Anak Jadi Pekerja Muda Software Engineer Google, Ayah Bongkar Cara Mendidiknya

3 months ago 53

Jakarta -

Bunda dan Ayah sempat berpikir bahwa tidak akan ada anak-anak atau anak muda tanpa pengalaman bekerja di perusahaan sebesar Google? Pemikiran ini mungkin akan terpatahkan setelah Bunda berkenalan dengan Stanley Zhong asal Palo Alto, California.

Stanley merupakan seorang pria muda berusia 18 tahun yang mendapatkan posisi sebagai seorang insinyur perangkat lunak penuh waktu di Google. Dilansir dari laman Economic Times, sebelumnya Stanley pernah ditolak oleh lebih dari 16 perguruan tinggi termasuk Ivy League yang bergengsi.

Selama SMA, Stanley memiliki prestasi akademis yang mengesankan. Ia memiliki IPK 3,97 dan memperoleh skor Scholastic Assessment Test (SAT) 1590 dari 1600.

Banner Anak Perempuan Tidak Dekat dengan Ayah

Tidak hanya itu, Stanley pun mendirikan perusahaan start up tanda tangan elektronik miliknya sendiri yang bernama RabbitSign pada tahun keduanya berkuliah. Stanley melihat perusahaan ini memainkan peran penting seiring berkembangnya penandatanganan dokumen tradisional.

Google yang melihat kemampuan Stanley pun menawarkannya pekerjaan sebagai insinyur perangkat lunak L4. Ini adalah posisi satu tingkat di atas level awal.

Meski tawaran ini membuat banyak orang terkejut, Ayah Stanley, Nan Zhong, sama sekali tidak merasa demikian.

"Saya pernah melihatnya menulis kode sejak dia berusia 10 tahun. Dan dalam perjalanannya, dia memberi saya cukup banyak kejutan sehingga saya tidak lagi terkejut ketika dia mendapat pekerjaan di Google," kata Nan dikutip dari laman CNBC Make It.

Nan juga merupakan karyawan Google yang berposisi sebagai manajer rekayasa perangkat lunak. Ia mengatakan tidak pernah memaksa Stanley untuk melatih coding atau mendorongnya berprestasi di sekolah.

Tidak hanya itu, Nan juga membagikan beberapa informasi tentang bagaimana cara dirinya mendidik sang putra, Bunda.

Cara sang ayah mendidik Stanley Zhong

Ada beberapa hal yang ditanamkan Nan dalam mendidik sang putra sehingga bisa sukses, Bunda. Berikut ini Bubun bagikan deretannya masih menilik dari laman CNBC Make It:

1. Fasilitasi anak

Menjadi orang tua yang lepas tangan bukan berarti memutuskan hubungan dengan anak atau gagal menetapkan tanggung jawab atau aturan, Bunda. Bagi Nan, ini berarti membiarkan putranya mengeksplorasi minatnya dengan bebas.

"Jika ada yang ingin dijajaki Stanley, kami siap memberikan bantuan. Jika dia ingin menempuh jalur khusus ini, kami akan membantu menerangi jalannya," ucap Nan.

"Namun dalam hal seberapa jauh dia ingin melangkah, seberapa cepat dia ingin bergerak di jalur tersebut atau apakah dia ingin mengubah arahnya dan pergi ke jalur lain, itu sepenuhnya terserah padanya," sambungnya.

2. Bantu anak sukses dengan jujur

Ayahanda Stanley mengatakan tidak melakukan apa pun untuk memberi putranya pekerjaan di Google. Ia pun menyebut tidak pernah ikut campur dalam prosesnya.

"Saya sama sekali tidak punya cara untuk ikut campur dalam proses mereka (Google). Itu semua sangat dilindungi," jelasnya.

Sebaliknya, perjalanan Stanley ke Google dimulai pada lima tahun lalu ketika dirinya meluncurkan RabbitSign. Perusahaan ini menarik perhatian Google, namun Stanley dianggap masih terlalu muda untuk menjadi pertimbangan.

Saat Standley mendekati kelulusan SMA, ia menerima pesan dari perekrut Amazon Web Service dan teringat akan perekrut Google beberapa tahun lalu. Ternyata, Google masih ingin menerima Stanley dan melakukan proses wawancara.

"Stanley beruntung karena apa yang dia lakukan menarik perhatian Amazon AWS. Dan hal itu memberinya pekerjaan di Google," kata Han.

3. Tumbuhkan motivasi diri

Strategi yang dilakukan Nan selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh pakar pola asuh toksik, Jennifer Breheny Wallace. Ia menyebut bahwa anak-anak yang kemungkinan besar akan berhasil ketika dewasa adalah mereka yang dibesarkan menjadi seorang pejuang yang sehat.

Orang yang berusaha keras memiliki motivasi diri untuk sukses dan tidak percaya bahwa pencapaian mereka menentukan nilai mereka sebagai manusia. Bunda bisa memupuk sifat-sifat tersebut dengan membantu anak merasa bahwa mereka dihargai berdasarkan jati diri mereka, bukan karena nilai atau penghargaan yang mereka menangkan. Dengan kata lain, anak-anak perlu tahu bahwa mereka penting.

"Dengan mendukung anak saat mereka mengalami kesulitan, anda meyakinkan mereka bahwa mereka dapat bangkit kembali dari kekalahan," kata Wallace.

Saat Stanley ditolak oleh banyak sekolah, Nan mulai menganjurkan lebih banyak transparansi dari universitas dalam keputusan penerimaan mereka.

"Kami hanya berkata, 'hai, tolong beritahu kami lebih banyak. Apa yang salah? Apa yang bisa kami lakukan agar menjadi lebih baik?'. Karena saat itu, menurut saya, hal yang paling membuat frustrasi adalah orang tua merasa gagal dan anak-anak merasa tidak tahu apa-apa," ucap Nan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online