Overstimulasi adalah rangsangan berlebihan pada satu atau lebih dari lima indra yang dimiliki tubuh, Bunda. Kondisi ini umumnya akan membuat anak merasa cemas, tidak nyaman, dan ketakutan.
Melansir dari laman Parents, setiap anak bisa mengalami rangsangan yang berlebihan. Namun, beberapa anak dengan kondisi tertentu seperti autisme, kecemasan, maupun diagnosa lainnya, lebih rentan mengalami hal ini.
Selain itu, overstimulasi bisa juga terjadi karena berbagai faktor. Misalnya saja kurang tidur atau melewatkan waktu makan.
"Seorang anak mungkin bisa berada di taman yang ramai pada satu kesempatan, tapi di waktu lain merasa overstimulasi. Misalnya saat kurang tidur atau melewatkan jam makan," ujar analis perilaku, Kerri Milyko, PhD, BCBA-D, LBA (NV), dikutip laman yang sama.
Usia bayi sering overstimulasi
Stimulasi yang berlebihan terjadi ketika bayi atau anak-anak mengalami lebih banyak rangsangan daripada yang bisa mereka terima. Tidak hanya itu, kondisi ini paling sering terjadi pada bayi usia dua sampai empat minggu.
"Paling sering terjadi pada usia sekitar dua minggu dan tiga minggu sampai empat bulan," tutur De. Kevin Kathrotia, seorang neonatologis dan dokter anak, menilik dari laman Healthline.
Lantas, seperti apa tanda-tanda bayi yang mengalami overstimulasi?
Tanda bayi overstimulasi
Ketika bayi mengalami overstimulasi, akan ada beberapa tanda yang terlihat. Berikut ini deretan yang perlu Bunda perhatikan, menilik dari laman Healthline:
- Bayi menangis lebih keras dari biasanya
- Bayi menarik diri dari sentuhan Bunda atau memalingkan wajahnya
- Bayi selalu ingin digendong
- Bayi ingin menyusu lebih sering
- Bayi sangat rewel dan mudah tersinggung
- Bayi mengepalkan tangan atau melambaikan tangan dan kakinya
- Bayi merasa takut
- Bayi mudah marah atau tantrum
- Bayi bergerak dengan tersentak-sentak
- Bayi terlihat sangat lelah
- Bayi sering mengisap tangan atau mengepalkan tangan
Sementara itu, anak yang lebih besar atau balita akan memperlihatkan tanda-tanda overstimulasi yang sedikit berbeda. Berikut ini ulasannya;
- Menangis tanpa bisa menjelaskan apa masalahnya
- Melemparkan diri ke tanah karena marah
- Menolak untuk mendengarkan Bunda
- Selalu bersikap agresif
- Bertindak tidak senonoh
Cara mengatasi bayi overstimulasi
Ilustrasi Bayi Overstimulasi/Foto: iStock
Ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi overstimulasi pada bayi. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:
1. Hindari situasi penyebab overstimulasi
Ketika Bunda menyadari bayi mengalami overstimulasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah lingkungan ke tempat yang lebih tenang dan gelap. Tempat ini bisa berupa kamar bayi atau ruangan yang gelap.
Pastikan ruangan tetap tenang dan teruslah berbicara pada Si Kecil dengan suara yang lembut. Jika memungkinkan, hindari juga warna-warna cerah yang bisa merangsangnya.
2. Bedong bayi
Bunda bisa mempertimbangkan untuk membedong bayi. Bedongan ini akan memberikan tekanan yang stabil sehingga situasinya menyerupai kenyamanan pada rahim.
Meski begitu, tidak semua bayi suka dibedong, ya. Jadi, jangan paksa Si Kecil jika mereka tidak menyukainya.
3. Tenangkan dengan white noise
Bunda bisa tenangkan anak yang overstimulasi dengan memutar musik lembut atau menyalakan mesin white noise. Hindari penggunaan TV atau gadget lainnya, terutama ketika anak belum berusia dua tahun.
Demikian informasi tentang overstimulasi pada bayi, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Jangan lupa simak lagi video stimulasi agar bayi cepat duduk dan merangkak berikut ini:
(mua/rap)
Loading...