TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi menyatakan bakal segera mengagendakan rapat bersama pemerintah pusat terkait penanganan banjir. Wakil Wali Kota Bekasi Abdul Harris Bobihoe mengatakan, rencana rapat bersama Badan Pembangunan Nasional dan Kementerian Pekerjaan Umum itu akan membahas solusi mutakhir mitigasi banjir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Apakah akan membuat turap atau pengerukan kali, kami akan koordinasikan dulu mana yang lebih baik," kata Bobihoe kepada Tempo, Rabu, 5 Maret 2025.
Nantinya, ia melanjutkan, rapat penanganan banjir Bekasi juga akan melibatkan para ahli dalam pertimbangan dan kajiannya. Tujuannya, agar solusi yang harus dieksekusi tidak menyebabkan kerusakan lingkungan dan kerugian pada masyarakat.
"Ke depan upaya mitigasi banjir akan menjadi lebih baik lagi," ujar dia.
Pun, Bobihoe mengklaim, Pemkot Bekasi sebetulnya telah memprediksi akan datangnya banjir besar dalam kurun waktu lima tahunan ini. Namun, kata dia, upaya mitigasi yang dilakukan tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di lapangan.
"Debit air kali ini jauh lebih besar dari yang terjadi sebelumnya, di luar prediksi kami," ucap politikus Partai Gerindra itu.
Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur kawasan hulu Kali Bekasi sejak tiga hari belakangan mengakibatkan peningkatan tinggi muka air yang signifikan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mencatat, tinggi muka air di hulu Kali Bekasi mencapai 875 sentimeter atau dua kali lebih dari batas maksimal volume air yang dapat ditampung Kali Bekasi, yaitu 350 sentimeter.
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, meluapnya Kali Bekasi pada Selasa dini hari membuat 8 dari 12 Kecamatan di Kota Bekasi terendam banjir. Bahkan, genangan mencapai area pusat kota di Jalan Jenderal Sudirman.
"Pagi ini, Kota Bekasi lumpuh," kata Tri, Selasa lalu.
Kemarin, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, sebanyak 18.738 KK di Kota Bekasi terdampak banjir, dengan catatan nihil korban jiwa.
"Tetapi, banjir telah menyebabkan mobilitas dan aktivitas masyarakat terkendala," ujar Muhari.
Adi Warsono berkontribusi dalam penulisan artikel ini.