Demam tifoid atau yang sering disebut dengan penyakit tifus, merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhii. Disebabkan oleh bakteri, sehingga demam tifoid itu menular, Bunda. Penyakit ini dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain.
Demam tifoid atau tifus menular melalui kotoran (BAB) dan sangat erat kaitannya dengan tingkat higienisitas seseorang. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) kelompok usia yang rentan menderita demam tifoid adalah anak pada kelompok usia lima tahun ke atas.
Pada usia tersebut, anak sudah mulai masuk sekolah dan mengenal jajanan di luar rumah. Makanan atau jajanan yang kurang bersih dapat mengandung bakteri Salmonella typhii dan masuk ke tubuh anak jika termakan.
Anak yang menderita demam tifoid, umumnya memiliki gejala demam lebih dari 1 minggu. Menurut WHO, penyakit akut ini ditandai dengan demam berkepanjangan, sakit kepala, mual, kehilangan nafsu makan, dan sembelit atau terkadang diare.
Gejalanya sering kali tidak spesifik dan secara klinis tidak dapat dibedakan dari penyakit demam lainnya. Namun, tingkat keparahan klinisnya bervariasi dan kasus yang parah dapat menyebabkan komplikasi serius atau bahkan kematian, Bunda.
Selain menjaga higienitas, salah satu cara untuk mencegah demam tifoid adalah dengan vaksin tifoid. Yuk, ketahui manfaat, efek samping, dan jadwal pemberiannya dalam artikel ini!
Apa itu Vaksin Tifoid?
Vaksin tifoid adalah tindakan pencegahan terhadap demam tifoid, infeksi bakteri serius. Vaksin tifoid tersedia dalam dua bentuk yaitu vaksin suntik (bakteri yang dinonaktifkan) dan vaksin oral (hidup, dilemahkan).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, vaksin yang dipakai di Indonesia adalah vaksin tifoid polisakarida parenteral. Susunan vaksin polisakarida yaitu setiap 0,5 ml mengandung kuman Salmonella typhii, polisakarida 0,025 mg, fenol dan larutan bufer yang mengandung natrium klorida, disodium fosfat, monosodium fosfat.
Ada pun prosedurnya yakni dosis 0,5 ml suntikan secara intra muskular atau subkutan pada daerah deltoid atau paha. Daya proteksi vaksin ini hanya 50-80 persen, Bunda. Jadi, walaupun telah mendapatkan imunisasi tetap dianjurkan untuk memilih makanan dan minuman yang higienis.
Manfaat Vaksin Tifoid
Ada pun manfaat dari menerima vaksin tifoid adalah sebagai berikut:
- Mencegah penyakit demam tifoid yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhii
- Menghindari anak dari komplikasi fatal akibat demam tifoid
- Memberikan perlindungan ekstra pada orang-orang yang tidak bisa mendapatkan vaksin tifoid
Peringatan sebelum menerima Vaksin Tifoid
Ada hal yang perlu dipahami sebelum vaksin tifoid. Vaksin tifoid ini memiliki kontra indikasi pada pasien yang mengalami:
- Alergi terhadap bahan-bahan dalam vaksin.
- Pada saat demam, penyakit akut maupun penyakit kronik
Adanya masalah medis lain dapat memengaruhi penggunaan vaksin ini. Pastikan Bunda memberi tahu dokter jika anak memiliki masalah medis lain, terutama:
- Diare
- Demam
- Penyakit lain (berat)
- Penyakit perut atau usus (berat)
- Muntah.
Kondisi di atas ini dapat mengurangi manfaat vaksin pada anak, sehingga lebih baik mengatakan pada dokter untuk mendapatkan saran terbaik.
Siapa yang dianjurkan mendapat Vaksin Tifoid?
Golongan yang dianjurkan untuk mendapatkan vaksin tifoid adalah anak-anak dari usia dua tahun. Dewasa hingga lansia berusia 65 tahun juga dianjurkan, Bunda.
Jenis Vaksin Tifoid
Vaksin tifoid memiliki dua bentuk yaitu suntikan dan vaksin tifoid oral, Bunda. Berikut yang perlu diketahui!
Vaksin tifoid suntikan
Vaksin tifoid suntikan ada dua jenis. Pertama, vaksin konjugat tifoid suntik (TCV), yang terdiri dari antigen polisakarida Vi yang dikaitkan dengan protein pembawa yang dilisensikan untuk anak-anak berusia enam bulan ke atas dan orang dewasa hingga usia 45 tahun atau 65 tahun (tergantung pada vaksin spesifik);
Kedua adalah vaksin polisakarida tak terkonjugasi suntik berdasarkan antigen Vi yang dimurnikan (dikenal sebagai vaksin Vi-PS) untuk anak berusia dua tahun ke atas.
Vaksin tifoid oral
Sementara yang bentuknya oral adalah vaksin Ty21a. Vaksin ini adalah vaksin hidup yang dilemahkan secara oral dalam bentuk kapsul untuk mereka yang berusia di atas enam tahun. Vaksin tifoid yang diminum membantu mencegah demam tifoid, tetapi tidak memberikan perlindungan 100 persen.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari orang yang terinfeksi dan makanan serta air yang mungkin terinfeksi, meskipun anak telah menerima vaksin.
Kapan imunisasi Tifoid dapat diberikan?
Vaksin tifoid diberikan pada usia lebih dari dua tahun. Vaksin tifoid merupakan vaksin polisakarida sehingga hanya bisa diberikan pada anak di atas usia dua tahun. Namun, jika belum pernah diberikan, maka segera catch-up, Bunda.
Berapa kali imunisasi Tifoid diberikan?
Imunisasi tifoid diberikan sebanyak dua dosis dengan interval 6-12 bulan. Imunisasi tifoid diberikan pada usia lebih dari dua tahun, dengan ulangan setiap tiga tahun.
Efek samping Vaksin Tifoid
Setelah menerima vaksin demam tifoid, beberapa anak mengalami nyeri sementara, kemerahan, pembengkakan atau pengerasan di tempat suntikan. Dikutip dari laman resmi National Health Service (NHS), sekitar 1 dari 100 orang mengalami suhu tinggi.
Efek samping yang kurang umum meliputi:
- Nyeri perut
- Sakit kepala
- Merasa mual
- Diare
Reaksi parah jarang terjadi pada kedua jenis vaksin tifoid, baik suntikan maupun oral.
Demikian ulasang mengenai Vaksin Tifoid pada anak, mulai dari kegunaan hingga waktu pemberiannya. Berikan sesuai jadwal untuk mencegah sakit tifus pada Si Kecil.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)