6 Jenis dan Fungsi Hormon Reproduksi pada Pria dan Perempuan

1 day ago 11

Jakarta -

Hormon reproduksi berperan penting dalam sistem reproduksi, baik pada pria maupun perempuan. Pada pria dan perempuan, hormon reproduksi ini banyak jenisnya. Ayah dan Bunda juga dapat melihat tanda-tanda ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh.

Melansir laman Endocrine, hormon reproduksi utama estrogen, testosteron, dan progesteron berperan penting dalam seksualitas dan kesuburan. Hormon-hormon ini bertanggung jawab atas kehamilan, pubertas, menstruasi, menopause, hasrat seksual, produksi sperma, dan masih banyak banyak lagi. 

Apa itu hormon reproduksi?

Hormon adalah pembawa pesan kimiawi yang memengaruhi dan mengatur ratusan proses tubuh. Dilansir Cleveland Clinic, sering kali, proses tubuh melibatkan reaksi berantai dari beberapa hormon yang berbeda.

Sedangkan hormon reproduksi adalah zat kimia yang diproduksi kelenjar endokrin dan organ reproduksi. Pada pria dan perempuan, hormon reproduksi bekerja secara berbeda namun saling terkait untuk memastikan sistem reproduksi berfungsi dengan baik.

Hormon-hormon reproduksi diproduksi di ovarium (pada perempuan) dan testis (pada pria). Kelenjar pituitari memproduksi, menyimpan, dan merangsang hormon reproduksi lainnya.

6 Macam hormon reproduksi pada pria dan perempuan

Ada berbagai macam hormon reproduksi. Berikut enam jenis hormon reproduksi beserta fungsinya:

1. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH)

Gonadotropin releasing hormone (GnRH) adalah hormon yang berperan penting dalam regulasi siklus seksual. Perannya sangat penting untuk kesehatan reproduksi. 

Pada perempuan, GnRH memicu produksi luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH) oleh kelenjar pituitari.  LH dan FSH, yang pada gilirannya memicu ovulasi dan produksi estrogen dan progesteron. Pada pria, GnRH memicu produksi testosterone oleh kelenjar testis.

Kadar GnRH yang tidak normal dapat memengaruhi produksi LH dan FSH, yang menyebabkan masalah pada kesuburan.

2. Follicle stimulating hormone (FSH)

Follicle-stimulating hormone (FSH) atau hormon perangsang folikel merupakan hormon yang berperan dalam perkembangan dan reproduksi seksual. Hormon ini dibuat dan dilepaskan kelenjar pituitari, hormon yang satu ini akan memengaruhi fungsi dari ovarium dan testis. 

Pada perempuan, FSH merangsang pertumbuhan folikel di ovarium, sementara pada pria, FSH membantu produksi sperma di testis.

3. Luteinizing hormone (LH)

Luteinizing hormone (LH) atau hormon lutenisasi merupakan hormon yang dapat merangsang proses dalam tubuh Bunda dan Ayah yang bermanfaat bagi kesehatan, perkembangan, dan reproduksi seksual.

Pada perempuan, LH memicu ovulasi dan pembentukan korpus luteum, sedangkan pada pria, LH merangsang produksi testosteron di testis.

4. Hormon testosteron

Testosteron adalah hormon seks utama pada pria yang diproduksi di testis. Hormon ini bertanggung jawab atas perkembangan karakteristik seksual pria, seperti suara yang dalam, pertumbuhan rambut, dan produksi sperma.

Meskipun hormon ini lebih banyak pada pria, testosteron juga penting pada perempuan. Pada perempuan, testosteron diproduksi dalam jumlah kecil oleh ovarium dan kelenjar adrenal. 

5. Hormon estrogen

Estrogen adalah hormon seks utama pada perempuan yang diproduksi di ovarium. Meskipun diproduksi terutama oleh ovarium, estrogen juga diproduksi oleh kelenjar adrenal dan jaringan adiposa (lemak).

Peran hormon estrogen antara lain dalam perkembangan payudara, siklus menstruasi, dan menjaga kesehatan tulang. Pada pria, estrogen diproduksi dalam jumlah kecil dan membantu menjaga kesehatan tulang serta fungsi seksual.

