Jakarta -
Bunda dan Ayah pasti ingin membuat anak merasa bahagia dengan mengabulkan semua permintaannya, ya. Namun, terkadang Bunda tidak bisa memberikan apa yang mereka inginkan.
Dilansir dari laman Times of India, para ahli percaya bahwa menggunakan konsep pola asuh 'ya' memiliki banyak manfaat. Ini mungkin bisa membantu anak-anak menjadi lebih sukses di masa depan serta meningkatkan hubungan antara anak-anak dan orang tua mereka.
Meski begitu pola asuh ini juga menyebabkan kontra pada beberapa orang tua. Pola asuh ini tidak memberitahu orang tua kapan harus menarik garis dan mengetahui batasan untuk mengatakan 'tidak' pada anak-anak mereka.
Ketika orang tua tidak membatasi anak-anak untuk melakukan hal-hal yang tidak dapat diterima, anak-anak pun gagal mengenali batasan yang ditetapkan oleh orang lain. Hal ini akan membuat anak menjadi egois dan bahkan meremehkan perasaan serta kebutuhan orang lain.
Manfaat mengatakan 'tidak' pada anak
Menurut psikolog anak lulusan Universitas Columbia, Becky Kennedy mengatakan 'tidak' pada anak adalah hal yang baik. Hal ini adalah salah satu cara di mana Bunda dan Ayah menunjukkan rasa cinta pada mereka.
"Mengatakan 'tidak' kepada anak-anak kita adalah cara penting untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kita mencintai mereka," ujarnya dalam sebuah wawancara dikutip dari laman CNBC Make It.
Orang tua yang terlalu sering mengatakan 'ya' kepada anak-anak mereka baik secara refleks atau sebagai upaya untuk menghindari kemarahan, sebenarnya dapat merugikan anak-anak mereka dalam jangka panjang.
Dengan terlalu mudah menyerah, Bunda secara tidak sengaja dapat merusak batasan-batasan yang diperlukan yang membantu anak-anak mempelajari perilaku yang pantas dan penuh hormat.
"Ya, penting untuk membantu anak-anak saya merasa bahwa keinginan dan kebutuhan mereka dihargai, dan hal ini tidak terlepas dari mengatakan 'ya' atau 'tidak' dalam situasi tertentu," kata Kennedy.
"Faktanya, menurut saya, hampir berbahaya bagi anak-anak kita untuk menyamakan rasa dihargai dengan mendapatkan apa yang mereka inginkan," sambungnya.
Tips mengucapkan kata 'tidak' pada anak
Ketidaknyamanan karena mendengarkan kata 'tidak' membantu anak-anak belajar mengatasi kekecewaan dan mengembangkan kesabaran. Anak-anak yang tidak memiliki sifat-sifat tersebut mungkin kesulitan mengembangkan ambisi dan motivasi yang mereka perlukan untuk menjadi bahagia dan sukses saat dewasa.
Kennedy sendiri menyebut anak-anaknya juga 'panik' ketika ia menolak sesuatu yang diinginkan anak-anak namun tidak bisa didapatkan pada saat itu.
Kennedy mengungkapkan bahwa pekerjaan setiap orang tua adalah menetapkan batasan yang masuk akal agar anak tetap aman. Tidak hanya itu, orang tua juga perlu memvalidasi perasaan anak untuk membangun kepercayaan dan membantu mereka belajar mengatur emosi.
Menganggap setiap kata 'tidak' sebagai sebuah pencapaian bukan sesuatu yang ditakuti. Kata ini bisa diucapkan dengan mudah pada anak dengan berbagai trik.
Ketika anak mulai bereaksi negatif saat Bunda mengucapkan 'tidak', Bunda bisa melanjutkannya dengan memvalidasi perasaan mereka. Dengan mendengarkan anak, Bunda bisa memberikan mereka dukungan.
Selanjutnya, Bunda bisa mengatakan, "Bunda percaya padamu". Lalu, perkuat batasannya. Beritahu anak mengapa mereka tidak boleh meminta atau melakukan hal negatif tersebut.
Proses yang sederhana dan berulang akan membantu membangun kepercayaan dan menetapkan harapan bagi anak-anak. Hal ini juga akan membantu akan mengembangkan kemampuan emosionalnya.
Demikian informasi tentang pengganti kata 'tidak' menurut psikolog, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)