Kisah Bunda Tuntut Klinik Kesuburan Usai Hamil dan Melahirkan Bayi Orang Lain

22 hours ago 5

Jakarta -

Program bayi tabung dapat menjadi pilihan program hamil untuk mendapatkan momongan. Dalam bayi tabung, ada proses transfer embrio, di mana embrio terpilih ditanam ke dalam rahim perempuan.

Meski terbilang jarang, kesalahan dalam prosedur tanam embrio bisa saja terjadi. Baru-baru ini, seorang Bunda memutuskan untuk menggugat klinik kesuburan lantaran salah melakukan prosedur transfer embrio hingga membuatnya hamil anak orang lain.

Dilansir laman BBC, seorang perempuan asal Amerika Serikat (AS) bernama Krystena Murray tanpa sadar mengandung dan melahirkan bayi laki-laki yang bukan anak kandungnya. Ia pun mengajukan tuntutan hukum terhadap sebuah klinik bayi tabung atas kesalahan tersebut, setelah dipaksa menyerahkan hak asuh.

Murray hamil setelah menjalani perawatan kesuburan dengan program bayi tabung di klinik Coastal Fertility pada bulan Mei 2023. Murray yang memiliki ras kulit putih melahirkan bayi berkulit hitam pada Desember 2023. Setelah melahirkan, Murray tak pernah mengunggah foto anaknya secara daring atau mengizinkan teman-teman dan keluarganya untuk melihat sang putra.

Perempuan asal negara bagian Georgia ini lalu membeli alat tes DNA. Pada akhir Januari 2024, hasil tes keluar dan menunjukkan bahwa ia tidak memiliki hubungan biologis dengan anak yang dilahirkannya.

Dari situ, Murray mengetahui bahwa ia melahirkan seorang anak laki-laki yang memiliki etnis berbeda dari dirinya dan donor sperma yang dipilihnya. Ia pun lantas segera memberi tahu klinik kesuburan tersebut di bulan berikutnya.

Alih-alih mendapatkan jawaban, Murray justru dituntut hak asuh oleh orang tua kandung dari bayi yang dilahirkannya. Saat itu, bayi laki-laki tersebut sudah berusia tiga bulan, Bunda.

Dalam tuntutan yang diajukannya, Murray mengatakan bahwa hingga kini ia tidak tahu apakah pihak klinik telah secara keliru memindahkan embrionya ke pasangan lain, atau apa yang terjadi padanya setelah itu.

Dalam sebuah pernyataan kepada CBS News, klinik Coastal Fertility mengakui kesalahan tersebut dan meminta maaf atas semua yang terjadi.

"Ini adalah kejadian yang terisolasi tanpa ada pasien lain yang terpengaruh. Pada hari yang sama ketika kesalahan ini ditemukan, kami segera melakukan peninjauan mendalam dan menerapkan perlindungan tambahan untuk lebih melindungi pasien dan memastikan bahwa insiden seperti itu tidak terjadi lagi," demikian isi pernyataan dari pihak klinik.

Murray terpaksa menyerahkan bayi ke orang tua kandungnya

Meskipun terjadi kesalahan, Murray ingin mempertahankan anak yang dilahirkannya tersebut, Bunda. Ia ingin membesarkan bayi itu selama beberapa bulan hingga orang tua kandungnya diberikan hak asuh.

"Mengandung bayi, jatuh cinta padanya, melahirkannya, dan membangun ikatan khusus yang unik antara ibu dan bayi, semuanya itu dilakukan untuk membuatnya pergi. Saya tidak akan pernah pulih sepenuhnya dari hal ini," kata Murray dalam pernyataan yang dibagikan tim hukumnya.

Murray sendiri pada akhirnya menyerahkan hak asuh secara sukarela setelah diberitahu oleh tim hukumnya bahwa ia tidak memiliki peluang untuk menang di pengadilan keluarga. Bayi itu sekarang tinggal bersama orang tua kandungnya di negara bagian lain dengan nama yang berbeda.

Ilustrasi KeguguranIlustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Mengenal tahapan dalam program bayi tabung

Program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) adalah jenis perawatan kesuburan di mana sel telur dipertemukan dengan sperma di luar tubuh atau di laboratorium. Prosedur ini biasanya dipilih pada kasus infertilitas, atau kondisi di mana pasangan suami istri tidak kunjung mendapatkan momongan setelah setidaknya satu tahun mencoba tanpa alat kontrasepsi.

Ada beberapa tahapan dalam prosedur bayi tabung, yakni:

  1. Pemeriksaan awal kondisi suami istri
  2. Penyuntikan obat untuk membesarkan sel telur
  3. Penyuntikan obat menekan hormon
  4. Proses pengambilan sel telur yang matang
  5. Pembuahan atau mempertemukan sel telur dan sperma
  6. Pengembangan embrio
  7. Penanaman embrio ke rahim (transfer embrio)

Melansir dari Cleveland Clinic, kehamilan terjadi saat embrio menempel pada lapisan rahim. Dokter akan menggunakan tes darah untuk mengetahui kehamilan sekitar 9-14 hari setelah transfer embrio.

Tingkat keberhasilan program bayi tabung akan bergantung pada usia perempuan yang menjalani perawatan, serta penyebab infertilitas (jika diketahui). Menurut ulasan di NHS Inggris, pada tahun 2019, persentase perawatan bayi tabung yang menghasilkan kelahiran hidup adalah:

  • 32 persen untuk perempuan di bawah 35 tahun
  • 25 persen untuk perempuan berusia 35 hingga 37 tahun
  • 19 persen untuk perempuan berusia 38 hingga 39 tahun
  • 11 persen untuk perempuan berusia 40 hingga 42 tahun
  • 5 persen untuk perempuan berusia 43 hingga 44 tahun
  • 4 persen untuk perempuan berusia berusia di atas 44 tahun

Selain usia, beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan bayi tabung lainnya adalah kuantitas dan kualitas sel telur/embrio, kuantitas dan kualitas sperma, protokol stimulasi dan waktu ovulasi, serta kemudahan proses transfer embrio.

Demikian kisah Bunda yang menjadi korban salah transfer embrio saat program bayi tabung, serta penjelasan terkait program untuk menambah momongan ini. Semoga informasi ini bermanfaat, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online