6. Hormon progesteron

Progesteron diproduksi di ovarium dan plasenta selama kehamilan. Hormon ini berperan dalam mempersiapkan rahim untuk kehamilan dan menjaga kehamilan. Pada pria, progesteron diproduksi dalam jumlah kecil oleh kelenjar adrenal.

10 Tanda hormon dalam tubuh tidak seimbang

Ayah dan Bunda perlu mengenali tanda-tanda awal hormon dalam tubuh tidak seimbang. Alasannya karena ini menjadi kunci mengatasi masalah kesuburan. Setelah mengenali tanda-tanda, Bunda dan Ayah dapat segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dengan lebih detail, termasuk dalam penanganannya.

1. Siklus haid tidak teratur

Bunda perlu mewaspadai jika siklus haid tidak teratur karena ini menjadi salah satu tanda hormon estrogen dan progesteron yang tidak seimbang.  Siklus haid yang tidak teratur itu seperti telat haid, siklus haid yang sangat panjang atau pendek, pendarahan hebat, atau bercak di antara periode haid.

2. Jerawat berlebihan

Bunda perlu waspada jika jerawat terus tumbuh, terutama di garis sekitar rahang karena itu dapat menjadi tanda hormon tidak seimbang. Tanda lainnya adalah perubahan kulit, di mana kulit menjadi kering dan berminyak berlebihan.

Perubahan kulit karena ketidakseimbangan hormon sering dialami pengidap PCOS. Hal itu terjadi lantaran produksi hormon androgen yang berlebihan.

3. Perubahan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya

Kenaikan atau penurunan berat badan tiba-tiba bisa menjadi tanda hormon yang tidak seimbang.  Metabolisme yang memengaruhi berat badan dapat dipengaruhi hormon seperti insulin, kortisol, dan hormon tiroid. Ketidakseimbangan hormon-hormon itu dapat mengganggu proses metabolisme, yang memengaruhi kesuburan. 

Penelitian yang dipublikasikan dalam Obesity Reviews tahun 2019 menemukan bahwa hormon yang tidak seimbang dapat berkontribusi secara signifikan terhadap perubahan berat badan, terutama pada perempuan dengan PCOS.

4. Lelah berkepanjangan

Kelelahan yang terus-menerus bahkan setelah cukup istirahat bisa menjadi tanda hormon tidak seimbang. Kelelahan berkepanjangan dapat disebabkan kadar hormon tiroid yang rendah atau kelelahan adrenal, yang keduanya terkait dengan masalah kesehatan reproduksi.

5. Perubahan suasana hati dan kecemasan

Bunda sebaiknya waspada jika mengalami perubahan suasana hati yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya serta kecemasan yang meningkat. Kedua kondisi tersebut dapat menjadi tanda hormon yang tidak seimbang.

Fluktuasi hormon estrogen dan progesteron dapat dapat memengaruhi kesehatan mental dan stabilitas emosional. Sebuah studi dalam jurnal Psychoneuroendocrinology tahun 2020 menekankan dampak fluktuasi estrogen pada gangguan suasana hati, terutama pada periode pra-menstruasi dan pasca persalinan.

6. Rambut menipis di kepala atau pertumbuhan rambut berlebihan di wajah dan tubuh

Rambut yang menipis di kulit kepala atau pertumbuhan rambut berlebihan di wajah dan tubuh bisa menjadi tanda hormon yang tidak seimbang. 

Penelitian yang dipublikasikan dalam Clinical Endocrinology tahun 2019 menemukan bahwa hiperandrogenisme (hormon androgen yang berlebih) dapat berkontribusi terhadap hirsutisme (pertumbuhan rambut berlebihan) dan alopecia (kerontokan rambut) pada perempuan dengan ketidakseimbangan hormon.

7. Gangguan tidur

Gangguan tidur juga termasuk tanda hormon yang tidak seimbang. Hormon seperti melatonin dan kortisol yang tidak seimbang dapat menyebabkan insomnia atau tidur tidak nyenyak.

Penurunan gairah seksual bisa disebabkan rendahnya kadar testosteron pada pria atau estrogen pada perempuan.

9. Hot flashes

Hot flashes atau sensasi panas mendadak sering dialami perempuan menopause akibat penurunan kadar estrogen.

10. Gangguan kesuburan

Kesulitan hamil atau masalah kesuburan sering kali berhubungan dengan tidak seimbangnya hormon FSH, LH, atau progesteron.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online