Aktor Korea Park Min Jae Meninggal di Usia 32 karena Henti Jantung Mendadak, Kenali Tanda hingga Penyebabnya

3 months ago 68

Waspadai henti jantung mendadak di usia muda. Seperti yang dialami aktor Korea Selatan, Parki Min Jae yang meninggal dunia di usia 32 tahun karena henti jantung.

Dunia hiburan Korea Selatan kembali berduka. Park Min Jae meninggal dunia pada 29 November lalu di usia yang muda.

Kepergian mendadak sang aktor disebabkan oleh henti jantung yang terjadi ketika sedang dalam perjalanan le China. Kabar meninggalnya sang aktor dikonfirmasi oleh agensinya, Big Title, melalui unggahan di Instagram pada 2 Desember.

Bagaimana Park Min Jae bisa mengalami henti jantung mendadak dan apakah ada gejalanya? Mari kita bahas mengenai kisah kepergian Park Min Jae dan serba-serbi henti jantung yang bisa menyerang siapa saja.

Park Min Jae meninggal dunia akibat henti jantung

Dalam pernyataan agensi Park Min Jae, Big Title menggambarkan bahwa sang aktor merupakan sosok yang berbakat dan penuh dedikasi dalam kariernya. Kepergiannya tentu membuat banyak orang terluka.

“Kami sangat menghargai semua cinta dan dukungan yang telah ia terima. Meskipun kita tak lagi dapat melihat penampilannya, kami akan selalu mengenangnya sebagai aktor yang berharga,” tulis agensi tersebut dilansir dari Asia One.

CEO Big Title, Hwang Ju-hye, juga turut menyampaikan rasa dukanya melalui media sosial. Ia mengungkapkan keterkejutannya atas kepergian mendadak sang aktor, seraya mengucapkan rasa terima kasih atas momen-momen kerja sama mereka.

“Keluarga pasti merasakan kesedihan yang tak terbayangkan. Saya bersyukur dan bangga pernah menjadi perwakilanmu, tapi maaf karena tak bisa lebih banyak membantumu,” tulisnya.

Karier Park Min Jae di dunia hiburan cukup gemilang. Ia membintangi sejumlah drama populer seperti Little Women dan Tomorrow pada 2022. Park Min Jae juga pernah bermain dalam Korea-Khitan War dan Snap and Spark di 2023.

Mengenal henti jantung mendadak

Apa itu henti jantung?

Mengutip dari Healthline, henti jantung mendadak atau disebut sudden cardiac arrest (SCA) adalah kondisi di mana jantung tiba-tiba berhenti berdetak akibat gangguan pada sistem listrik jantung. Kondisi ini juga dikenal sebagai kematian jantung mendadak. 

Akibatnya, darah tidak dapat mengalir ke seluruh tubuh, termasuk otak sehingga dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani.

Henti jantung berbeda dari serangan jantung (heart attack), meskipun keduanya terkait. Serangan jantung disebabkan oleh penyumbatan aliran darah ke jantung, sementara henti jantung melibatkan gangguan irama jantung yang disebut fibrilasi.

Henti jantung termasuk masalah kesehatan yang sangat serius. Institute of Medicine melaporkan bahwa setiap tahun, lebih dari setengah juta orang mengalami henti jantung di Amerika Serikat. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kematian atau cacat.

Penyebab henti jantung mendadak

1. Fibrilasi ventrikular

Jantung Bunda memiliki empat ruang. Dua ruang bawah adalah ventrikel. Pada fibrilasi ventrikel, ruang-ruang ini bergetar tak terkendali.

Hal ini menyebabkan ritme jantung berubah drastis. Ventrikel mulai memompa secara tidak efisien, yang secara drastis mengurangi jumlah darah dipompa ke seluruh tubuh. Dalam beberapa kasus, sirkulasi darah berhenti total.

Kemudian dapat menyebabkan kematian akibat henti jantung mendadak. Penyebab paling sering dari henti jantung adalah fibrilasi ventrikel.

2. Fibrilasi atrium

Ketidakteraturan impuls listrik pada ruang atas jantung (atrium) dapat membuat jantung tidak memompa darah secara efisien. Pada akhirnya bisa memicu henti jantung.

Fibrilasi atrium dimulai ketika nodus sinoatrial (SA) tidak mengirimkan impuls listrik yang benar. Nodus SA terletak di atrium kanan. Nodus ini mengatur seberapa cepat jantung memompa darah.

Ketika impuls listrik berubah menjadi fibrilasi atrium, ventrikel tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh secara efisien. Yang pada akhirnya bisa memicu henti jantung.

3. Penyakit jantung koroner

Penyumbatan pembuluh darah jantung mengurangi pasokan darah. Hal ini bisa memicu kerusakan otot jantung dan meningkatkan risiko henti jantung.

4. Kelainan katup jantung

Katup jantung yang tidak berfungsi optimal dapat menyebabkan aliran darah yang abnormal. Hal tersebut kemudian membebani otot jantung hingga akhirnya berhenti bekerja.

5. Pembesaran jantung

Ukuran jantung yang lebih besar dari normal (cardiomegaly) membuat fungsi jantung melemah. Ini meningkatkan risiko terjadinya henti jantung.

6. Masalah impuls listrik

Masalah pada sistem listrik jantung dapat meningkatkan risiko kematian jantung mendadak. Masalah ini dikenal sebagai kelainan irama jantung primer.

7. Faktor lain

Risiko henti jantung juga meningkat akibat faktor seperti tekanan darah tinggi, obesitas, kebiasaan merokok, gaya hidup tidak aktif, atau riwayat keluarga dengan penyakit jantung.

Gejala awal dan tanda henti jantung mendadak

  • Pusing dan lemas
  • Sesak napas
  • Nyeri dada atau palpitasi
  • Muntah
  • Tidak ada denyut nadi
  • Napas terhenti
  • Kehilangan kesadaran
  • Kolaps

Henti jantung mungkin tidak memiliki gejala sebelum terjadi. Jadi, jika gejala terus berlanjut segera hubungi dokter.

Langkah darurat seperti cardiopulmonary resuscitation (CPR) dan penggunaan defibrillator dapat membantu memulihkan detak jantung. Setelah pasien selamat, dokter biasanya merekomendasikan pengobatan lanjutan.

Cara mengobati henti jantung

Resusitasi jantung paru (RJP) adalah salah satu bentuk pengobatan darurat untuk henti jantung. Defibrilasi merupakan bentuk lainnya. Pengobatan ini membuat jantung Bunda berdetak lagi setelah berhenti.

Jika selamat dari henti jantung, dokter mungkin akan memulai satu atau beberapa pengobatan untuk mengurangi risiko serangan berikutnya.

  • Obat-obatan dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol.
  • Operasi yang dapat memperbaiki pembuluh darah atau katup jantung rusak. Operasi juga dapat memotong atau menghilangkan penyumbatan di arteri.
  • Olahraga untuk meningkatkan kebugaran kardiovaskular.
  • Perubahan pola makan dapat membantu Bunda menurunkan kolesterol.

Kepergian Park Min Jae mengingatkan kita pentingnya menjaga kesehatan jantung sejak dini. Bunda perlu memahami tentang gejala dan penyebab henti jantung agar bisa menyelamatkan banyak nyawa.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online