayi.
Demikian penjelasan mengenai mitos dan fakta jenis kelamin anak bisa dilihat dari kondisi wajah bumil. Semoga informasinya membantu ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/ank)