Jakarta -
Tahukah Bunda? Keringat menjadi bagian penting dari sistem pendinginan dan mencegah tubuh kepanasan. Banyak hal yang dapat membuat Bunda berkeringat, seperti cuaca panas, olahraga, makanan pedas atau bahkan ketika demam.
Keringat adalah cairan tidak berbau yang dikeluarkan oleh kelenjar ekrin. Fungsinya untuk membantu mengatur suhu tubuh. Keringat mengalir dari kelenjar melalui saluran yang disebut duktus hingga mencapai permukaan kulit.
Setelah meninggalkan duktus, keringat berubah dari cair menjadi gas dan menghilang dari kulit (menguap) untuk mendinginkan tubuh.
Namun, beberapa orang mungkin mengalami keringat berlebih tanpa penyebab yang disebut primary focal hyperhidrosis atau hiperhidrosis fokal primer.
Kondisi itu terjadi ketika keringat berlebih tidak dipicu oleh peningkatan suhu atau aktivitas fisik. Orang dengan kondisi ini juga mungkin lebih banyak berkeringat saat cuaca panas dibandingkan yang lain.
Penyebab berkeringat tapi tidak beraktivitas
Dikutip dari laman healthline, hiperhidrosis primer dapat menyebabkan keringat di satu atau beberapa area, seperti ketiak, daerah selangkangan, telapak tangan, telapak kaki, dan di bawah payudara.
Kondisi ini membuat orang berkeringat tanpa alasan sama sekali. Hal ini terjadi karena saraf yang terlalu aktif membuat kelenjar keringat bekerja, meskipun Bunda tidak membutuhkan pendinginan.
Hiperhidrosis primer biasanya dimulai sekitar masa pubertas dan tampaknya terjadi pada beberapa keluarga, jadi mungkin ada hubungan genetiknya, Bunda.
Gejala hiperhidrosis
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, gejala utama hiperhidrosis tentunya adalah berkeringat. Namun, saat berkeringat, mungkin Bunda akan merasakan beberapa hal lainnya meliputi:
- Basah di kulit
- Pakaian lembap
- Keringat yang terus menetes dari pipi atau dahi
Seiring berjalannya waktu, hiperhidrosis dapat menimbulkan beberapa gejala lainnya seperti berikut ini:
- Gatal dan peradangan saat keringat mengiritasi kulit
- Bau badan, yang terjadi ketika bakteri pada kulit bercampur dengan partikel keringat
- Kulit kaki pecah-pecah atau terkelupas
Perlu diketahui bahwa gejala hiperhidrosis dapat bervariasi tingkat keparahannya. Mungkin Bunda mengalami gejala ringan yang datang dan pergi, atau gejala konstan yang memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Hiperhidrosis juga dapat berdampak secara emosional pada kehidupan. Banyak orang dengan kondisi ini merasa malu saat berkeringat atau mereka mungkin menghindar dari orang-orang sekitarnya.
Cara mengatasi keringat berlebih atau hiperhidrosis
Perawatan untuk hiperhidrosis juga berbeda berdasarkan bagian tubuh yang terkena, tingkat keparahan diagnosis, dan pilihan perawatan yang sesuai. Dokter kulit mungkin dapat membantu Bunda dengan kondisi ini untuk memilih perawatan terbaik.
Namun, Bunda juga dapat mengelola gejala hiperhidrosis dengan mengikuti beberapa perawatan kulit sederhana yang dapat dilakukan di rumah. Berikut di antaranya:
- Menggunakan antiperspiran dan deodoran. Antiperspiran bekerja dengan menutupi kelenjar keringat sehingga tubuh berhenti memproduksi keringat.
- Lebih sering membersihkan badan. Mengubah rutinitas, seperti mandi lebih sering, dapat memperbaiki gejala ringan.
- Mengenakan pakaian yang menyerap keringat, seperti katun. Hal ini dapat membantu Bunda merasa lebih nyaman. Hindari kain campuran dan poliester, yang dapat memerangkap panas dan membuat Bunda lebih banyak berkeringat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/fir)