Jakarta -
Batuk berdahak pada bayi menjadi salah satu kondisi yang sering membuat orang tua khawatir, terutama ketika berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Kenali penyebab, ciri bahaya dan cara aman mengatasi batuk pada bayi.
Perlu diketahui bahwa batuk berdahak sebenarnya bisa menjadi tanda tubuh bayi sedang melawan infeksi atau iritasi, namun penting untuk memahami penyebab dan bagaimana cara menangani kondisi ini dengan tepat.
Batuk berdahak pada bayi disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu atau pilek, yang dapat menyebabkan lendir atau dahak menumpuk di saluran pernapasan.
Dikutip dari Kids Health, batuk adalah salah satu gejala penyakit anak yang paling umum. Batuk dapat menjadi salah satu refleks penting yang membantu melindungi saluran udara di tenggorokan dan dada.
Mengenal jenis batuk
Berikut beberapa jenis batuk yang dapat terjadi pada bayi dan anak-anak seperti dikutip berbagai sumber:
1. Batuk kering
"Batuk kering pada bayi pada dasarnya berarti tidak ada produksi lendir yang terlibat," ungkap Dokter Spesialis Anak di Warm Heart Pediatrics, Krupa Playforth, MD, seperti dikutip dari The Bump.
Batuk kering pada bayi dapat disebabkan oleh iritasi atau peradangan di suatu tempat di saluran napas mereka. Kondisi ini rentan menyertai timbulnya pilek atau infeksi, atau dapat mengindikasikan alergi.
Menurut Playforth, jika bayi mengalami batuk kering, mereka juga bisa alergi terhadap polutan atau mengalami asma.
2. Batuk berdahak
Batuk berdahak pada bayi berarti ada produksi lendir, yang kemudian batuk dapat membantu mengeluarkannya. Jika orang dewasa bisa mengeluarkan sekresi ini, bayi biasanya hanya menelannya.
Jenis batuk ini dapat terjadi karena peradangan yang berkelanjutan akibat iritan, seperti debu. Peradangan tersebut menyebabkan peningkatan produksi lendir saat tubuh mencoba membersihkan iritan tersebut.
Batuk berdahak pun bisa mengindikasikan infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu biasa, atau infeksi saluran pernapasan bawah, seperti pneumonia, yang bisa berkisar dari ringan hingga serius.
3. Batuk rejan
Batuk rejan (pertusis) adalah infeksi saluran napas yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Anak-anak dengan pertusis akan mengalami batuk berturut-turut tanpa bernapas di antaranya. Di akhir batuk, mereka akan menarik napas dalam-dalam yang menghasilkan suara 'whooping'.
4. Batuk dengan mengi
Jika anak mengeluarkan suara mengi saat mengeluarkan napas, ini bisa berarti bahwa saluran udara bagian bawah di paru-paru bengkak. Hal ini dapat terjadi pada asma atau infeksi virus bronkiolitis.
Mengi juga dapat terjadi jika saluran napas bagian bawah tersumbat oleh benda asing.
5. Batuk di malam hari
Banyak batuk yang memburuk di malam hari. Saat anak sedang pilek, lendir dari hidung dan sinus dapat mengalir ke tenggorokan dan memicu batuk saat tidur.
Asma juga dapat memicu batuk di malam hari karena saluran udara cenderung lebih sensitif dan mudah teriritasi di malam hari.
Penyebab batuk berdahak pada bayi
Dikutip dari Parents, saat ada sesuatu yang mengiritasi paru-paru atau tenggorokan, maka batuk akan terjadi sebagai responsnya. Beberapa alasan umum mengapa bayi batuk meliputi:
1. Penyakit tertentu
Mulai dari virus pernapasan seperti pilek, flu, hingga infeksi bakteri seperti bronkitis dan pneumonia dapat memicu batuk pada bayi.
Hal ini biasanya disebabkan oleh peningkatan lendir di tenggorokan atau paru-paru, atau terkadang karena jaringan bronkial yang meradang atau teriritasi.
