Waspada, Bahan Kimia dalam Plastik Berisiko Kanker Payudara

3 months ago 51

Berbagai pemanfaatan plastik dalam segala kebutuhan memang perlu diwaspadai pemakaiannya ya, Bunda. Sebab, bahan kimia dalam plastik berisiko kanker payudara.

Diketahui, ada lebih dari 400 bahan kimia dalam produk plastik yang dikaitkan dengan kanker payudara, seperti ditemukan dalam sebuah studi. Dan, paparan terhadap senyawa beracun ini, yang ditemukan dalam barang sehari-hari, dapat meningkatkan risiko kanker pada perempuan muda.

Banyak bahan kimia beracun – seperti PFAS, ftalat, paraben, dan amina aromatik yang ditambahkan ke kemasan makanan, produk perawatan pribadi, dan plastik sekali pakai, sehingga paparan hampir ada di mana-mana.

Meskipun temuan makalah tersebut menyoroti kurangnya regulasi plastik yang, hal itu juga sangat mengarah pada solusi regulasi, kata Ruthann Rudel, salah satu penulis di The Silent Spring Institute.

“Produksi plastik adalah area yang sekarang kita ketahui memiliki sekumpulan bahan kimia yang sangat mengkhawatirkan bagi masalah payudara. Dan, sekarang kita dapat menargetkannya dengan lebih efektif dengan melakukan regulasi,” kata Rudel.

Mewaspadai bahan kimia dalam plastik

Plastik adalah bahan yang sangat beracun yang dapat mengandung lebih dari 16.000 bahan kimia, banyak di antaranya diketahui berbahaya bagi kesehatan manusia atau lingkungan, dan banyak lainnya yang tidak memiliki profil toksikologi publik.

Makalah ini menindaklanjuti penelitian Silent Spring baru-baru ini yang mengidentifikasi lebih dari 900 bahan kimia dalam penggunaan komersial yang terkait dengan kanker payudara. Tim Rudel memeriksa silang kelompok tersebut dengan basis data bahan kimia plastik, dan menemukan 414 kecocokan.

Penulis studi mencatat bahwa perempuan dua kali lebih mungkin didiagnosis kanker sebelum usia 50 tahun dibandingkan pria. Dan, kanker payudara merupakan salah satu faktor utama tingginya angka tersebut. Serta, paparan bahan kimia plastik mungkin merupakan bagian penting dari teka-teki tersebut seperti dikutip dari laman The Guardian.

Bahan kimia yang diidentifikasi dapat menyebabkan tumor payudara pada penelitian hewan, memengaruhi sintesis hormon, bersifat genotoksis, atau menunjukkan beberapa kombinasi dari setiap jalur menuju kanker payudara.

Ftalat ditambahkan ke plastik untuk mencegah bahan tersebut menjadi getas, sementara PFAS ditambahkan untuk mencegah lengket, atau untuk membentuk penghalang bagi isi yang sensitif dalam suatu kemasan. Rudel mengatakan bahwa ia sangat khawatir tentang amina aromatik, yang sering digunakan sebagai pewarna, karena ada di mana-mana, dan sedikit data toksikologi tentang golongan bahan kimia tersebut menunjukkan karsinogenisitas yang tinggi

Dunia juga perlu mengurangi produksi plastik, kata Rudel, seraya menambahkan bahwa perjanjian plastik yang didukung PBB dapat menjadi alat yang efektif. Namun, proses tersebut telah disabotase oleh keengganan negara-negara penghasil minyak bumi seperti AS.

Pada tingkat individu, Bunda dapat mengambil beberapa langkah untuk melindungi diri sendiri. Menjaga pola dan cara makan merupakan cara paling mudah. Bunda dapat menghindari plastik dalam peralatan dapur dan kemasan makanan dapat secara signifikan mengurangi paparan.

Bahan kimia dan risiko kanker

Melansir CNN, hampir 200 bahan kimia yang terkait dengan kanker payudara digunakan dalam pembuatan kemasan makanan dan peralatan makan plastik, dan lusinan karsinogen tersebut dapat berpindah ke dalam tubuh manusia, demikian temuan sebuah studi baru.

