TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko mengatakan Cina dan Brasil berhasil mengentaskan kemiskinan dengan menggunakan data tunggal.
“Berkaca dari pengalaman dua negara yang baru saja dikunjungi Pak Presiden Prabowo, yaitu Cina dan Brasil, dua negara itu adalah dua negara yang dianggap berhasil atau sukses mengentaskan kemiskinan,” ujar Budiman Sudjatmiko kepada wartawan usai rapat koordinasi dengan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan di kantor BP Taskin, Jakarta Pusat, pada Jumat, 6 Desember 2024.
Faktor lainnya, kata Budiman, kedua negara tersebut melalukan sinkronisasi antar kementerian dan lembaga sehingga saling bersinergi dalam mengentaskan kemiskinan. Padahal, menurut Budiman, kedua negara itu melakukan pendekatan yang berbeda dalam mengentaskan kemiskinan.
“Kalau di Brasil pengentasan kemiskinan kuatnya pada perlindungan sosialnya, pada bantuan sosial seperti cash transfer. Kalau di Cina pengentasan kemiskinan lebih pada pemberdayaan dan pembangunan ekonomi rakyatnya,” ucap dia.
Budiman pun enggan menjawab tegas pendekatan mana yang akan dipakai pemerintah Indonesia. Namun, dia berujar pemberian bantuan sosial akan difokuskan untuk kelompok yang benar-benar membutuhkan, seperti difabel dan lansia. Sementara itu, dia mengatakan pemerintah akan mendorong adanya kenaikan kelas bagi kelompok miskin menjadi calon kelas menengah.
Saat ini, pemerintah tengah berupaya menyelesaikan sinkronisasi data tunggal. Budiman mengatakan data tunggal tersebut ditargetkan rampung dalam dua pekan sehingga sudah bisa digunakan pada 2025.
Badan Pusat Statistik telah ditugaskan menjadi lembaga yang bertanggung jawab atas sinkronisasi data tunggal tersebut. “Memenuhi arahan dari Bapak Presiden Prabowo Subianto bahwa BPS akan ditunjuk untuk mengumpulkan dan mengolah data,” kata Budiman.
Adapun data-data yang sedang disinkronisasi di antaranya adalah Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek), data pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan data pelanggan Pertamina.
Dalam pidato perdananya sebagai presiden, Presiden Prabowo menegaskan bahwa pengentasan kemiskinan menjadi salah satu prioritas utama pemerintahannya. Ia menyadari bahwa masih banyak rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan dan belum sepenuhnya menikmati hasil pembangunan. Namun, ia optimistis bahwa pemerintahannya akan mampu mengatasi masalah kemiskinan ini secara menyeluruh.
“Kita percaya dan yakin kita punya kekuatan menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia. Ini sasaran berat, bahkan banyak yang mengatakan ini sesuatu yang tidak mungkin,” ujar Prabowo dalam pidatonya di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, pada 20 Oktober 2024.
Daniel A. Fajri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.