Matematika Bakal Dikenalkan Sejak TK? Simak Waktu Terbaik hingga Tips Kenalkan Berhitung ke Anak Menurut Psikolog

3 months ago 50

Jakarta -

Beberapa waktu lalu, ramai dibicarakan mengenai usulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk memulai pengenalan matematika sejak TK. Wacana ini menjadi pro dan kontra di kalangan orang tua di Indonesia.

Ada yang mendukung, namun tak sedikit pula yang takut matematika akan memberatkan untuk anak-anak. Seperti yang kita tahu, selama ini matematika dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan untuk sebagian anak-anak Indonesia.

Manfaat mengenalkan matematika sejak dini pada anak

Matematika sebenarnya memiliki potensi positif, terutama jika diimplementasikan sebagai numerasi berbasis permainan (play based learning). Sebagai contoh, kegiatan seperti menghitung mainan, mengenal bentuk geometri, atau menyelesaikan teka-teki angka dapat membantu membangun fondasi matematika dengan cara yang menyenangkan.

Adapun pengenalan matematika sejak dini memberikan manfaat besar dalam membangun keterampilan kognitif, logika, dan pemecahan masalah pada anak. Lalu, pada usia berapa sebenarnya matematika bisa mulai diajarkan pada Si Kecil?

Usia ideal mulai mengenalkan pelajaran matematika ke anak

Secara umum, usia ideal untuk pembelajaran matematika formal adalah sekitar enam tahun, yaitu ketika anak memasuki usia pra-sekolah atau awal sekolah dasar.

Menurut teori Piaget, pada usia ini otak anak berada pada tahap perkembangan konkret-operasional. Dalam tahapan ini, anak mulai mampu memahami konsep aritmatika formal seperti penjumlahan, pengurangan, dan pengukuran.

Namun, pada tahap perkembangan pra-operasional atau usia dini (3-5 tahun), anak dapat diperkenalkan pada konsep pra-matematika secara informal melalui kegiatan bermain, seperti mengenal angka, pola, dan bentuk melalui permainan sehari-hari. Pendekatan ini memanfaatkan rasa ingin tahu anak secara alami tanpa memberikan tekanan akademik.

Bentuk atau materi pelajaran matematika untuk anak TK

Sebagai gambaran berikut konsep dan contoh permainan dengan unsur matematika yang bisa diajarkan ke anak-anak di masa pra-sekolah:

1. Pengenalan angka dan hitungan

Pada tahap ini, anak-anak mulai belajar mengenali angka 1-10, menghitung benda sederhana, serta memahami hubungan antara angka dan jumlah. Aktivitas ini dapat dilakukan melalui permainan kreatif yang melibatkan motorik dan kognitif.

Contoh permainan: Lompat angka

Anak melompat pada angka yang digambar di lantai sambil menyebutkan angka tersebut. Angka-angka bisa diatur secara acak atau berurutan untuk menantang daya ingat anak.

Bentuk pelajaran matematika untuk anak TKBentuk pelajaran matematika untuk anak TK/ Foto: Doc. Madeline Jessica

Manfaat:

Aktivitas ini membantu anak mengenal angka, meningkatkan kemampuan berhitung, serta mengembangkan koordinasi motorik kasar.

2. Konsep Geometri

Mengenalkan bentuk dasar seperti lingkaran, segitiga, dan persegi membantu anak memahami pola dan konsep ruang, termasuk posisi seperti depan, belakang, atas, atau bawah.

Contoh Permainan: Puzzle Bentuk Geometri

Anak menyusun potongan puzzle untuk mencocokkan bentuk seperti segitiga, persegi, atau lingkaran. Bentuk ini bisa dibuat dari bahan sederhana seperti kertas karton atau balok kayu berwarna.

Bentuk pelajaran matematika untuk anak TKBentuk pelajaran matematika untuk anak TK/ Foto: Doc. Madeline Jessica

Manfaat:

Permainan ini mengasah kemampuan spasial anak, meningkatkan konsentrasi, serta memperkenalkan konsep dasar geometri.

Dampak positif mengenalkan matematika pada anak sejak dini

Adapun pembelajaran numerasi sejak usia dini memiliki dampak positif karena keterampilan ini menjadi landasan untuk keberhasilan akademik yang lebih luas seperti berikut:

1. Pengembangan Kognitif

Matematika membantu melatih kemampuan berpikir logis, pemecahan masalah, dan keterampilan analitis. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang memiliki pemahaman numerasi sejak dini memiliki keunggulan dalam memahami pola dan hubungan sebab-akibat.

2. Penguatan Kemampuan Literasi

Numerasi dan matematika melatih kemampuan anak untuk memahami simbol dan hubungan antara konsep, yang berkontribusi pada pemahaman literasi secara keseluruhan.

3. Kesiapan Akademik

Anak yang terlatih dalam numerasi dasar lebih siap menghadapi kurikulum formal di sekolah dasar, sehingga mampu belajar dengan lebih percaya diri.

4. Keterampilan Sosial

Matematika mengajarkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi, terutama saat anak bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah bersama.

Adakah dampak negatif mengenalkan matematika terlalu dini?

Apabila konsep abstrak seperti matematika diajarkan tanpa pendekatan konkret atau berbasis bermain, anak mungkin merasa bingung dan frustrasi, yang dapat menyebabkan kecemasan matematika (math anxiety) di kemudian hari.

