Jakarta -
Pernahkah Bunda mendengar istilah lighthouse parenting? Pola asuh ini disebut-sebut bisa membantu membuat anak jadi lebih bahagia dan percaya diri, lho.
Ya, saat ini sudah ada banyak jenis cara pengasuhan anak yang semakin populer. Dari helicopter parenting yang disebut bisa membuat anak merasa tidak aman, hingga saat ini yang mulai populer yakni lighthouse parenting.
Gaya parenting ini ditemukan oleh Ken Ginsburg, MD, MSEd, profesor pediatri di Children's Hospital of Philadelphia. Setelah melakukan penelitian yang ekstensif, Ginsburg menemukan ide pola asuh lighthouse dan pada tahun 2015 menerbitkan buku Raising Kids to Thrive: Balancing Love With Expectations and Protection With Trust, yang membahas topik tersebut.
Apa itu lighthouse parenting?
Menurut psikoterapis Peninsula Child & Family Services di Virginia, Joe Farrell, LCSW, lighthouse parenting berada di antara batas di mana orang tua tidak menjadi terlalu terlibat, tetapi juga tidak bersikap permisif dan angkuh.
"Komponen penting dari pola asuh lighthouse adalah kehadiran dan ketersediaan bagi anak-anak kapan pun mereka membutuhkan bimbingan tanpa melampaui batas," ungkap Farrell dikutip dari CNBC Make It.
Prinsip utama pola asuh lighthouse
Pada pola asuh helikopter, orang tua tidak memberi anak kesempatan untuk meminta bantuan karena sudah mengidentifikasi masalah sebelum muncul. Orang tua bahkan memberikan solusi yang tidak diminta dan tidak membiarkan anak-anak mereka berjuang sendiri.
Sebaliknya, orang tua dengan lighthouse menghindari penyelesaian masalah untuk anak. Pola asuh ini juga berusaha memupuk hubungan di mana anak-anak merasa aman dan nyaman menyampaikan masalah kepada orang tua mereka.
Diharapkan nantinya anak yakin bahwa jika dibutuhkan, orang tua akan membantu mereka melewati masa-masa sulit ini. Prinsip-prinsip utama lighthouse parenting meliputi:
- Menjaga komunikasi
- Menyeimbangkan waktu interaksi sesuai kebutuhan anak
- Memberi anak cukup ruang untuk mengalami dan belajar dari kegagalan
- Selalu siap sedia kapan pun bimbingan dibutuhkan
- Membina kemandirian dan ketahanan
- Memberikan anak kesempatan untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah sendiri
"Dengan berada di sana untuk memberikan dukungan dan bimbingan, tidak langsung memecahkan masalah untuk mereka, maka ini memungkinkan mereka merasa memiliki tumpuan untuk mengatasi hal-hal yang mungkin terjadi dalam hidup," tutur Farrell.
Keuntungan pola asuh lighthouse
Berikut ini beberapa manfaat terpenting dari pola asuh lighthouse:
1. Mendorong batasan yang sehat
Orang tua dengan pola asuh ini menetapkan batasan yang sehat untuk anak-anak, tanpa terlalu memaksa atau terlalu terlibat. Ini membantu menumbuhkan keterampilan hidup yang penting seperti kemandirian, pemecahan masalah, dan ketahanan, sekaligus membangun harga diri dan kepercayaan diri anak.
2. Menciptakan hubungan antara orang tua-anak yang mendukung
Pendekatan pola asuh lighthouse menghargai komunikasi terbuka dan refleksi diri, sehingga mendorong anak-anak untuk datang kepada orang tua untuk meminta bimbingan, yang menjadi dasar bagi hubungan yang positif.
3. Keterampilan mengatasi masalah yang lebih baik
Landasan lighthouse parenting adalah menawarkan bimbingan kepada anak saat dibutuhkan, daripada terus-menerus campur tangan dan menyelesaikan masalah mereka.
Pendekatan ini dapat mendukung dalam membantu anak-anak membangun keterampilan mengatasi masalah yang efektif dan memperkuat ketahanan diri, yang dapat mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di sepanjang hidup.
Apakah sisi negatif dari lighthouse parenting?
Ilustrasi keluarga/Foto: Getty Images/Nattaya Chanvithee
Pola asuh lighthouse tidak selalu cocok untuk semua orang. Sebab pada dasarnya, orang tua cenderung secara inheren ingin membantu anak dengan cara apa pun yang memungkinkan.
"Sulit untuk mundur dan membiarkan anak-anak tumbuh dan belajar sendiri. Di sini orang tua perlu membiarkan mereka merasa gagal," kata Farrell.
Namun, penting juga untuk dicatat bahwa pola asuh tidak selalu cocok untuk semua orang tua dan anak. Ada beberapa faktor yang dapat membuat pendekatan ini tidak efektif untuk beberapa anak.
Misalnya kebutuhan individu anak, temperamennya, kesehatan mentalnya, perkembangannya yang unik, atau tantangan emosionalnya. Ini mungkin membuat seorang anak perlu menerima lebih banyak bimbingan dari orang tua.
Kegagalan bisa diterima dalam pola asuh lighthouse
Lantaran pola asuh lighthouse menganut konsep bahwa anak-anak perlu memecahkan masalah sendiri, maka wajar jika hasilnya mungkin tidak selalu ideal bagi orang tua. Namun, Farrell menegaskan bahwa justru inilah inti dari pola asuh lighthouse.
"Orang tua harus menerima dampak ketika anak belajar menjalani hidup dan mungkin sesekali gagal," katanya.
Momen saat anak menghadapi kegagalan ini sebaiknya tidak dijadikan ajang orang tua untuk menyalahkan, tetapi justru sebagai pembelajaran bersama.
Cobalah pahami apa yang salah dan apa yang bisa dilakukan secara berbeda. Bukan takut akan kemungkinan hasil yang buruk, tetapi menerimanya sampai batas tertentu dan membiarkannya menjadi kesempatan belajar.
Kesimpulannya, lighthouse parenting merupakan gaya pengasuhan di mana orang tua menjadi kekuatan yang stabil dalam kehidupan anak-anak mereka, menawarkan nasihat, bimbingan, perhatian, cinta tanpa syarat, dan kebebasan untuk menjalani hidup sendiri, bahkan saat anak menghadapi kegagalan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)