Benarkah Smartphone Bikin Anak Pintar? Jangan Keliru, Ini Kata Pakar!

1 month ago 24

Di zaman modern ini, penggunaan smartphone oleh anak terlihat sangat masif. Tak heran jika ditemukan banyak anak yang begitu lihai memainkan ponsel mereka. Hal ini membuat segelintir orang menganggap smartphone bikin anak cepat pintar.

Sayangnya, smartphone tidak selalu memberi dampak yang sama dengan namanya. Ponsel pintar satu ini nyatanya berpotensi membuat Si Kecil mengalami permasalahan berpikir dan bersosialisasi, lho Bunda.

Lantas bagaimana tanggapan para pakar terhadap fenomena satu ini, ya? Yuk simak jawabannya di bawah ini.

Pakar psikologi bantah anggapan smartphone bikin anak pintar

Bunda, penggunaan smartphone oleh anak sebaiknya harus diawasi dan dibatasi. Hal ini tak hanya merujuk pada aktivitas Si Kecil saat di rumah tetapi juga di sekolah.

Dilansir CNN Health, sekolah di beberapa negara melarang murid membawa smartphone ke lingkungan akademik. Kebijakan yang dibuat oleh National Center for Education Statistics ini menimbulkan pertanyaan di kalangan orang tua. Mereka merasa keberatan karena hal tersebut justru mempersulit komunikasi antara orang tua dan anak apabila terjadi keadaan darurat.

Penetapan aturan tersebut terjadi bukan tanpa alasan, ya. Ini berdasarkan penelitian pakar psikologi dan komunikasi yang melaporkan penurunan minat belajar anak-anak.

Dalam survey yang dilakukan Pew Research pada Juni lalu, sebanyak 72 persen guru mengaku bahwa smartphone adalah hal yang paling mengganggu kegiatan belajar mengajar. Saat murid diam-diam bermain ponsel, maka besar kemungkinannya mereka tidak memperhatikan pelajaran sama sekali.

Perilaku ini terjadi karena otak sebagian besar manusia tidak bisa multitasking sehingga hanya mampu melakukan satu aktivitas dalam satu waktu. 

ACT, sebuah tes standarisasi sekolah, mencatat bahwa skor kemampuan murid-murid di tahun 2023 mengalami penurunan paling besar dalam kurun waktu 30 tahun. Tes ini menguji kemampuan Bahasa Inggris, membaca, matematika, dan kemampuan sains dari murid-murid SMP dan SMA.

Hasil skor ACT tersebut selaras dengan pengakuan Kara Alaimo, seorang pakar komunikasi di Fairleigh Dickinson University. Ia menegaskan bahwa smartphone membawa dampak penurunan dalam keterampilan belajar anak-anak.

“Selama saya 14 tahun mengajar, saya menyaksikan sendiri bagaimana smartphone memberi penurunan yang begitu besar terhadap minat dan konsentrasi anak-anak saat belajar. Sangat berbeda sekali bila dibandingkan dengan masa sebelum adanya smartphone,” ungkapnya.

Smartphone jadi salah satu faktor besar anak menjadi depresi

Tak hanya memengaruhi keterampilan belajar, smartphone juga bikin anak-anak tidak pintar bersosialisasi hingga merasa depresi. Dampak ini mengacu pada kecenderungan anak menghabiskan waktu dengan bermain ponsel.

Ada banyak sekali kekhawatiran penggunaan ponsel terhadap perkembangan sosial dan kesehatan mental Si Kecil. Hal ini sangat diwanti-wanti oleh dr Hansa Bhargava, seorang dokter anak di Children’s Healthcare of Atlanta.

Ketika anak dapat dengan mudah mengakses internet, berbagai risiko pun muncul membahayakan mereka. Sebagai contohnya adalah paparan konten yang tidak sesuai umur, cyberbullying, hingga termanipulasi orang asing.

Bhargava sangat menganjurkan para orang tua untuk lebih perhatian dalam mengawasi anak-anak bermain smartphone. Jika tidak dilakukan, hanya ada masalah baru yang mengganggu mental mereka.

“Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa memberikan smartphone untuk anak merupakan langkah yang menyebabkan waktu sosial mereka tersita. Berinteraksi secara langsung justru membantu otak anak berkembang dan terhindar dari depresi,” ungkapnya.

Bhargava juga menjelaskan bahwa smartphone mendorong lonjakan produksi dopamin dalam otak. Anak akan terlalu nyaman dan ketergantungan terhadap keberadaan ponsel. Alhasil, ketika dijauhkan dari ponselnya, mereka akan merasakan perasaan cemas yang berlebihan.

Langkah yang tepat untuk membuat smartphone bermanfaat bagi Si Kecil

Walaupun anak-anak cukup rentan untuk bisa memegang kendali atas smartphone, bukan berarti orang tua melarang keras mereka menggunakan ponsel. 

Ketika Bunda memberikan Si Kecil bermain ponsel, pastikan untuk mengatur batasan dan memberitahu dampak smartphone. Langkah ini merupakan cara yang harus dipatuhi setiap orang tua sebelum memberikan anak berselancar di smartphone.

Phyllis Fagell, seorang konselor klinik berlisensi, menyarankan orang tua untuk paham terhadap kebutuhan anak dalam bermain ponsel. Apabila Si Kecil hanya ingin berkomunikasi dengan teman, Bunda mungkin bisa manfaatkan ponsel jenis flip phone.

Selanjutnya, Fagell menyarankan aturan mengenai tidak bermain smartphone di kamar tidur. Tak hanya untuk menjaga jam tidur, tak bermain ponsel di kamar adalah proteksi supaya anak-anak terhindar dari sikap impulsif.

“Kemungkinan mereka akan melakukan kesalahan di internet yang merusak reputasi, akan jauh lebih tinggi pada larut malam, yakni saat mereka lelah dan sendirian,” jelasnya.

Para pakar menekankan bahwa orang tua harus sadar bahwa kehadiran mereka merupakan hal paling penting dalam penggunaan smartphone. Upayakan untuk senantiasa memberikan contoh penggunaan ponsel yang sehat ketika berhadapan dengan Si Kecil.

“Orang tua memiliki peran penting dalam menjadi panutan bagi anak-anak mereka. Seperti bagaimana mereka menggunakan media sosial serta kapan mereka harus berhenti menggunakan media sosial,” kata dr Anita Everett, direktur Pusat Pelayanan Kesehatan Mental di Maryland.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online