Ada berbagai macam masalah kesehatan yang bisa berdampak pada tumbuh dan kembang anak. Di antaranya adalah stunting dan gizi buruk.
Meski kerap dikira sama, nyatanya stunting dan gizi buruk adalah dua hal yang berbeda. Namun, keduanya berhubungan dengan masalah nutrisi yang didapatkan oleh Si Kecil.
Dikutip dari laman yankes.kemkes.go.id, gizi buruk merupakan istilah yang kerap ditemukan dalam kasus malnutrisi. Hal ini adalah kondisi serius di mana asupan makan anak tidak sesuai dengan nutrisi yang semestinya diperlukan.
Kondisi ini tentu merupakan masalah serius yang tidak boleh diabaikan oleh Bunda dan Ayah. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, balita yang mengidap gizi buruk di Indonesia setidaknya sejumlah 13,8 persen di seluruh Indonesia.
Pengertian gizi buruk
Mirip dengan stunting, gizi buruk juga menandakan anak memiliki masalah pada pertumbuhannya, Bunda. Dikutip dari situs resmi gizi.kemenkes.go.id, gizi buruk adalah kekurangan gizi yang terjadi dalam jangka pendek karena kurangnya asupan makanan bergizi dan sering sakit.
Proses terjadinya gizi buruk pada bayi di bawah 6 bulan bisa dialami sejak dalam kandungan. Oleh karena itu, pencegahan gizi buruk bisa dimulai sejak masa kehamilan hingga menyusui.
Bunda perlu pastikan ASI eksklusif diberikan pada bayi sampai usia 6 bulan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) sampai 2 tahun. Tak hanya itu, pastikan juga anak mendapatkan asupan gizi seimbang sesuai dengan usianya, serta lengkapi dengan imunisasi dasar lengkap.
Ada beberapa tanda yang bisa menunjukkan anak terkena gizi buruk, Bunda. Berikut ini deretannya:
- Badan terlihat sangat kurus.
- Ada pembengkakan minimal pada kedua punggung kaki yaitu tidak segera kembali bila ditekan.
- Terkadang bisa terjadi pembengkakan pada seluruh tubuh.
- Berat badan atau tinggi badan kurang -3.
- Lingkar lengan atas kurang dari 11,5 cm pada balita usia 6 hingga 59 bulan.
Jika dibiarkan, gizi buruk juga bisa memberikan dampak pada pertumbuhan anak. Berikut ini deretannya:
- Proses tumbuh dan kembang anak terganggu.
- Daya tahan tubuh rendah.
- Anak mudah sakit.
- Risiko mengalami masalah kesehatan saat dewasa.
- Kematian.
Lantas, apa bedanya stunting dengan gizi buruk?
Kondisi stunting pada anak
Ilustrasi Stunting dan Gizi Buruk/Foto: Getty Images/iStockphoto/adrian825
Meski kerap disamakan dengan gizi buruk, stunting adalah hal yang berbeda, Bunda. Menurut dokter spesialis anak, dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A, stunting disebut sebagai permasalahan gizi kronis pada balita yang didefinisikan sebagai tinggi badan lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya.
"Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun," ungkapnya pada HaiBunda, beberapa waktu lalu.
Ketika anak mengalami stunting, mereka akan lebih rentan terkena penyakit saat dewasa. Mereka juga mudah terserang penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, rematik, pengeroposan tulang, dan masih banyak lagi.
"Selain itu, stunting juga berdampak pada terhambatnya perkembangan otak dan fisik anak. Ini artinya, stunting pada anak bukan hanya menyebabkan masalah kesehatan tetapi juga berimbas pada masalah pendidikan," jelasnya.
Tidak semua anak yang memiliki perawakan pendek pasti mengidap stunting, Bunda. Dokter Dian menjelaskan bahwa kondisi pendek pada anak stunting terjadi karena malnutrisi.
"Pendek dan stunting adalah dua hal yang berbeda ya, Bunda. Pengertian pendek hanya didasarkan dari pengukuran antropometri (Indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U))," ujar dr. Dian.
"Sedangkan stunting, adalah kondisi di mana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur yang diakibatkan oleh kondisi kekurangan gizi (malnutrisi kronis)," imbuh dokter yang berpraktik di RS Kenak Medika Gianyar Bali.
Tanda anak mengalami stunting
Ada beberapa tanda yang terlihat ketika anak mengalami stunting. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya mengutip dari berbagai sumber:
- Pertumbuhan anak melambat
- Anak memperlihatkan tanda pubertas terlambat
- Anak menjadi pemalu
- Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal terhambat
- Sulit berkonsentrasi
- Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun
- Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi
- Anak berbadan lebih pendek dari anak seusianya
- Proporsi tubuh cenderung normal tapi anak lebih muda atau kecil untuk usianya
- Berat badan rendah untuk anak seusianya
- Pertumbuhan tulang tertunda
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Jangan lupa intip lagi video tanda stunting pada anak yang perlu diwaspadai berikut ini:
(mua/fir)
Loading...