20 Tahun Jalan Prabowo Menjadi Presiden RI, Impiannya Terwujud pada Pilpres 2024

1 month ago 15

TEMPO.CO, Jakarta - Pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029 dijadwalkan berlangsung pada Ahad ini, 20 Oktober 2024. Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pilpres 2024 sebelumnya.

Lalu, bagaimana perjalanan panjang Prabowo Subianto hingga akhirnya dilantik sebagai presiden?

Perjalanannya menuju kursi presiden telah berlangsung selama lebih dari dua dekade, dengan berbagai tantangan, kegagalan, dan kesuksesan. Sebagai mantan perwira militer dengan segudang pengalaman, Prabowo telah mencalonkan diri sebagai presiden empat kali, termasuk Pilpres 2024 mendatang. Inilah kronologi perjalanan panjang Prabowo menuju kursi presiden.

Lahir pada 17 Oktober 1951 di Jakarta, Prabowo Subianto merupakan anak dari ekonom Sumitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar. Pendidikan awalnya ditempuh di luar negeri akibat keterlibatan ayahnya dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), menentang Presiden Sukarno. Setelah kembali ke Indonesia, Prabowo menyelesaikan pendidikannya di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) Magelang pada  1974 dan memulai karier militernya di TNI Angkatan Darat.

1976: Operasi Tim Nanggala di Timor Timur
Karier militernya mulai bersinar ketika ia ditugaskan sebagai Komandan Pleton Para Komando Grup I Kopassandha (kini Kopassus) dalam operasi di Timor Timur 1976. Pada usia 26 tahun, Prabowo memimpin pasukan untuk menangkap Nicolau dos Reis Lobato, tokoh utama Fretilin.

1996-1998: Menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad)
Menjelang akhir karier militernya, Prabowo mencapai puncak saat diangkat menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) pada 1998. Pada usia 47 tahun, ia menjadi salah satu perwira termuda yang meraih pangkat jenderal bintang tiga. Namun, posisinya juga menimbulkan kontroversi. Prabowo diduga terlibat dalam penculikan aktivis prodemokrasi menjelang jatuhnya rezim Orde Baru.

Setelah Soeharto mengundurkan diri, Prabowo diberhentikan dari jabatannya oleh Presiden BJ Habibie, yang memicu berbagai spekulasi tentang niat Prabowo untuk melakukan kudeta. Meskipun demikian, Prabowo patuh kepada konstitusi dan tidak melakukan perlawanan ketika diberhentikan, menunjukkan komitmennya kepada negara.

Terjun ke Dunia Politik dan Mendirikan Partai Gerindra

Setelah pensiun dari militer, Prabowo Subianto memasuki dunia politik. Pada 2004, ia mencalonkan diri dalam Konvensi Partai Golkar untuk menjadi calon presiden, tetapi kalah suara dari Wiranto. Kegagalan ini tidak mematahkan semangatnya. Pada 2008, Prabowo mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), bersama Muchdi Purwoprandjono.

Dalam Pemilu 2009, Gerindra mendapatkan 4,5 persen suara, dan Prabowo memutuskan untuk maju sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri. Meski demikian, pasangan ini kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono.

Iklan

2014: Pencalonan Pertama sebagai Presiden

Prabowo kembali mencalonkan diri dalam Pilpres 2014, kali ini sebagai calon presiden berpasangan dengan Hatta Rajasa. Namun, meskipun mendapat dukungan yang kuat, Prabowo kalah tipis dari Joko Widodo, yang terpilih sebagai presiden dalam pemilihan yang penuh dengan persaingan sengit.

2019: Kegagalan Ketiga, tapi Memasuki Kabinet Jokowi

Pada Pilpres 2019, Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai presiden, berpasangan dengan Sandiaga Uno. Lagi-lagi, Prabowo kalah dari Jokowi yang terpilih untuk periode kedua. Namun, dalam langkah yang mengejutkan, Prabowo menerima tawaran Jokowi untuk bergabung dalam kabinet sebagai Menteri Pertahanan. Hal ini menunjukkan fleksibilitas politik Prabowo dan kesiapannya untuk tetap mengabdi pada negara meski berseberangan dalam pilpres.

2024: Maju Lagi sebagai Calon Presiden

Kini, sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo kembali maju sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024 bersama Gibran Rakabuming Raka. Keduanya berhasil meraih 96.214.691 suara sah atau sekitar 58,6 persen dari total 164 juta suara sah, sehingga unggul dari pasangan Anies Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. 

MYESHA FATINA RACHMAN  I MUHAMMAD RAFI AZHARI I DELFI ANA HARAHAP I CHETA NILAWATY 

Pilihan Editor: Menggadang-gadang Pertemuan Megawati-Prabowo, Bersatu di Pilpres 2009 Lalu Pisah Jalan di Pilpres 2014

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online