TEMPO.CO, Jakarta - Calon gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, mengatakan sumber utama polusi udara di Jakarta berasal dari industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), pembakaran sampah, dan emisi kendaraan bermotor. Pramono membeberkan 16 PLTU yang mengepung Jakarta dan ikut menyumbang emisi di wilayah ini. Pembangkit listri tersebut berada di wilayah Banten dan Jawa Barat.
"Berkenaan dengan pembahasan soal polusi udara, ada 16 PLTU di sekitar Jakarta yang selama ini memakai batu bara. Harus diubah dan enggak boleh lagi pakai batubara. Kalau itu dilakukan, pasti tekanan polusinya akan turun," kata Pramono dalam diskusi publik ‘Biru Talks’ yang digelar di Tebet Timur, Jakarta Selatan, Kamis, 14 November 2024.
Politikus PDI Perjuangan itu mengatakan butuh kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah Jakarta dalam menindaknya. Sebab sebagian besar PLTU itu berada di luar Jakarta. "Makanya butuh kolaborasi kebijakan dengan pemerintah pusat, semisal mereka selama ini pakai batu bara, harusnya diubah," kata mantan Menteri Sekretaris Kabinet ini.
Ia juga menyebut jurus Pramono Anung-Rano Karno untuk menekan laju polusi udara jika terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur di pilkada Jakarta 2024. Misalnya, mereka akan memperketat uji emisi kendaraan bermotor. Politikus PDI Perjuangan ini juga akan mempertimbangkan keberadaan PLTU di Jakarta.
Hasil riset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 2020 lalu menyebutkan sumber emisi terbesar di Jakarta berasal dari kendaraan bermotor. Setiap hari, sebanyak 20 juta kendaraan melintas di Jakarta. Sebanyak 16 juta di antaranya adalah sepeda motor dan empat juta kendaraan itu berupa mobil.
Adapun dua PLTU yang berada di wilayah Jakarta menjadi penyumbang emisi terbesar kedua. Kedua PLTU itu adalah PLTU di Muara Angke, Jakarta Utara dan PLTU di Indonesia Power Emisi kedua PLTU ini mulai berkurang sejak kedua pembangkit beralih dari penggunaan batubara ke gas.
Berikut ini PLTU yang berada dalam radius 100 kilometer dari Monumen Nasional (Monas), kawasan yang menjadi pusat Jakarta:
-PLTU Babelan Bekasi, Jawa Barat
Jarak : 25.56 kilometer
-PLTU Fajar Paper
Jarak : 34.4 kilometer
-PLTU Banten 3 Lontar
Jarak : 42.42 kilometer
-PLTU PT Indah Kiat Pulp & Paper, Serang, Banten
Jarak : 59.33 kilometer
-PLTU PT Dian Swastika Sentosa
Jarak : 61.72 kilometer
-PLTU Indo Bharat Rayon
Jarak : 70.86 kilometer
-PLTU PT Indorama Synthetics
Jarak : 77.22 kilometer
-PLTU Jawa 7
Jarak : 82.77 kilometer
-PLTU PT Merak Energi Indonesia
Jarak : 90.38 kilometer
-PLTU Banten 1 Suralaya OMU
Jarak : 92.3 kilometer
-PLTU Suralaya
Jarak : 93.59 kilometer
-PLTU Pelabuhan Ratu
Jarak : 94.71 kilometer
-PLTU PT Indorama Petrochemicals
Jarak : 98.82 kilometer
-PLTU PT Asahimas Chemicals
Jarak : 99.32 kilometer