Jessica Iskandar melahirkan anak ketiga perempuan bernama Hagia pada 2 Desember 2024. Istri Vincent Verhaag ini melahirkan putrinya melalui persalinan pervaginam, Bunda.
Setelah sang putri lahir, Jessica sempat mengalami masa kritis karena perdarahan. Kondisi ini terjadi lantaran plasentanya hancur dan tak kunjung keluar setelah Hagia lahir.
Dokter pun melakukan segala cara untuk mengeluarkan plasenta. Salah satunya menjangkau langsung vagina untuk mengeluarkannya dari tubuh Jessica Iskandar.
"Sebenarnya lahirnya gampang banget. Pas bayinya keluar, dokter kan nunggu ari-ari (plasenta) 15 menit tapi enggak keluar. Akhirnya sebelum rahim ketutup banget, mau enggak mau tangan dokter masuk. Jadi pas keluar itu ari-arinya berantakan, enggak full atau hancur di dalam," katanya dalam acara FYP, dikutip dari YouTube TRANS7 OFFICIAL, Rabu (15/1/25).
Tubuh Jessica Iskandar menjadi sangat lemas karena mengalami perdarahan. Ia sempat meminta berhenti, namun dokter terus melakukan penanganan medis guna menyelamatkannya.
"Semuanya itu kan harus bersih, kalau enggak akan perdarahan terus. Jadi tuh darah sudah keluar banyak banget, akunya sudah lemas banget, sudah bilang ke dokter 'stop aja stop aja', tapi kan enggak bisa karena prosesnya harus sampai selesai dong," ujarnya.
"Terus sampai beberapa kali dicoba masuk, tapi masih ada banyak sisa-sisa yang nempel di dalam, jadi tuh perlengketan plasenta. Aku kehilangan banyak darah, aku sudah semi enggak sadar dan sudah menggigil. Akhirnya transfusi darah lima kantong dan 8 hari menginap. Terus di hari ketiga, aku dikuret lagi karena rahim harus bersih," sambungnya.
Selama menjalani kuret, Jessica Iskandar mesti dibius oleh dokter. Perempuan 36 tahun ini memilih untuk dibius setengah badan karena ingin bisa menyusui anaknya setelah pulih, Bunda.
"Sebenarnya harus dibius total, cuma kata dokter kalau bius total aku enggak boleh menyusui 24 jam. Sedangkan ASI aku belum banyak, aku takut anak aku tidak bisa menyusu. Akhirnya dibius setengah dan itu sakit banget karena enam kali jarum enggak masuk," ungkapnya.
Meski harus menahan sakit, Jessica Iskandar tak ingin menyerah untuk menjalani kuret. Bunda tiga anak ini menyerahkan semua prosesnya kepada tim dokter lantaran ingin menghindari dampak buruk pada rahimnya.
"Itu memang dikorek pakai semacam sendok, terus dibersihkan semuanya di dalam rahim. (Itu harus dibersihkan) Karena bisa jadi tumor, kanker, atau penyakit lainnya," katanya.
Jessica Iskandar mengaku tidak mengetahui adanya perlengketan plasenta sebelum hamil. Sebab, hasil USG menunjukkan bahwa kondisi kehamilannya baik-baik saja.
Plasenta tidak langsung keluar setelah bayi lahir
Jessica Iskandar/ Foto: Instagram @inijedar
Kondisi plasenta tidak langsung keluar setelah bayi lahir yang dialami Jessica Iskandar ini disebut juga retained placenta. Dilansir laman Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI), retensi plasenta atau retained placenta adalah suatu keadaan di mana plasenta tetap berada di dalam rahim dan belum dilahirkan selama 30 menit setelah kelahiran anak. Kondisi ini menjadi berbahaya karena dapat menyebabkan infeksi serta kehilangan banyak darah.
"Retensi plasenta termasuk dalam penyebab perdarahan setelah melahirkan (postpartum hemorrhage)," tulis Kemenkes.
Perlu diketahui ya, plasenta merupakan organ yang terbentuk di dalam rahim saat masa kehamilan dimulai. Normalnya, plasenta akan keluar dari rahim dengan sendirinya beberapa menit setelah bayi dilahirkan.
American Pregnancy Association (APA) menjelaskan bahwa keluarnya plasenta dari rahim merupakan tahap akhir persalinan. Bila tidak keluar lebih dari 30 menit, risiko perdarahan yang hebat akan meningkat, Bunda.
Penyebab retensi plasenta
Berikut beberapa penyebab retensi plasenta menurut APA:
- Plasenta percreta yang terjadi ketika plasenta tumbuh menembus dinding rahim.
- Atonia uterus yang terjadi ketika kontraksi berhenti atau tidak cukup kuat untuk mengeluarkan plasenta dari rahim.
- Plasenta adheren terjadi ketika seluruh atau sebagian plasenta menempel pada dinding rahim. Dalam situasi yang jarang terjadi, hal ini terjadi karena plasenta telah tertanam jauh di dalam rahim.
- Plasenta akreta yang terjadi ketika plasenta tumbuh terlalu dalam di rahim, kemungkinan akibat bekas luka operasi caesar sebelumnya.
- Trapped placenta yang terjadi ketika plasenta terlepas dari rahim tetapi tidak dapat dikeluarkan. Sebaliknya, ia terjebak di belakang leher rahim yang tertutup atau leher rahim yang tertutup sebagian.
Faktor risiko retensi plasenta
Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan peluang Bunda mengalami retensi plasenta saat persalinan. Berikut faktor-faktornya:
- Hamil di atas usia 30 tahun
- Mengalami persalinan prematur yang terjadi sebelum usia kehamilan 34 minggu
- Mengalami persalinan dengan durasi yang terlalu lama
- Melahirkan bayi yang mati di dalam kandungan
Penanganan retensi plasenta
Ada beberapa cara untuk menangani retensi plasenta, yakni:
- Mengeluarkan plasenta secara manual
- Menggunakan obat-obatan untuk merangsang rahim berkontraksi
- Bunda akan diminta menyusui karena menyebabkan rahim berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta
- Menjalankan prosedur bedah sebagai pilihan terakhir
Komplikasi retensi plasenta
Berikut beberapa komplikasi yang dapat dialami Bunda yang mengalami retensi plasenta selain perdarahan:
- Infeksi rahim atau endometritis
- Polip plasenta
- Subinvolusi uteri atau rahim tidak kembali ke ukuran normal setelah melahirkan.
Demikian cerita Jessica Iskandar soal proses persalinan anak ketiganya dan penjelasan terkait retensi plasenta. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak juga 5 fungsi plasenta untuk kehamilan, dalam video berikut:
(ank)
Loading...