Jakarta -
Istilah miscarriage (keguguran) dan stillbirth (lahir mati) sering digunakan untuk menyatakan kondisi janin meninggal di dalam kandungan. Keduanya dapat menjadi peristiwa traumatis dan dampaknya bisa berlangsung lama.
Namun, kedua istilah tersebut sering kali membingungkan bagi beberapa pasangan suami istri. Lantas, apa perbedaannya ya?
Simak penjelasan lengkap dari Bubun berikut ini!
Definisi keguguran dan stillbirth
Beberapa organisasi kesehatan memiliki definisi berbeda terkait keguguran dan stillbirth. Perbedaan ini terletak pada usia kehamilan saat janin dinyatakan meninggal.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan keguguran sebagai kondisi bayi meninggal di dalam kandungan sebelum 28 minggu kehamilan. Sementara itu, stillbirth merupakan kondisi bayi meninggal setelah usia kehamilan 28 minggu.
Sedangkan menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), keguguran terjadi sebelum usia 13 minggu atau disebut keguguran dini atau aborsi spontan. Sementara stillbirth didefinisikan sebagai janin yang meninggal di dalam rahim setelah 20 minggu kehamilan.
Definisi ACOG terkait stillbirth ini sama dengan definisi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Bunda. CDC bahkan secara khusus stillbirth menjadi tiga kelompok, yakni:
- Early stillbirth adalah keguguran antara 20 dan 27 minggu kehamilan.
- Late stillbirth adalah keguguran antara 28 dan 36 minggu kehamilan.
- Term stillbirth adalah keguguran pada usia kehamilan 37 minggu atau lebih.
Diagnosis keguguran dan stillbirth
Menurut ACOG, diagnosis keguguran dini dapat diketahui dari pemeriksaan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan biasanya dilakukan ketika Bunda mengalami perdarahan atau kram di awal kehamilan.
"USG dapat mendeteksi aktivitas jantung janin. Jika tidak terdeteksi, bisa jadi pemeriksaan masih terlalu dini untuk mengetahuinya. Namun, dalam beberapa kasus, tidak ditemukannya aktivitas jantung dapat berarti embrio telah berhenti berkembang," tulis ACOG dalam laman resminya.
Selain USG, tes darah untuk mengukur human chorionic gonadotropin (hCG) juga dapat dilakukan untuk memastikan keguguran. Kadar hCG yang rendah atau menurun dapat berarti keguguran.
Hampir sama dengan keguguran, stillbirth juga dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG, Bunda. Jika detak jantung tidak dapat ditemukan, berarti janin telah meninggal di dalam rahim.
Terkadang, stillbirth terjadi sebelum persalinan dimulai. Ibu hamil mungkin menyadari bahwa janinnya telah berhenti bergerak, atau dokter mungkin tidak menemukan detak jantung janin saat pemeriksaan pranatal.
Dalam kasus tertentu, stillbirth juga dapat terjadi selama persalinan. Biasanya, hal tersebut terdeteksi saat digunakan pemantauan elektronik janin atau Electronic Fetal Monitoring (EFM).
"Pemantauan lanjutan terhadap janin selama persalinan dapat membantu menemukan masalah sehingga dokter dapat mengambil langkah-langkah untuk membantu mencegah stillbirth," ujar ACOG.
Ilulstrasi Keguguran/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Penyebab keguguran dan stillbirth
Penyebab keguguran dan stillbirth belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa kemungkinan penyebab keguguran dan stillbirth yang bisa menjadi pembeda keduanya.
Penyebab keguguran
Sekitar setengah dari keguguran dini terjadi ketika embrio tidak berkembang dengan baik. Hal ini sering kali disebabkan oleh jumlah kromosom yang tidak normal.
Selama pembuahan, ketika sel telur dan sperma bergabung, dua set kromosom bersatu. Jika sel telur atau sperma memiliki lebih banyak atau lebih sedikit kromosom dari biasanya, embrio juga akan memiliki jumlah yang tidak normal. Hal tersebut dapat menyebabkan keguguran.
Selain masalah kromosom, keguguran juga dikaitkan dengan kondisi medis tertentu dan kebiasaan tidak sehat. Kemungkinan penyebab tersebut diyakini dapat memengaruhi perkembangan janin, Bunda.
"Berbagai kondisi kesehatan dan gaya hidup yang mendasarinya juga dapat mengganggu perkembangan janin. Perlu dicatat bahwa olahraga dan berhubungan seksual tidak menyebabkan keguguran. Selain itu, bekerja juga tidak akan memengaruhi janin, kecuali bila ibu hamil terpapar bahan kimia berbahaya atau radiasi," ungkap mantan pendidik keperawatan Deborah Weatherspoon, Ph.D., MSN, dilansir Healthline.
Penyebab stillbirth
Ada beberapa kemungkinan penyebab dan faktor risiko stillbirth menurut ACOG dan CDC, yakni:
- Cacat lahir atau kelainan genetik
- Masalah pertumbuhan janin
- Masalah pada plasenta
- Infeksi pada ibu hamil
- Kondisi medis pada ibu hamil, seperti hipertensi dan diabetes
- Komplikasi selama persalinan
- Terjadi masalah dengan tali pusat
- Hamil lebih dari satu bayi
- Riwayat stillbirth di kehamilan sebelumnya
- Gaya hidup tidak sehat, seperti merokok saat hamil
Menurut ulasan di Prenatal Diagnosis dari Wiley, hampir 60 persen dari semua kasus stillbirth tidak dapat dijelaskan tidak diketahui penyebabnya. Artinya, dokter tidak tahu mengapa hal itu terjadi.
Penanganan keguguran dan stillbirth
Penanganan keguguran dapat berbeda dengan stillbirth, Bunda. Berikut penjelasan lengkapnya!
Penanganan keguguran
Penanganan keguguran dapat bergantung pada jenis keguguran yang Bunda alami. Berikut beberapa pilihan penanganan keguguran:
- Menunggu jaringan yang tersisa keluar secara alami dari tubuh
- Manajemen medis, yaitu dengan mengonsumsi obat untuk membantu mengeluarkan sisa jaringan dari tubuh
- Manajemen bedah, yakni mengangkat sisa jaringan melalui pembedahan. Tindakan ini direkomendasikan bila Bunda memiliki tanda-tanda infeksi, perdarahan hebat, atau kondisi medis lainnya.
Sebelum menjalani prosedur penanganan keguguran, Bunda perlu berkonsultasi dulu dengan dokter untuk mengetahui risiko dan manfaatnya.
Penanganan stillbirth
Bila dokter telah mendiagnosis stillbirth, maka mereka akan memberikan pilihan terkait penanganan lebih lanjut. Salah satu pilihan adalah tidak akan melakukan apa pun atau menunggu.
"Jika memutuskan pilihan ini, maka persalinan kemungkinan akan dimulai dengan sendirinya dalam beberapa minggu," ujar dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH.
Selain itu, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk penanganan stillbirth, yakni:
- Dilation and Evacuation (D&E) bila stillbirth terjadi di trimester kedua.
- Induksi persalinan dengan konsumsi obat bila terjadi di akhir trimester kedua atau trimester ketiga.
- Persalinan melalui operasi caesar.
"Setelah ditemukannya kasus stillbirth, dokter kandungan dan ginekologi, bidan, atau profesional kesehatan lainnya akan membahas pilihan berdasarkan kesehatan ibu hamil, tahap kehamilan, dan keinginan pribadi," ujar Nwadike.
Demikian perbedaan keguguran dan stillbirth yang perlu Bunda ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)