Jakarta -
Setelah menyapih rasanya plong banget ya, Bunda. Nah, tapi jangan bersenang-senang dulu ya, Bunda. Sebab, sering juga lho, muncul efek samping setelah menyapih yang perlu busui ketahui.
Berjuang tiada henti menyusui selama dua tahun rasanya menjadi prestasi tersendiri bagi para Bunda menyusui. Setelah masuk fase menyapih, tentunya ingin menikmati waktu berleha-leha ya, Bunda. Sayangnya, keinginan itu kerap pupus karena para ibu sering kali mengalami gejala aneh pasca berhenti menyusui.
Hal ini seperti dialami influencer asal AS, Angela Lanter yang merasa awalnya mengalami insomnia. "Saya pertama kali menemui dokter kandungan dan meminta mereka menguji hormon saya karena saya berkeringat setiap malam," katanya.
Selain progesteron dan estrogennya yang sedikit rendah, hasil tes Lanter kembali normal. Namun, setelah beberapa minggu tidak tidur semalaman, akhirnya minum obat tidur yang dijual bebas dan bangun pukul 2 pagi dengan serangan panik pertamanya. "Itu mengerikan," kenang Lanter.
Keesokan harinya, Lanter mengunjungi dokter perawatan primernya. Dia menyebutkan gejala-gejalanya, yang juga mencakup perasaan gugup dan penurunan berat badan, dan dokternya menghubungkannya. "Ia langsung menyadari bahwa saya mengalami depresi pasca-menyapih yang tertunda karena istrinya sendiri pernah mengalaminya," kata Lanter.
Meskipun ia merasa lega mendengar bahwa gejala aneh yang dialaminya setelah berhenti menyusui berhubungan dengan kondisi medis, Lanter juga terkejut karena ia belum pernah mendengar istilah depresi pasca-menyapih sebelumnya.
Apa itu depresi pasca menyapih?
Depresi pasca menyapih adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gejala kesehatan mental yang dapat terjadi setelah ibu berhenti menyusui. Banyak gejala yang dapat muncul setelah berhenti menyusui diduga terjadi sebagai akibat dari fluktuasi hormon dan bahkan stres psikologis.
Meskipun ini merupakan area yang membutuhkan penelitian tambahan, ada beberapa penelitian tentang bagaimana berhenti menyusui dapat menyebabkan gejala seperti depresi dan kecemasan seperti dikutip dari laman Parents.
Gail Saltz, MD, seorang associate professor of psychiatry dari the New York–Presbyterian Hospital, Weill Cornell Medical College di New York City menjelaskan bahwa gejala pasca menyapih setelah berhenti menyusui dapat meliputi:
1. Peningkatan rasa mudah tersinggung
2. Rasa ingin menangis
3. Kehilangan kesenangan dalam aktivitas yang biasanya menyenangkan
4. Kelelahan
5. Kesulitan berkonsentrasi
Penyebab depresi pasca menyapih
Depresi pasca menyapih diduga disebabkan perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh saat menyusui dihentikan. Selain itu, kemungkinan juga ada hubungan psikologis, terutama jika Bunda menyapih lebih cepat dari yang Bunda inginkan.
Berikut ini cuplikan tentang apa yang terjadi pada tingkat hormonal yang dapat menyebabkan gejala aneh setelah berhenti menyusui:
1. Penurunan oksitosin: "Oksitosin, yang meningkat selama menyusui sedianya akan menurun saat penyapihan," jelas Dr. Saltz. "Karena ini adalah hormon yang mengikat dan membuat merasa senang, seseorang mungkin kehilangan perasaan senang dari oksitosin dan mengalami rasa kehilangan dan kesedihan yang lebih intens."
2. Penurunan prolaktin secara tiba-tiba: Prolaktin, yang biasanya meningkat selama menyusui dikaitkan dengan perasaan tenang. Gejala pasca-penyapihan mungkin lebih parah jika Bunda harus berhenti menyusui secara tiba-tiba, bukan secara bertahap. "Penurunan hormon ini secara tiba-tiba, saat penyapihan tiba-tiba terjadi, dapat menyebabkan perasaan buruk juga pada seseorang," tambah Dr. Saltz.
