Penyebab Ibu Menyusui Rasakan Nyeri saat Berhubungan Intim Pasca Persalinan

Jakarta -

Sebagian ibu mengeluhkan rasa tidak nyaman ketika bercinta dengan pasangannya setelah melahirkan. Sebenarnya, apa penyebab ibu menyusui merasakan nyeri saat berhubungan intim pasca persalinan ya, Bunda?

Ada banyak alasan berbeda mengapa seorang perempuan mengalami hubungan seks yang menyakitkan setelah ia melahirkan. Memang, ada beberapa kondisi medis yang mungkin teridentifikasi saat hubungan seks terasa menyakitkan, dan beberapa nyeri seksual yang tidak memiliki penyebab yang jelas.

Nyeri saat berhubungan seksual dikenal sebagai dispareunia. Kondisi ini sering disebut saat perempuan mengalami penetrasi yang menyakitkan, tetapi dapat juga terjadi selama jenis rangsangan seksual lainnya, dan dapat memengaruhi pria juga. Dispareunia dalam terjadi di dalam vagina, sedangkan nyeri eksternal dikenal sebagai dispareunia superfisial.

Banyak perempuan mengalami dispareunia di beberapa titik dalam hidup mereka, dan salah satu yang paling umum adalah setelah melahirkan. Faktanya, kebanyakan perempuan merasa tidak nyaman saat berhubungan seks setelah melahirkan. 

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa hampir semua perempuan merasakan nyeri saat pertama kali berhubungan seks setelah melahirkan. Sebanyak 60 persen perempuan merasa seks menyakitkan hingga tujuh minggu pasca persalinan. Dan bahkan enam bulan kemudian, 30 persen perempuan melaporkan hubungan seksual yang menyakitkan seperti dikutip dari laman Pelvicare.

Penyebab busui alami nyeri saat berhubungan intim

Alasan perempuan merasa seks menyakitkan sangat bervariasi. Mungkin ada masalah fisik, atau mungkin masalah kesehatan mental. Salah satu alasannya, ditemukan bahwa banyak perempuan akan mengalami nyeri setidaknya sebagian karena mereka takut akan rasa sakit itu. 

Penyebab psikologis lain untuk dispareunia adalah trauma, baik saat ini maupun di masa lalu. Tidak jarang bagi perempuan yang pernah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan seksual mengalami hubungan seksual yang menyakitkan.

Selain itu, rasa sakit saat berhubungan intim bisa disebabkan oleh masalah medis seperti kekeringan vagina, infeksi, penyakit radang pinggul, endometriosis, kista ovarium, pelumasan yang tidak mencukupi, abses, selaput dara yang utuh atau kelainan bawaan, dan lainnya.

Tanpa kondisi medis yang diidentifikasi secara khusus, setelah melahirkan masih menjadi salah satu waktu paling umum untuk seks yang menyakitkan. 
Seks yang menyakitkan setelah melahirkan adalah hal yang normal dan sangat umum, tetapi juga dapat diobati oleh fisioterapis perempuan.

Perempuan sering disarankan untuk menunggu empat hingga enam minggu setelah melahirkan sebelum mulai berhubungan seks lagi. Namun sebenarnya tidak ada aturan yang pasti.

Bila perempuan merasa sakit saat berhubungan seks setelah melahirkan, ada sejumlah penyebab yang bisa jadi penyebabnya. Salah satu penyebab umum sakit saat berhubungan seksual pasca persalinan adalah kekeringan vagina akibat perubahan hormon. Hal ini khususnya umum terjadi saat perempuan menyusui. Kemungkinan lain rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual adalah jaringan parut akibat episiotomi atau robekan.

Sejauh ini penyebab paling umum perempuan merasakan sakit setelah melahirkan adalah disfungsi dasar panggul. Baik ketika melahirkan secara normal atau caesar, mengandung bayi dan melahirkan membuat otot dasar panggul terguncang hebat. Dampaknya bisa ringan atau berat dan menyebabkan berbagai gejala, termasuk rasa sakit.

Dikatakan Dr Racher Gelman, physical therapist and branch director di Pelvic Health and Rehabilitation Center bahwa alasan seks menyakitkan pasca persalinan salah satunya adalah fakta bahwa kadar estrogen perempuan menurun selama persalinan dan akan terus rendah selama periode pasca persalinan, terutama jika perempuan tersebut menyusui, karena hormon yang memungkinkan terjadinya laktasi bersifat antagonis terhadap produksi estrogen.

Gelman menjelaskan bahwa jaringan vulva dan vagina dimediasi oleh estrogen dan hormon ini menjaga jaringan tersebut tetap tebal, elastis, dan terlumasi. "Jadi, berkurangnya estrogen dapat berarti jaringan vagina yang lebih tipis, kering, dan rusak," katanya.

"Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual secara penetrasi." Jamie Yates, seorang konselor laktasi bersertifikat dan doula. Ia menambahkan bahwa "kehamilan, persalinan, dan menyusui semuanya melibatkan perubahan hormon yang signifikan. Tidak mengherankan ada beberapa perubahan yang terjadi di vagina," imbuhnya. 

Tetapi rasa sakit tidak terjadi pada setiap ibu menyusui dan biasanya membaik setelah menyusui selesai," tambahnya seperti dikutip dari laman Romper.

Tentu saja, jika Bunda mengalami nyeri terus-menerus yang tidak dapat diatasi dengan obat bebas seperti pelumas semata, Bunda mungkin juga perlu berbicara dengan dokter tentang apa yang mungkin terjadi di sana. Kondisi seperti infeksi vagina, penyakit radang panggul, atau endometriosis dapat menjadi penyebabnya.

(pri/pri)