Hamil tak menghalangi perempuan untuk vaksinasi. Ada beberapa vaksin yang direkomendasikan dilakukan sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Vaksinasi ini sebagai salah satu cara untuk melindungi ibu hamil dan bayinya dari berbagai penyakit bahaya.
Namun, penting untuk mendiskusikan hal tersebut dengan dokter kandungan, mengenai kebutuhan dan kaitannya dengan kesehatan selama kehamilan. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini!
Pentingnya vaksinasi
Banyak penyakit berbahaya di luar sana. Bunda perlu melindungi diri baik sebelum hamil, selama, maupun setelah hamil. Ibu hamil harus divaksinasi terhadap batuk rejan, flu, COVID-19, dan virus MMR.
Laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menuliskan, perempuan juga penting menyimpan catatan vaksinasi yang akurat. Informasi perawatan kesehatan prakonsepsi dan prenatal dapat membantu menentukan vaksinasi mana yang diperlukan sebelum dan selama kehamilan.
Bahkan sebelum hamil, pastikan Bunda telah mendapatkan semua vaksin terkini. Memperoleh vaksin terkini akan membantu melindungi Bunda dan anak dari penyakit serius yang dapat dicegah. Misalnya, rubella adalah penyakit menular yang dapat berbahaya jika tertular saat hamil. Penyakit ini dapat menyebabkan keguguran atau cacat lahir serius.
Rekomendasi vaksin untuk bunda sebelum & saat hamil, hingga pasca melahirkan
Berdasarkan rekomendasi World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ada beberapa vaksin yang dianjurkan diberikan sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Berikut beberapa vaksin yang penting bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan dirinya dan janinnya.
Vaksin sebelum kehamilan
Simak ulasannya berikut ini:
1. Vaksin rubella dengan vaksin MMR
Vaksin MMR (campak-gondongan-rubella) sangat penting diberikan sebelum kehamilan. Ini karena infeksi rubella dapat menyebabkan cacat lahir serius seperti sindrom rubella kongenital.
Vaksin ini tidak dianjurkan diberikan selama kehamilan karena menggunakan virus hidup yang dilemahkan. Namun, jika belum pernah divaksinasi, Bunda membutuhkan sebelum hamil. Tapi jika Bunda sedang hamil maka harus mendapatkannya setelah melahirkan.
Pastikan Bunda menjalani tes darah sebelum hamil untuk mengetahui apakah kebal terhadap penyakit tersebut. Sebagian besar perempuan divaksinasi dengan vaksin MMR saat masih anak-anak, tetapi pastikan dengan dokter atau profesional perawatan kesehatan lainnya.
Sebagai tindakan pencegahan, sebaiknya hindari kehamilan hingga satu bulan setelah menerima vaksin MMR dan kekebalan dipastikan melalui tes darah.
2. Vaksin varicella
Vaksin varicella disarankan diberikan sebelum hamil. Infeksi cacar air pada ibu hamil juga dapat menyebabkan komplikasi berat bagi janin, seperti sindrom varicella kongenital. Infeksi varicella selama kehamilan meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat fisik.
Vaksin ini tidak dianjurkan selama kehamilan, namun aman diberikan setelah melahirkan jika ibu belum pernah mendapatkan vaksinasi sebelumnya.
3. Vaksin Hepatitis B
Vaksin hepatitis B direkomendasikan sebelum kehamilan, tetapi juga bisa diberikan selama kehamilan jika diperlukan. Infeksi hepatitis B pada ibu hamil dapat ditularkan ke bayi saat persalinan.
Kementerian Kesehatan RI mengimbau agar perempuan yang merencanakan kehamilan mendapatkan vaksinasi Hepatitis B, terutama jika berisiko tinggi terkena hepatitis B.
Berdasarkan WHO, pencegahan hepatitis B penting untuk mencegah komplikasi kesehatan pada ibu dan bayi, seperti sirosis hati dan kanker hati.
4. Vaksin HPV (Human Papillomavirus)
Umumnya vaksin HPV diberikan sebelum kehamilan untuk melindungi dari kanker serviks yang disebabkan infeksi HPV. Vaksin ini tidak dianjurkan diberikan selama kehamilan, namun perempuan usia produktif penting mendapatkan vaksin sebelum hamil. WHO menyarankan vaksinasi HPV untuk perempuan hingga usia 26 tahun.