3. Penurunan estrogen: Sementara itu, estrogen umumnya tetap rendah selama menyusui dan kembali ke tingkat sebelum hamil setelah penyapihan.
4. Pergeseran kadar hormon: Bagi sebagian orang, perubahan kadar estrogen terjadi pada tingkat yang lebih lambat, yang tetap dapat memengaruhi suasana hati. "Pergeseran kadar estrogen menyebabkan suasana hati tertekan atau mudah tersinggung bagi sebagian orang," kata Dr. Saltz.
Oh iya, Bunda, efek samping menyapih juga kerap dirasakan dalam soal periode haid ya, Bunda. Beberapa ibu mungkin mulai mendapatkan haid lagi bahkan saat menyusui. Bagi yang lain, haid mereka mungkin kembali saat mereka mulai mengurangi waktu menyusui. Apa pun itu, Bunda mungkin melihat beberapa perubahan dalam siklus setelah haid kembali.
Haid yang tidak teratur adalah hal yang normal untuk sementara waktu, dan haid yang terlambat (atau bahkan tidak datang) bukanlah hal yang aneh. Tetapi, tidak perlu khawatir ya, Bunda. Haid Bunda nantinya akan menjadi lebih teratur setelah beberapa bulan.
Beberapa ibu juga menemukan bahwa haid mereka setelah disapih dan setelah kehamilan secara umum lebih intens. Mereka mungkin mengalami lebih banyak kram dan gejala PMS. Yang lain mungkin mengalami haid yang lebih teratur dan lebih sedikit gejala PMS.
Penting juga untuk diingat bahwa Bunda dapat hamil saat menyusui dan menyapih. Jika Bunda belum menggunakan metode persalinan (dan tidak siap untuk kehamilan berikutnya), pastikan untuk berbicara dengan dokter tentang pilihan alat kontrasepsi.
Efek samping unik lainnya pasca menyapih yakni tubuh mungkin memproduksi ASI untuk sementara waktu ya, Bunda. Hal ini mungkin tampak mengejutkan tetapi ketahuilah bahwa ini merupakan kondisi yang dialami pasca menyapih. Ketika Bunda sudah benar-benar menyapih, tubuh mungkin masih mengeluarkan atau memproduksi sedikit ASI.
Sebaiknya, sediakan breast pad untuk berjaga-jaga agar tidak merembes. Seiring waktu, kondisi ini perlahan menghilang dengan sendirinya. Beberapa orang mungkin masih dapat memerah ASI dengan tangan beberapa minggu setelah bayi mereka disapih dan bagi yang lain, ini bisa memakan waktu berbulan-bulan. Ingatlah bahwa tubuh setiap orang berbeda, dan akan berhenti memproduksi ASI dengan sendirinya seperti dikutip dari laman Lancastergeneralhealth.
Pentingnya dukungan saat menyusui
Terlepas dari bagaimana, kapan, atau mengapa Bunda menyapih, penting untuk bersiap menghadapi perubahan suasana hati ini dan mengetahui bahwa Bunda tidak sendirian. Jika Bunda mengalami perasaan yang memengaruhi kualitas hidup Bunda selama lebih dari beberapa minggu, atau merasa sedih, putus asa, atau tertekan, hubungi segera dokter dan carilah bantuan.
Meskipun depresi dapat hilang setelah hormon Bunda kembali normal, depresi pasca menyapih dapat menjadi serius lho, Bunda. Jadi, sebaiknya tidak menganggap remeh gangguan tersebut ya, Bunda. Dengan mencari bantuan profesional perawatan kesehatan, mereka nantinya dapat membantu Bunda mengelola kesehatan mental sehingga Bunda dapat merasa seperti diri sendiri lagi.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)