“Ada bukti kuat bahwa 76 karsinogen payudara yang diketahui atau potensial dari bahan kontak makanan yang baru-baru ini dibeli di seluruh dunia dapat ditemukan pada manusia,” kata rekan penulis studi Jane Muncke, direktur pelaksana dan kepala staf ilmiah di Food Packaging Forum, sebuah yayasan nirlaba yang berpusat di Zurich, Swiss, yang berfokus pada komunikasi dan penelitian sains.

“Menyingkirkan karsinogen yang diketahui atau diduga ini dalam persediaan makanan merupakan peluang besar untuk pencegahan kanker,” kata Muncke.

Dari bahan kimia yang baru-baru ini terdeteksi dalam kemasan makanan, 40 di antaranya telah diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya oleh badan pengawas di seluruh dunia, menurut studi tersebut.

"Banyak dari bahan kimia ini telah diklasifikasikan sebagai bahaya kesehatan manusia, tetapi masih diperbolehkan untuk digunakan dalam bahan yang bersentuhan dengan makanan, sehingga memungkinkan bahan kimia tersebut berpindah ke makanan yang kita makan," kata Jenny Kay, seorang ilmuwan peneliti di Silent Spring Institute, sebuah organisasi penelitian ilmiah yang berfokus pada hubungan antara bahan kimia, kesehatan perempuan, dan kanker payudara. Dia tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Angka kanker payudara dini pada perempuan di bawah usia 50 tahun meningkat, dan para ahli mengatakan tren tersebut tidak dapat dijelaskan hanya oleh faktor genetika.

"Angka kanker usus besar juga meningkat pada orang yang lebih muda," kata Dr. Len Lichtenfeld, mantan wakil kepala staf medis untuk The American Cancer Society yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Pada 2007, Silent Spring menerbitkan daftar 216 bahan kimia yang dapat menyebabkan tumor payudara pada hewan pengerat, sebuah metode utama untuk menentukan toksisitas, menurut para ahli.

Pembaruan pada Januari 2024 pada daftar tersebut menemukan 921 bahan kimia yang mungkin bersifat karsinogenik, termasuk 642 bahan kimia yang dapat merangsang produksi estrogen atau progesteron, faktor risiko lain yang diketahui untuk kanker payudara.

"Fakta bahwa begitu banyak breast carsinogens potensial terdapat dalam kemasan makanan dan dapat berpindah ke makanan kita hanyalah salah satu contoh dari berapa banyak bahan kimia yang tanpa disadari kita terpapar setiap hari," kata Kay, yang turut menulis pembaruan studi tahun 2024 yang diterbitkan dalam Environmental Health Perspectives.

"Banyak breast carsinogens juga merupakan pengganggu hormon, dan banyak bahan kimia dalam daftar kami juga dapat merusak DNA," katanya.

Karsinogen dalam plastik, kertas, dan kardus

Studi baru, yang diterbitkan dalam the journal Frontiers in Toxicology, membandingkan basis data karsinogen yang diketahui untuk kanker payudara milik Silent Springs dengan  the Database on Food Contact Chemicals Monitored in Humans, atau FCChumon.

FCChumon, yang dibuat oleh the Food Packaging Forum, adalah daftar bahan kimia kontak makanan yang telah terdeteksi dalam ASI, darah, urine, dan jaringan manusia.

“Studi baru ini mengambil daftar breast carsinogens potensial kami dan membandingkannya dengan daftar bahan kimia yang telah ditemukan dalam bahan kontak makanan untuk mengetahui breast carsinogens potensial mana yang dapat masuk ke dalam pola makan orang-orang,” kata Kay. “Itu cara yang bagus untuk memprioritaskan bahan kimia untuk tindakan pengaturan.”

Hasil studi menunjukkan bahwa 'forever chemicals' ditemukan dalam pestisida yang digunakan pada makanan, di rumah, dan pada hewan peliharaan.