Vaksin selama kehamilan
Simak ulasan selanjutnya berikut ini
1. Vaksin Tetanus, Difteri, dan Pertusis (Tdap)
Batuk rejan, yang dikenal sebagai pertusis, dapat menjadi masalah serius pada siapa saja, tetapi bagi bayi yang baru lahir, penyakit ini dapat mengancam jiwa.
Sekitar 7 dari 10 kematian akibat batuk rejan terjadi pada bayi yang berusia di bawah dua bulan. Bayi-bayi ini terlalu muda untuk menerima vaksin batuk rejan. Semakin muda usia bayi saat terkena batuk rejan, semakin besar kemungkinan mereka perlu dirawat di rumah sakit.
Mungkin sulit untuk mengetahui apakah bayi menderita batuk rejan karena banyak bayi yang menderita penyakit ini tidak batuk sama sekali. Sebaliknya, batuk rejan dapat menyebabkan bayi berhenti bernapas dan membiru.
Vaksin Tdap penting untuk diberikan selama trimester ketiga kehamilan. CDC merekomendasikan untuk mendapatkan vaksin batuk rejan selama minggu ke-27 hingga ke-36 setiap kehamilan, sebaiknya pada bagian awal periode ini.
Vaksin ini melindungi ibu dan bayi dari tetanus, difteri, serta pertusis (batuk rejan). Pertusis, terutama, bisa sangat berbahaya bagi bayi baru lahir.
WHO dan Kementerian Kesehatan RI menyarankan pemberian vaksin ini pada setiap kehamilan, bahkan jika ibu sudah pernah mendapatkannya sebelumnya. Vaksin ini memberikan perlindungan langsung pada bayi melalui transfer antibodi dari ibu.
Antibodi ini akan memberikan perlindungan jangka pendek dan dini kepada bayi terhadap batuk rejan.
6. Vaksin influenza (Flu)
Ibu hamil lebih mungkin mengalami penyakit flu yang parah. Ini kemungkinan karena perubahan fungsi kekebalan tubuh, jantung, dan paru-paru selama kehamilan. Padahal, infeksi flu pada ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk kelahiran prematur.
Vaksin influenza direkomendasikan selama kehamilan, terutama pada musim flu. Selain itu, pastikan untuk menerima vaksin flu tahunan.
WHO menegaskan bahwa vaksin flu aman diberikan selama kehamilan dan memberikan perlindungan tidak hanya kepada ibu, tetapi juga bayi selama beberapa bulan setelah lahir.
7. Vaksin COVID-19
Orang hamil lebih mungkin sakit parah akibat COVID-19 dibandingkan dengan orang yang tidak hamil. Karena itu, vaksin COVID-19 sangat dianjurkan untuk ibu hamil agar melindungi dari infeksi COVID-19 yang dapat menyebabkan komplikasi serius.
WHO dan Kementerian Kesehatan RI menyarankan agar semua ibu hamil, terutama yang memiliki kondisi kesehatan berisiko tinggi, mendapatkan vaksin COVID-19.
Penelitian menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 aman diberikan pada semua trimester kehamilan. WHO menyatakan, vaksin ini tidak hanya melindungi ibu, tetapi juga memberikan perlindungan pada bayi baru lahir melalui antibodi yang ditransfer selama kehamilan.
Sebelum Bunda vaksin COVID, pastikan merk vaksin yang digunakan dapat diberikan ke ibu hamil.
Vaksin setelah kehamilan
Tenaga kesehatan mungkin merekomendasikan menerima vaksin tertentu tepat setelah melahirkan. Vaksinasi pasca persalinan akan membantu melindungi ibu dari sakit, dan dapat memberikan beberapa antibodi kepada bayi melalui ASI jika dapat menyusui.
Vaksinasi setelah kehamilan sangat penting jika ibu tidak menerima vaksin tertentu sebelum atau selama kehamilan. Namun, ibu tidak akan langsung mendapatkan antibodi pelindung jika menunda vaksinasi hingga setelah melahirkan. Hal ini karena dibutuhkan waktu sekitar dua minggu setelah vaksinasi sebelum tubuh mengembangkan antibodi.
Bayi juga akan mulai mendapatkan vaksinnya sendiri untuk melindungi diri dari penyakit serius yang diderita anak-anak.
Demikian informasi mengenai vaksin yang bisa didapat sebelum, selama, dan sesudah kehamilan. Semoga informasinya membantu mendapatkan kehamilan yang sehat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)