5 Alasan Banyak Orang Tua Generasi Millenial Hanya Mau Punya Satu Anak

4 hours ago 4

Jakarta -

Kini sudah semakin banyak orang tua Generasi Millenial yang memilih untuk memiliki hanya satu anak saja. Diyakini ada sejumlah faktor yang menjadi alasan di balik keputusan ini, Bunda. 

Alasan paling utama adalah faktor ekonomi dan psikologi. Kebutuhan biaya untuk mengurus anak, termasuk dari segi pendidikan, kebutuhan sehari-hari, sampai kesehatan, juga sudah semakin meningkat.

Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk juga menyiapkan kesehatan mental sebelum memutuskan untuk memiliki anak. Jika perlu, lakukan konsultasi dengan tenaga profesional terlebih dahulu.

Apa itu Generasi Millenial?

Dikutip dari laman Parents, Generasi Milenial atau Generasi Y lahir pada rentang tahun 1981 hingga 1996. Ini merupakan generasi pertama yang mengenal masa kecil dengan sedikit internet. Kondisi ini turut memainkan peran penting dalam kehidupan pribadi mereka.

Generasi ini telah terbukti sangat berorientasi pada masyarakat dan sadar lingkungan, yang merupakan sifat-sifat yang ditiru oleh anak-anak mereka.

Dalam hal mengasuh anak, generasi milenial cenderung mendorong anak-anak mereka untuk hidup sebagai diri sendiri yang sebenarnya.

"Sebagian besar orang tua generasi milenial, yang cenderung banyak diatur pada masa kecilnya, mengambil pendekatan yang lebih bebas dalam mengasuh anak. Mereka membiarkan anak-anaknya bereksplorasi dan berkreasi tanpa pengawasan yang berlebihan," ungkap Deborah Carr, PhD, profesor sosiologi dan penulis Golden Years? Social Inequalities in Later Life.

Alasan orang tua hanya ingin punya satu anak

Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab banyak orang tua Generasi Millenial hanya mau punya satu anak saja, berikut ulasannya:

1. Kurangnya dukungan dari sekitar

Sampai saat ini, dukungan sekitar untuk pengasuhan anak masih sangat minim. Terutama bagi perempuan yang bekerja. 

Jatah cuti terbatas dan jam kerja yang kurang fleksibel kerap menjadi alasan mengapa perempuan enggan untuk memiliki anak lebih dari satu. 

"Partisipasi perempuan di dalam dunia kerja sangat dibutuhkan agar ekonomi dapat tumbuh dengan kecepatan yang sehat," ujar Setu Shah, CEO dari Financial Doula.

Namun menurut Shah, tanpa cuti berbayar yang layak dan fleksibilitas dalam pengasuhan anak, banyak orang tua tidak mampu menanggung beban keuangan untuk membesarkan anak lagi.

2. Peningkatan beban mental

Berkembangnya dunia teknologi dan media sosial juga selaras dengan meningkatnya tekanan sosial. Hal itu berperan besar dalam cara orang tua menentukan gaya pengasuhan mereka.

Tanpa sadar, orang tua mengalokasikan waktu, sumber daya, dan harapan lebih banyak. Tak sedikit pula yang jadi banyak melakukan perbandingan dengan orang lain. Dalam jangka panjang, hal ini bisa mengganggu kesehatan mental orang tua. 

3. Masalah finansial

Bagi banyak Generasi Millenial, stabilitas finansial masih sulit diraih. Biaya hidup yang melambung tinggi membuat orang tua di generasi ini kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar, apalagi biaya tambahan untuk membesarkan anak.

4. Trauma masa kecil 

Adanya trauma masa kecil atau inner child juga bisa menjadi alasan banyak orang tua Generasi Millenial hanya mau punya satu anak. 

Bahkan menurut terapis trauma dan penulis Thriving After Trauma: Stories of Living and Healing, setiap orang sangat mungkin memiliki inner child. 

"Kita tumbuh dewasa dan otak pun menjadi lebih logis. Namun, itu tidak menghapus pikiran, perasaan, atau kenangan kita dari masa kanak-kanak. Sering kali seseorang tidak memiliki kapasitas untuk memproses perasaan tersebut sampai dewasa. Efeknya turut memengaruhi kita dalam membuat pilihan di masa dewasa," kata Botwin.

Mengatasi trauma masa kecil membutuhkan waktu dan upaya. Bagi sebagian orang, itu merupakan prasyarat untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri sebelum mempertimbangkan peran sebagai orang tua.

5. Masalah waktu dan prioritas

Tuntutan untuk menentukan prioritas terkadang membuat orang tua memilih untuk fokus mengurus satu anak saja. Terutama jika kedua orang tua sama-sama bekerja, sehingga sulit untuk mengurus anak lebih dari satu orang.

Tantangan saat memutuskan untuk punya satu anak saja

Membuat keputusan untuk punya satu anak saja alias anak tunggal masih diselimuti oleh banyak tantangan, salah satunya norma sosial.

Dikutip dari BBC, stereotip tentang anak tunggal akan tumbuh menjadi anak yang manja atau kesepian selalu ada. Para orang tua mengatakan bahwa mereka merasakan tekanan untuk memiliki lebih banyak anak dari semua orang, mulai dari anggota keluarga hingga orang asing. 

Meskipun keputusan untuk memiliki satu anak saat ini sudah meningkat dan bahkan menjadi lebih umum, berbagai stereotip ini terkadang membuat orang tua harus berpikir ulang. Jika Bunda masih ragu atau membutuhkan saran, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan psikolog guna mendapatkan masukan profesional.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online