Studi tersebut menemukan bahan kimia seperti benzena, karsinogen yang diketahui terkait dengan kanker payudara pada hewan dan manusia. Terdapat penemuan terhadap 4,4'-Methylenebis-(2-Chloroaniline), karsinogen yang mungkin terkait dengan kanker kandung kemih, 2,4-Toluenediamine, yang ditemukan menyebabkan kanker payudara dan kanker lainnya pada hewan, dan 3,3'-Dimethylbenzidine dan o-Toluidine, yang merupakan pewarna yang digunakan untuk mewarnai plastik dan kertas.

“Pewarna dapat digunakan dalam plastik, kertas, kardus, dan sejenisnya dan dapat memiliki beberapa sifat yang cukup beracun,” kata Kay. “Plastik bukan satu-satunya penyebabnya.”

Faktanya, meskipun studi tersebut menemukan sebagian besar paparan karsinogen berasal dari plastik yang digunakan dalam kemasan makanan, 89 karsinogen yang diduga ditemukan dalam wadah kertas dan kardus.

“Kertas memiliki bahan tambahan seperti pengemulsi dan perekat, misalnya jika kertas direkatkan, atau ada lapisan plastik yang direkatkan pada kertas,” kata Muncke.

PFAS, phthalates, dan  bahan kimia mengkhawatirkan lainnya digunakan untuk membuat plastik menjadi lunak dan fleksibel serta untuk memproduksi wadah makanan anti-minyak. 

Sejumlah bahan kimia yang ditemukan dalam penelitian tersebut adalah bisfenol, ftalat, atau zat perfluoroalkil dan polifluoroalkil, yang dikenal sebagai PFAS yakni bahan kimia mengkhawatirkan yang telah dikaitkan dengan banyak masalah kesehatan.

Menurut laporan dari The National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, zat kimia dalam keluarga PFAS dikaitkan dengan kolesterol tinggi, kanker, dan berbagai penyakit kronis serta respons antibodi yang terbatas terhadap vaksin pada orang dewasa dan anak-anak.

Phthalates telah dikaitkan dengan obesitas pada anak-anak, asma, masalah kardiovaskular, kanker, dan kematian dini pada orang berusia 55 hingga 64 tahun.

Bisphenol A, atau BPA, adalah pengganggu endokrin yang telah dikaitkan dengan kelainan janin, berat badan lahir rendah, serta gangguan otak dan perilaku pada bayi dan anak-anak. Pada orang dewasa, zat kimia tersebut telah dikaitkan dengan perkembangan diabetes, penyakit jantung, disfungsi ereksi, kanker, dan risiko kematian dini 49% lebih tinggi dalam 10 tahun.

Cara mengurangi paparan bahan kimia berbahaya

Meskipun badan-badan regulasi harus membuat perubahan menyeluruh untuk melindungi pasokan makanan, ada beberapa langkah yang dapat diambil konsumen untuk mengurangi risiko bahan kimia beracun dan karsinogen.

1. Hindari makan makanan yang dibakar seperti daging sapi, ikan, atau unggas karena akan menghasilkan bahan kimia yang merusak DNA saat dipanggang pada suhu tinggi atau di atas api terbuka. Gunakan kipas ventilasi saat Bunda memasak.

2. Polutan seperti polychlorinated biphenyls, atau PCB, terakumulasi dalam lemak. Jadi, singkirkan lemak dan kulit dari daging dan ikan sebelum dimasak dan tiriskan semua yang terbentuk selama persiapan makanan.

3. Hindari makanan laut yang mengandung merkuri.

4. Meskipun banyak makanan kaleng dan karton sudah tergolong bebas dari BPA, beberapa masih menggunakan bahan kimia di lapisannya. Penggantinya termasuk resin akrilik dan poliester serta resin polivinil klorida, atau PVC.

5. Pilih produk organik, daging, dan susu daripada yang konvensional jika memungkinkan, meskipun logam berat mungkin masih ada, makanan organik terpapar lebih sedikit pestisida.

6. Terakhir, buang wadah plastik. Sebaliknya, simpan dan panaskan semua makanan dalam microwave dalam wadah kaca daripada plastik, jangan gunakan wajan antilengket untuk memasak dan ganti semua botol plastik dan pembuat kopi dengan wadah kaca atau baja tahan karat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online