Selain itu, pembelajaran matematika yang terlalu terstruktur dan menuntut pencapaian akademik pada usia dini dapat menyebabkan penurunan motivasi intrinsik anak, serta mengurangi waktu untuk permainan bebas yang penting bagi perkembangan sosial dan emosional anak.

Dengan demikian, penting untuk memperkenalkan matematika secara bertahap melalui pendekatan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak, seperti permainan, aktivitas konkret, dan eksplorasi bebas, untuk menghindari dampak negatif tersebut.

Mengajari matematika pada anak yang berminat, harus bagaimana?

Menurut teori Vygotsky tentang zone of proximal development (ZPD), pembelajaran yang optimal terjadi ketika anak diberikan tantangan yang sedikit di atas kemampuan mereka saat ini, dengan bimbingan dari orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten. Dalam konteks ini, orang tua atau pendidik dapat memperkenalkan konsep matematika yang lebih kompleks secara bertahap, sesuai dengan kemampuan anak.

Sebagai contoh, memberikan anak kesempatan untuk mengeksplorasi matematika dalam kehidupan sehari-hari, seperti berikut:

1. Menghitung benda

Anak dapat menghitung jumlah buah yang dimasukkan ke keranjang belanja atau piring saat makan. Hal ini dapat memperkenalkan anak pada konsep angka dan jumlah.

2. Mengukur bahan

Saat memasak, anak bisa diajak untuk mengukur tepung, gula, atau air menggunakan gelas ukur. Hal ini dapat mengajarkan anak mengenai konsep volume, berat, dan proporsi.

3. Pengenalan waktu

Menggunakan jam untuk menentukan waktu kegiatan tertentu, seperti kapan harus tidur atau makan. Hal ini membantu anak memahami konsep waktu dan penghitungan jam dan menit.

4. Menghitung uang

Bermain jual beli menggunakan uang mainan atau uang sungguhan dalam skenario kecil seperti di toko rumah. Hal ini dapat membantu anak memahami nilai uang dan dasar-dasar matematika finansial.

5. Perjalanan atau perjalanan kaki

Anak dapat diminta untuk menghitung langkah menuju taman atau memperkirakan jarak antar tempat. Hal ini dapat mengembangkan pemahaman mereka tentang estimasi dan jarak.

6. Memilah dan mengelompokkan

Saat merapikan mainan, anak bisa diminta mengelompokkan benda berdasarkan warna, ukuran, atau jenis. Hal ini dapat memperkuat keterampilan klasifikasi dan logika.

Cara mengenalkan matematika dengan cara menyenangkan sesuai usianya

Simak ulasannya berikut ini:

Usia 2-3 Tahun:

Fokus: Penghitungan benda sederhana dan mengenal bentuk.
Aktivitas: Menghitung mainan, mengenali bentuk dari benda sehari-hari, atau bernyanyi lagu tentang angka.

Usia 4-5 Tahun:

Fokus: Konsep sederhana seperti pola, urutan, dan perbandingan.
Aktivitas: Membuat pola dari balok warna atau mengelompokkan benda berdasarkan ukuran atau warna.

Usia 5-6 Tahun:

Fokus: Konsep operasi dasar, seperti penjumlahan dan pengurangan melalui cerita atau permainan.
Aktivitas: Menggunakan kancing untuk menghitung atau bermain permainan seperti "Jual Beli di Toko atau Pasar" yang melibatkan transaksi sederhana.

Poin penting yang harus dipertimbangkan saat mengenalkan matematika ke anak TK

Kemudian dalam penerapan kebijakan, ada beberapa tantangan yang perlu dipertimbangkan oleh pemerintah, diantaranya:

Merancang strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kesiapan masing-masing anak. Adapun dalam penerapannya, pemerintah juga perlu memperhatikan keseimbangan antara numerasi dan kegiatan motorik yang menjadi pilar utama perkembangan anak usia dini.

Memberikan pelatihan pada guru mengenai penyajian konsep-konsep abstrak dalam matematika seperti angka, pola, dan operasi dasar dalam cara yang menarik dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak.

Tak hanya numerasi tapi penguatan literasi juga penting untuk membangun generasi emas 2045

Pengenalan angka (numerasi) yang disertai dengan kemampuan membaca dan menulis (literasi), menjadi dasar penting bagi keberhasilan akademik di masa depan. Literasi membantu anak memahami instruksi, mengeksplorasi konsep, dan menumbuhkan imajinasi, sedangkan numerasi mengajarkan mereka cara memecahkan masalah dan berpikir logis.

Adapun pengembangan literasi dan numerasi di usia dini sangat dipengaruhi oleh lingkungan belajar di sekolah maupun di rumah. Guna mendukung program pemerintah, sebaiknya perlu ada keselarasan pembelajaran yang juga dilakukan di rumah.

Sebagai contoh, orang tua membaca buku bersama anak untuk stimulasi keterampilan kosakata dan kemampuan narasi. Kemudian untuk melatih kemampuan numerasi melibatkan aktivitas seperti menghitung benda yang ada di rumah dan mengenali pola. Penelitian menunjukkan bahwa pengalaman interaktif akan memberikan fondasi untuk belajar di masa depan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online