Bunda setelah menikah bahkan sampai sekarang masih tinggal bareng mertua? Fakta ilmiah menyebut bahwa tinggal dengan mertua ternyata bisa memengaruhi kesuburan. Kok bisa?
Banyak pasangan suami-istri memilih tinggal bersama mertua dengan berbagai alasan, mulai dari faktor ekonomi hingga budaya yang mengutamakan kehidupan keluarga besar. Dalam beberapa kasus, keberadaan orang tua dalam rumah tangga bisa memberikan dukungan moral dan finansial bagi pasangan yang baru menikah.
Di sisi lain, hidup serumah dengan mertua juga bisa menimbulkan tantangan tersendiri, terutama dalam hal kemandirian dan dinamika hubungan keluarga. Tinggal dengan mertua sering kali dikaitkan dengan beragam konsekuensi psikologis dan sosial.
Beberapa pasangan merasa lebih terbantu karena mendapatkan bimbingan orang tua, sementara yang lain justru mengalami tekanan akibat campur tangan dalam pengambilan keputusan rumah tangga. Hal ini bisa berdampak pada keharmonisan rumah tangga dan kesejahteraan pasangan secara keseluruhan.
Menariknya, sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa tinggal dengan ibu kandung atau ibu mertua bukan hanya memengaruhi hubungan keluarga, melainkan berhubungan dengan tingkat kesuburan wanita.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Wina, Austria, menunjukkan bahwa wanita yang tinggal bareng ibundanya atau ibu mertua cenderung memiliki lebih sedikit anak dibandingkan yang pisah rumah. Kok bisa? Mari bahas di sini, Bunda.
Studi: tinggal bareng mertua pengaruhi kesuburan wanita
Mengutip Healthline, penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Royal Society Open Science mengungkap fakta mengejutkan mengenai dampak tinggal bersama ibu kandung atau ibu mertua terhadap kesuburan wanita.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Departemen Antropologi di Universitas Wina, Austria, menunjukkan bahwa wanita yang tinggal serumah dengan ibunda atau ibu mertuanya cenderung memiliki lebih sedikit memiliki anak.
Para peneliti, yakni Susanne Huber, Patricia Zahourek, dan Martin Fieder, melakukan analisis terhadap data medis lebih dari 2,5 juta wanita berusia 15 sampai 34 tahun dari 14 negara berbeda. Data tersebut dikumpulkan dari basis data sensus internasional IPUMS-International untuk memahami bagaimana kehadiran ibu atau ibu mertua dalam satu rumah tangga dapat memengaruhi kesuburan wanita.
Temuan ini menantang pandangan umum sebelumnya yang beranggapan bahwa keberadaan orang tua dalam rumah tangga justru meningkatkan tingkat kelahiran akibat adanya dukungan dalam pengasuhan anak.
Hasil penelitian tersebut juga menemukan bahwa wanita yang tinggal bersama ibu kandung atau ibu mertua memiliki lebih sedikit anak dibandingkan Bunda yang pisah rumah dengan orangtua. Bahkan dalam banyak kasus, jumlah anak lebih rendah jika wanita tinggal dengan ibu kandung dibandingkan dengan ibu mertua.
Penelitian ini mencakup berbagai negara dari budaya yang berbeda, seperti Pakistan, Zambia, Rumania, Brasil, hingga Amerika Serikat. Data menunjukkan bahwa di hampir semua negara, mayoritas wanita lebih memilih untuk hanya tinggal dengan pasangan saja daripada berbagi rumah dengan orang tua.
Alasan mengapa tinggal dengan orang tua pengaruhi kesuburan
Para peneliti belum dapat memastikan secara pasti penyebab fenomena ini. Namun mereka punya beberapa hipotesis yang mungkin menjadi alasan mengapa tinggal bersama orangtua pengaruhi kesuburan wanita.
1. Kompetisi sumber daya dalam rumah tangga
Dalam rumah tangga multigenerasi, kehadiran ibu atau mertua dapat menciptakan persaingan dalam hal sumber daya, baik secara finansial, emosional, maupun ruang fisik. Ini terutama berlaku di negara berkembang, di mana ketersediaan sumber daya terbatas.
"Dalam rumah tangga tiga generasi, kakek-nenek tidak hanya menjadi penyedia dukungan tapi juga dapat menjadi pesaing sumber daya," tulis para penulis.
2. Stres dan dinamika hubungan dalam keluarga
Faktor psikologis juga diduga memainkan peran penting. Tinggal serumah dengan orang tua dapat meningkatkan tingkat stres dalam pernikahan yang secara tidak langsung dapat memengaruhi kesehatan reproduksi dan tingkat kesuburan pasangan.
3. Pengaruh sosial dan budaya
Dalam beberapa budaya, tinggal dengan orang tua bisa membatasi kebebasan pasangan dalam mengambil keputusan terkait keluarga dan anak. Pada akhirnya dapat berdampak terhadap jumlah anak yang mereka miliki.
4. Kondisi sosial-ekonomi
Studi ini juga mengindikasikan bahwa wanita yang tinggal dengan orang tua mungkin berada dalam kondisi sosial-ekonomi lebih sulit, seperti pengangguran atau kesehatan kurang baik. Faktor-faktor ini bisa berkontribusi pada penurunan jumlah anak yang dimiliki.
"Wanita yang tinggal dengan ibu mana pun dalam rumah tangga mungkin menghadapi tahap kehidupan yang sulit dan rumit (misalnya, kesehatan yang buruk, pengangguran, dan lainnya), yang mencegah mereka untuk memiliki lebih banyak anak," tulis peneliti.
Meskipun penelitian ini menunjukkan hubungan antara tinggal dengan orang tua dan jumlah anak yang lebih sedikit, para peneliti menekankan bahwa hasil tersebut hanya menunjukkan korelasi, bukan hubungan sebab-akibat.
Artinya, tidak serta-merta tinggal dengan mertua atau ibu kandung menyebabkan penurunan kesuburan. Namun tapi ada faktor lain yang mungkin ikut berperan.
Studi ini memberikan wawasan baru tentang dinamika keluarga dan bagaimana faktor lingkungan dalam rumah tangga dapat memengaruhi kesuburan. Untuk memahami mekanisme di balik temuan ini, penelitian lanjutan masih diperlukan.
Hanya saja, bagi pasangan yang berencana memiliki anak, mempertimbangkan lingkungan tempat tinggal dan dinamika keluarga bisa menjadi faktor penting dalam perencanaan keluarga Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)