2. Alergi
Kebanyakan anak tidak mengalami alergi musiman hingga usia minimal 2 tahun, tetapi bayi mungkin alergi terhadap hal lain di lingkungannya. Termasuk karena bulu hewan peliharaan, debu, jamur, dan alergen lainnya.
3. Refluks
Bayi rentan terhadap penyakit refluks gastroesofageal (GERD), yang dapat menyebabkan batuk dan tersedak karena asam lambung mengiritasi tenggorokan.
Cara mengatasi batuk berdahak pada bayi
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/staticnak1983
Jangan buru-buru memberi obat pada bayi, terlebih jika tanpa ada resep dari dokter. Berikut beberapa cara mengatasi batuk berdahak pada bayi yang bisa dilakukan di rumah:
1. Teknik uap
Uap dapat membantu memecah lendir dan meredakan batuk berdahak pada bayi. Cara sederhananya, siapkan pancuran air panas hingga kamar mandi terisi uap, lalu duduklah bersama anak di dalam selama 10 hingga 15 menit.
Bunda juga dapat humidifier di dekat tempat tidur bayi semalaman agar udara tidak cepat mengering.
2. Tetap berikan ASI
Pastikan bayi minum banyak cairan agar tetap terhidrasi. Ketika ada cukup air dalam tubuh, lendir yang dihasilkan tubuh menjadi lebih encer, sehingga lebih mudah dibersihkan dan dikeluarkan.
3. Berikan pijatan lembut
Berikan pijatan lembut dengan minyak telon di bagian dada untuk membantu meredakan gejala batuk. Hindari penggunaan balsam menthol untuk anak-anak berusia di bawah 2 tahun.
Bolehkah memberikan madu untuk menyembuhkan batuk pada bayi?
Dikutip dari Healthline, untuk bayi berusia 12 bulan atau lebih, Bunda dapat mencoba memberi mereka sedikit madu sebelum tidur atau tidur siang.
Madu dapat melapisi tenggorokan Si Kecil untuk meredakan nyeri. Satu studi dari jurnal Principles and Practice of Pediatric Infectious Diseases mengungkapkan bahwa madu berpotensi sama efektifnya dengan obat penekan batuk dekstrometorfan.
Berikan anak setengah hingga satu sendok teh madu sesuai kebutuhan. Ingat, madu tidak boleh diberikan untuk bayi berusia kurang dari 1 tahun karena risiko botulisme. Hal ini merupakan bentuk keracunan makanan yang langka.
Ciri batuk berdahak pada bayi berbahaya dan kapan perlu diperiksa dokter?
"Jika seorang anak melakukan semua aktivitas normalnya seperti bisa tidur di malam hari, makan, minum, dan bermain, biasanya batuk nanti dapat sembuh dengan sendirinya," ujar Benjamin Nelson, MD, dokter spesialis anak dari Mass General Hospital.
Namun, jika Bunda melihat salah satu dari hal berikut, sebaiknya segera bawa Si Kecil periksa ke dokter:
- Penurunan nafsu makan atau menyusu
- Tampak lemas dan tidak berenergi
- Sulit tidur di malam hari
- Demam terus-menerus
- Muntah
- Batuk yang memburuk atau batuk yang berlangsung selama lebih dari seminggu hingga 10 hari
- Batuk dengan gejala lain, seperti mengi, stridor (suara napas bernada tinggi), atau napas cepat
- Kesulitan bernapas (misalnya jika bayi mendengus atau mengembangkan lubang hidungnya setiap kali bernapas, atau jika otot dan kulit di antara tulang rusuk tertarik ke dalam dan ke luar setiap kali bernapas).
Demikian ulasan tentang batuk berdahak pada bayi, termasuk penyebab, ciri berbahaya, dan cara mengatasinya. Jangan tunda untuk konsultasi ke dokter jika Bunda khawatir tentang kondisi batuk berdahak pada bayi.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)