TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat dampak kerugian akibat bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sedikitnya ditemukan sepuluh jembatan putus yang menghambat mobilitas masyarakat setempat pasca insiden tersebut.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayor Jenderal TNI Lukmansyah mengatakan, mereka tengah menyiapkan jembatan darurat untuk mengatasi mobilitas masyarakat yang terganggu akibat jembatan putus. Menurut dia, jembatan menjadi infrastruktur sentral bagi masyarakat.
“Kami akan mempelajari kira-kira jembatan mana saja yang rusak dan harus dibangun untuk bisa menolong di lokasi lain,” kata Lukmansyah melalui keterangan resminya, Jumat, 6 Desember 2024.
Adapun jembatan darurat yang sedang dipersiapkan BNPB berjenis bailey atau jembatan rangka baja prefabrikasi portabel. Lukmansyah menyebut jembatan jenis ini bakal terealisasi dengan mengerahkan kekuatan dari PUPR maupun Batalyon Zeni Kodam II Siliwangi.
“Hal ini bertujuan untuk mempermudah mobilisasi distribusi bantuan logistik dan peralatan yang diperlukan bagi para warga terdampak,” ujar Lukmansyah.
Laporan terbaru BNPB menyebutkan banjir dan longsor di Sukabumi ini membuat beberapa daerah di kawasan itu menjadi terisolir karena akses jalan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
Salah satu wilayah yang terdampak adalah Kecamatan Simpenan, Sukabumi. Jembatan yang menjadi penghubung aktivitas warga di lokasi itu rusak karena diterjang banjir. Selain itu, data kaji cepat sementara hingga Kamis malam, 5 Desember 2024, juga mencatat dua korban jiwa dan enam orang hilang akibat bencana ini.
BNPB juga mendata bencana itu berdampak terhadap 216 rumah warga rusak. Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, serta Plt. Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat Anne Hermadianne Adnan, serta BPBD Sukabumi juga telah berkunjung ke lokasi terdampak.