Jakarta -
Mendidik anak tentang berpuasa penting dilakukan sejak anak berusia dini, Bunda. Namun, bolehkah Bunda menjanjikan hadiah saat mengajari Si Kecil berpuasa?
Pada usia dini, anak-anak masih dalam tahap pembelajaran dan penanaman kebiasaan. Oleh karena itu, pengenalan puasa harus dilakukan secara bertahap dan memberi kesan yang menyenangkan.
Hal ini penting dilakukan agar anak tidak hanya mengetahui tujuan puasa secara ritual. Namun, mereka juga harus memahami makna spiritual yang terkandung di dalamnya.
Terkadang, anak-anak masih sulit untuk diajak untuk latihan berpuasa ya, Bunda. Namun, mereka akan bersemangat dan termotivasi jika Bunda dan Ayah menjanjikannya hadiah. Kira-kira, bolehkah melakukan hal ini menurut sisi psikologi dan Islam?
Bolehkah mengajarkan puasa pada anak dengan menjanjikan hadiah?
Ustazah sekaligus Psikolog Klinis, Ustazah Tika Faiza, M.Psi., Psikolog, mengungkap bahwa pemberian hadiah dalam rangka melatih anak berpuasa boleh dicoba. Namun, Bunda tetap harus melihat adanya potensi negatif dari hal ini.
"Kalau dalam hal ini misalkan biar puasa penuh tujuan bagaimana reward atau hadiah itu diberikan, ya biar anak sesuai dengan targetnya misalkan begitu. Apakah ini boleh? Secara umum kalau mau dicoba, boleh-boleh saja," ujarnya dalam wawancara bersama HaiBunda, belum lama ini.
"Tapi orang tua perlu menyadari potensi negatif dari pemberian hadiah. Apa itu? Munculnya motivasi yang sifatnya ekstrinsik," sambungnya.
Ustazah yang akrab disapa Faiza ini menjelaskan jika anak selalu diberikan hadiah dalam berbagai kesempatan, termasuk berpuasa, mereka akan terbiasa untuk bergantung pada motivasi orang lain.
"Kalau anak itu dibesarkan dengan selalu diberikan hadiah, termasuk saat puasa, anak akan terbiasa membangun motivasinya dari luar," tuturnya.
"Jadi kalau tidak ada motivasi dari luar, semacam hadiah atau disemangati orang lain, dia tidak punya inisiatif untuk bergerak sendiri. Ini yang namanya resiko negatif atau kemudian potensi negatif dari pemberian reward yang kurang bijak," sambung Ustazah Tika.
Cara mencegah dampak negatif pemberian hadiah
Dalam kesempatan yang sama, Ustazah Faiza turut menjelaskan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah dampak negatif dari pemberian hadiah pada anak. Berikut ini deretannya:
1. Berikan batasan
Hal pertama yang bisa dilakukan Bunda dan Ayah adalah dengan memberikan batasan. Misalnya saja dengan mengatakan bahwa hadiah ini hanya diberikan satu kali karena hadiah yang lebih besar nantinya akan diberikan oleh Allah SWT.
"Boleh diberikan limitasi, misalnya. 'Kali ini saja ya Nak, Ayah dan Bunda memberikan hadiahnya. Karena ini kan masih latihan. Usianya juga masih kecil. Besok kita latihan puasa tanpa diberi hadiah pun, tetap bisa puasa. Kenapa begitu? Karena puasa itu bukan tentang hadiah dari Mama sama Ayah, tapi puasa itu tentang bagaimana kita mencintai Allah, bagaimana kita dapat hadiah yang lebih besar dari Allah. Kalau Mama sama Ayah, bisanya cuma ngasih hadiah kecil'," kata Ustazah Faiza.
Hal ini akan mengajarkan anak bahwa mereka tidak berpikir orang tua adalah sumber kesenangan dalam beribadah. Selain itu, akan membuat anak memiliki pemikiran bahwa beribadah bukan karena Allah, melainkan karena Bunda dan Ayah.
2. Berikan pengantar tentang kehidupan setelah dunia
Tak hanya memberikan hadiah, Bunda dan Ayah juga bisa memberikan pengantar-pengantar yang positif seperti mengenalkan kehidupan setelah dunia. Ceritakan pada anak seperti apa keadaan orang-orang yang rajin berpuasa di akhirat kelak.
"Misalkan mulai usia SD, kita kenalkan tentang kehidupan setelah dunia, misalnya tentang akhirat. Kita kenalkan orang yang puasa di akhirat kelak seperti apa keadaannya, sehingga anak ini mampu menahan sesuatu yang kemudian sifatnya hadiah-hadiah yang diberikan oleh 'supporting system' yang ada di dunianya," ujar Ustazah Faiza.
Dengan mengajarkan hal ini, anak-ana akan tetap berjuang untuk berpuasa meski tidak ada yang mengapresiasi maupun tidak ada yang memberi hadiah. Mereka akan tetap mengerjakan amal-amal baik termasuk puasa.
"Karena orang tuanya mulai menstimulasinya secara pelan-pelan, sedikit-sedikit tentang hal-hal yang kemudian akan menjadi tempat tinggal abadinya. Dalam hal ini misalkan akhirat," jelsnya.
Nah, itu tadi penjelasan tentang hukum mengajarkan anak berpuasa dengan menjanjikan hadiah, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)